Langsung ke konten utama

Resensi Buku Api Tauhid : Memantik Gelora Perbaikan Diri

Judul : Api Tauhid
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Terbit : Cetakan ketujuh, Februari 2015
Tebal : 588 hlm
ISBN : 978-602-8997-95-9


        Modernisasi dalam segala segi mengubah banyak hal termasuk dalam menjalankan kehidupan beragama. Kehidupan yang jauh dari nilai Islam justru tumbuh subur di kalangan moderat. Islam menunjukkan bahwa Al Qur’an sebagai mukjizat akan menjadi jawaban atas masalah umat dari zaman nabi Muhammad hingga hari kiamat.

Api Tauhid, sebuah tulisan yang bernada kritik dan saran bagi perbaikan ummat kini yang cenderung mengikuti arus budaya barat. Membeo pada Barat berarti meninggalkan Islam secara kaffah. Padahal kemunduran cahaya Islam dimulai dari keroposnya bangunan aqidah dan akhlak kaum muslim. Fenomena ini disuguhkan penulis lewat kisah hidup para tokohnya.

Fahmi, mahasiswa S2 di Madinah menikah dengan Nuzula anak seorang kyai secara sirri. Karena suatu alasan, Nuzula meminta cerai setelah empat bulan pernikahan. Padahal mereka belum tinggal satu atap. Kyai Arselan, ayah Nuzula memaksa Fahmi untuk menjatuhkan talak. Fahmi depresi dan menghabiskan waktunya dengan iktikaf di masjid Nabawi demi mengkhatamkaan 40 kali hafalannya. Pada hari kelima belas, Fahmi kritis, ia dibawa ke rumah sakit. (hlm. 69) Saat sembuh, Fahmi rihlah ke Turki bersama Subki dan Hamza untuk menyembuhkan luka hati.

Di Turki, Fahmi berkenalan dengan Aysel yang mengalami masa lalu kelam. Tafakur Aysel akan hadirnya harapan baru membuat ia mengubah penampilan seperti Emel, sepupunya. Aysel memakai cadar dan abaya, juga rajin shalat di awal waktu. (hlm. 150) Di Turki, mereka melakukan perjalanan menyusuri sejarah hidup ulama bernama Said Nursi. Said Nursi adalah bukti keberkahan dari orangtuanya, Nuriye dan Mirza yang selalu menjaga kehalalan dalam setiap sendi kehidupan. Tapak tilas kehidupan Said Nursi dimulai dari Istanbul, Kayseri, Gaziantep, Sanliurfa, Konya, Isparta hingga Barla. Said Nursi yang dijuluki keajaiban zaman(Badiuzzaman) dikenal sebagai ulama yang cerdas telah menghafal 80 kitab.

Said Nursi gemar berpindah madrasah untuk menuntut ilmu dan berani memimpin Turki untuk melakukan perubahan dalam bidang agama. Ia juga menulis risalah Nur di dalam penjara dan pengasingan yang berpindah-pindah yang digandakan lewat murid-muridnya hingga menyebar ke seluruh Turki. Said Nursi tidak gentar melawan pemerintahan absolut yang ingin menghapus Islam dari tanah Turki. Ia mengkritik pemerintahan khalifah Utsmani yang jauh dari nilai Al Qur’an.

Ada lima pilar yang ditawarkan olehnya untuk menjawab tantangan zaman yang makin jauh dari nilai Islam. Kelima pilarnya yaitu persatuan hati, cinta bangsa, pendidikan, memaksimalkan daya upaya, hingga menghentikan pemborosan di pemerintahan.(hlm 334-336) Lima pilar ini masih relevan diberlakukan di Indonesia.

Turki menghilangkan identitas Islam dan budaya Asia yang melekat lewat bahasa, pakaian, juga agama. Turki membuat dinding pemisah untuk sains dan agama sehingga tidak bercampur. Padahal sains dan Islam tidak boleh dipisahkan, karena akan membuat kerancuan sehingga timbul sikap tak percaya bahwa Allah itu ada sebagai pencipta alam semesta dan seisinya. Kehidupan kesultanan Turki Utsmani yang jauh dari nilai Islam membuatnya tenggelam dari peradaban. Turki terpuruk dan terseret dalam kancah Perang Dunia I yang membuatnya rugi secara moril maupun materiil.

Lewat sejarah Perang Dunia I, banyak efek yang imbasnya sampai kini terasa. Seperti pembantaian di Kurdistan, pencaplokan wilayah Palestina oleh Zionis, penghapusan hukum Islam. Pelarangan aktivitas yang melibatkan agama Islam, seperti pelarangan adzan menggunakan bahasa Arab, hukum waris yang disamakan antara lelaki dan perempuan, hingga pembekuan masjid menjadi museum. Islamofobia mulai digencarkan sehingga umat Islam jauh dari ulama.

Lewat tokoh Fahmi yang hafal Al Qur’an, penulis menunjukkan keistimewaan para penghafal Al Qur’an. Fahmi mengalami keajaiban berkat kasih sayang Allah. Ada beberapa quote favorit dari Said Nursi. Ada pula doa-doa yang diwiridkan oleh Fahmi seperti doa nabi Yunus, doa mendengar pujian, dan doa masuk masjid Nabawi.

Ada kekurangan dalam novel ini. Tidak ada keterangan arti kata ghazi, darwis, pasha, dan efendi. Ada pula typo di beberapa halaman, seperti:
  • pemerintaan : pemerintahan(hlm. 347),
  • ditangan : di tangan(hlm. 348),
  • masyarat : masyarakat(hlm. 356),
  • apapun : apa pun(hlm. 388)
  • ketera : kereta(hlm. 412)
Ada pula inkonsistensi penggunaan kata ganti dalam kalimat:

Aku akan ikhtiar… Saya akan musyawarah…”(hlm. 548)
“Baiklah, aku akan coba. Saya harus menemani…”(hlm. 559)

            Label novel dewasa juga harus disematkan dalam novel ini karena ada dua interaksi Fahmi dan Nuzula sebagai pasangan halal. Karakter dalam novel ini digambarkan seperti manusia biasa dengan sifat abu-abunya. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang bersih di dunia ini. Jika ada dosa, maka bersegeralah untuk bertaubat pada-Nya.

Penulis menyisipkan ilmu fiqh seperti bahwa sepupu sebenarnya bukan mahram kecuali sepersusuan(hlm. 117), kewajiban meminta kehalalan dari orang yang digosipkan(hlm. 124), dan mahar potong kaki yang ditawarkan Emel akan menimbulkan pro dan kontra. (hlm. 553)

Ada juga guyonan yang ambigu dan saya tidak sreg. Saat Bilal berkata: “Kalau lidahmu sehat, tidak sakit, dan kau bilang tidak enak, potong leher saya.”(hlm. 510) Seseorang yang mengaku cinta Nabi seharusnya ada batasan dalam candanya. Tidak asal ucap, apalagi berujung pada pertaruhan.

Romansa cinta dalam balutan keshalihan menghadirkan keberkahan pernikahan berawal dari niat suci saat akad. Niat yang dilandasi ibadah akan membuatnya jauh dari godaan dunia. Kelezatan ilmu pun mampu menyingkirkan rasa rindu pada makhluk. Bila cahaya sudah menyinari hati, maka api tauhid akan menyala di dada para penjaga Al Qur’an. Novel ini layak dibaca bagi yang ingin meneladani kehidupan ulama besar, menggelorakan semangat Islam dan perbaikan diri sepanjang hayat.

Komentar

  1. masuk list buku yang harus berjejer di lemari koleksi di 2015

    BalasHapus
  2. Buku sudah ada di tangan, tinggal mulai baca aja :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat membaca, Ca. Ditunggu reviewnya ya. ;)

      Hapus
  3. tebel banget :D
    tapi seru baca reviewnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru, mba Nath. Sejarahnya melebur lewat dialog tokoh2nya. Jadi lebih mudah dipahami.

      Hapus
  4. Novel yg sangat menarik, mempu membawa kita kedalam sejarah peradaban Turky masa lalu. nice

    BalasHapus
  5. Alurnya bagus maju mundur , cerita nya Susah ditebak terutama tentang fahmi Dan nuzula hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com