Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] Secret Love - Rosi L. Simamora


Judul Buku : Secret Love
Pengarang : Rosi L. Simamora
Penerbit : Gramedia
Terbit : 2013
Tebal : 312 hlm.
ISBN : 978-602-03-0058-0

Blurb :

Buat Ara yang selalu ceria, Dion si cowok pinter lebih mirip arca daripada manusia. Mana ada sih manusia yang pasang ekspresi datar dalam setiap situasi? Bahkan setelah denger Ara ngasih julukan-julukan aneh buat dia, Dion cuma mengernyit kecut dua detik. Habis itu, datar lagi…

Buat Dion yang serius menghadapi segalanya, Ara si cewek tengil terasa seperti badai. Ucapan, sikap, dan tingkah Ara bikin Dion kewalahan. Segala hal sepertinya jadi dua tingkat lebih intens kalau menyangkut Ara. Tapi itu kan sebelum Dion kenal Ara lebih dekat…

Dua orang yang jelas-jelas bertolak belakang ini ternyata malah dipaksa kerja bareng oleh Kepala Sekolah. Arca ketemu badai, entah siapa bakal mundur duluan. Atau mungkin malah si badai bakal melembutkan di arca? Sementara si arca meneguhkan dan memenangkan si badai?

Resensi Buku :

            Ara dan Dion disandingkan dalam program sekolah yaitu B-M alias Belajar Mengajar. Dion mentoring Ara karena nilai Ara yang nyungsep hingga dikhawatirkan tidak tertolong lagi dan terpaksa tinggal kelas, jadi generasi veteran. Buat Ara, keputusan Kepala Sekolah memasangkannya dengan Dion serasa neraka. Karena Dion yang pendiam lebih sering bersikap kaku. Akibatnya, Ara bolos delapan kali pertemuan, bahkan tanpa memberi kabar pada Dion. Dion yang sebenarnya terpaksa ikutan B-M karena kesulitan dana untuk bayar SPP, menyanggupi Kepala Sekolah yang memintanya untuk mengajari anak sekolah yang nilainya jeblok.
           “Buat apa lo minta daftar nilai gue segala! Itu kan rahasia! Lo nggak berhak liat-liat daftar nilai gue. Sekolah nggak berhak ngasih daftar nilai gue tanpa seizin gue. Gue nggak terima. Gue…” (hlm. 58) 
          “Tenang. Ini perlu. Supaya kita bisa menyusun strategi B-M-an seefektif mungkin. Dengan begitu, kita nggak perlu B-M-an sampai satu semester penuh.”(hlm. 59)
            Dion dan Ara memiliki dua tujuan yang berbeda, tapi keduanya harus tetap tahan uji siapa yang paling betah untuk menyelesaikan misi ini. Suatu hari nenek Dion kumat pikunnya. Dion jadi minta ijin sama Ara untuk membatalkan B-M demi menjaga nenek. Tapi keputusannya malah berubah. Dion mengajari B-M di rumahnya sembari menjaga nenek. Akhirnya Ara bisa melihat sisi lain diri Dion yang muncul. Penyayang, lebih hangat dan bisa tersenyum.
     “Nah, gitu dong, Kakak Kelas Dua Belas. Tersenyum, tersenyum, biar pada berdatangan semua kebahagiaan.” (hlm. 109) 
Di sini lain, Kimi ingin Ara benar-benar serius belajar, bukannya pdkt dengan Dion. Jadi disusunlah strategi mencomblangkan Dion dengan Monik, teman Ara dan Kimi. Sebagai pengantar surat cinta antara Monik dan Dion, Ara tidak menyadari bahwa ia makin tertarik dengan cowok bertampang arca itu.
“Habiiiisan… Ara juga sih! Nggak pernah ada tuh hubungan cinta dia yang bagus. Semua berakhir nyungsep. Nyungsep hati. Nyungsep nilai. Nyungsep segala-galanya. Bagaimanapun harus diakui bahwa Kimi benar, sekarang ini bukan saatnya membiarkan Ara jatuh cinta kepada Dion, satu-satunya orang yang diharapkan bisa menyelamatkan Ara dari bencana nggak naik kelas.” (hlm. 145)
Tapi di sini lain, Ara dekat dengan sepupu Dion, Randy, siswa pindahan yang bermasalah. Dion yang memiliki masa lalu tidak menyenangkan dengan  Randy, meminta Monik menyampaikan pada Ara. Tapi cinta membutakan mata Ara. Dapatkah Ara menjadi Ara yang dulu? Bagaimana Dion dan Randy menyelesaikan masalahnya?

            Kisah cinta backstreet memang sering terjadi di kehidupan remaja. Ada yang cinta diam-diam karena ngefans seperti Monik, ada yang dapat penggemar rahasia seperti Kimi, ada juga yang cinta dengan sahabat sendiri seperti Dion. Semuanya tersaji dengan detail di novel remaja ini. Kisah cinta yang dibumbui dengan masalah khas remaja; masalah nilai di sekolah, bolos, skorsing, masalah dengan orang tua, sampai perkelahian antar saudara.

Penulis mengambil sisi lain dari sebuah cerita remaja, dengan sudut pandang tak biasa. Saya suka ketika penulis mengisahkan tentang nenek yang suka sastra, Dion yang menyayang dengan neneknya, BM yang bisa jadi solusi untuk anak bermasalah, juga sikap bapak yang tidak sengotot orang tua pada umumnya. Kesunyian akibat kehilangan orang tersayang membuat beberapa orang seperti Dion, nenek, Ara, dan bapak kehilangan selera hidup. Hidup seperti berjalan lambat dengan masa lalu yang ada di depan membayang selalu.

Saya suka ketika penulisnya menyisipkan quote secakep ini:
“Dia baru tahu dirinya segitunya mementingkan reputasi. Mementingkan pandangan orang terhadap dirinya. Padahal nggak ada salahnya juga nerima bantuan orang, kan? Dan… harus diakuinya, ternyata butuh keberanian besar untuk menerima bantuan orang lain.” (hlm. 119) 
“Jaga diri. Jangan ngikutin zaman edan ini, Mbak. Yang pinter sama hidup.” (hlm. 216) 
“Lepaskan, lepaskan masa lalu di belakang, Kunto. Tak perlu dibawa-bawa, sebab di masa yang akan menyongsongmu nanti, selain sebagai pelajaran, masa lalu tidak ada gunanya.” (hlm. 255) 
“Jangan pernah kehilangan diri lo. Jangan. Banyak orang kehilangan diri mereka, entah demi cinta, keinginan orang tua, cita-cita… dan nggak ada yang baik datang dari semua itu. Nggak ada. Kecuali kesedihan.”(hlm. 297)
            Novel ini memang berkisah tentang cinta yang penuh rahasia, kejutan, seru dan konyol ala Ara dan gengnya. Saya suka ketika penulisnya menyisipkan rahasia-rahasia yang terjaga hingga akhir, cluenya disebar sedikit-sedikit hingga tidak terbaca dengan mudah. Bahkan makin ke belakang kisahnya makin ngetwist. Penulis berusaha membuat pembaca melihat sisi lain hidup seorang remaja, dengan lika-liku cinta dan persahabatan yang erat; saling menguatkan satu sama lain.   

Saya suka dengan konsep B-M yang diajukan Kepala Sekolah, apalagi kalau di dunia nyata bisa diterapkan. Bisa membantu tiga pihak untuk menyelesaikan masalah, dari pihak sekolah, mentor, maupun yang dimentorin. Perubahan karakter tokohnya juga tidak mencolok, sehingga tetap menampilkan karakter bawaan yang asli. Scene romancenya lumayan banyak untuk ukuran teenlit. Termasuk di pantai pas liburan. Seperti yang digambarkan di cover buku ini. Overall, empat bintang untuk kisahnya.

 Postingan ini diikutsertakan dalam
Indonesian Romance Reading Challenge 2015
Young Adult Reading Challenge 2015
“Aku Cinta Kamu” Reading Challenge

Komentar

  1. baca kutipan2nya seru... menghibur bgt ya novelnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, itu salah satu yang bikin teenlitnya beda dibanding yang lain, mba Nath.

      Hapus
  2. Ada yang k 2 nya nggak. Suka banget sama novel nya sumpah baper

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com