Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] When Love is Not Enough by Ika Vihara


Judul Buku : When Love Is Not Enough
Pengarang : Ika Vihara
Penerbit : Elex Media Komputindo
Terbit : 2017
Tebal : 271 hlm.
ISBN : 978-602-02-9768-2

Baca di Scoop Premium

Blurb :


Awalnya Lilja Hendrietta Moller berpikir menikah dengan sahabatnya, Linus Zainulin, dan tinggal bersamanya di Munchen, akan menjadi sebuah pernikahan yang sempurna. Tidak ada yang salah dengan pernikahan mereka. Karena Linus dan Lily bisa sama-sama melakukan apa yang mereka suka. Tapi semua tidak sesempurna angan-angan Lily. Karier Linus sebagai pembuat kereta cepat yang semakin menanjak, ternyata malah menghancurkan gerbong kehidupan pernikahan mereka.

Lily kehilangan laki-laki yang dia cintai. Ayah dari anaknya. Suaminya. Yang lebih buruk lagi, dia kehilangan sahabatnya. Sosok yang sudah bersamanya sejak dia dilahirkan. Lily kembali ke Indonesia, mencoba membangun kembali hidupnya, tanpa Linus bersamanya.

Resensi Buku :


Menikah dengan sahabat sendiri, itu yang dilakukan Lily dan Linus. Keduanya menjadi pasangan yang paling bahagia, hidup bersama dengan meniti karier masing-masing di Jerman. Lily sebagai freelancer programmer, dan Linus sebagai pembuat kereta cepat. Mendambakan kehidupan yang harmonis sepanjang usia pernikahan mereka.

Sayangnya, semuanya berantakan saat Lily dinyatakan hamil. Linus belum siap menjadi ayah karena masih menanggap bahwa rencana memiliki anak akan dia penuhi saat usianya 30 tahun. Tak disangka, reaksi Linus terhadap berita kehamilan pertama Lily di luar dugaan. Linus menolak kehamilannya, menganggap Lily menjebaknya dengan menghentikan penggunaan pil KB tanpa minta pertimbangan Linus.

Hubungan yang indah tiba-tiba berubah menjadi neraka bagi keduanya. Lily tetap ingin mempertahankan janinnya, walau tanpa bantuan Linus selama ia hamil. Ia melakukan semuanya sendiri. Linus ibarat robot yang hanya sempat tidur, bekerja dan mandi di jam yang sudah ditentukan. Ia tak pernah lagi menyentuh Lily. Lily pun menarik diri secara emosional. Tak ada cinta lagi di antara dua sahabat yang menikah itu.

Suatu hari tragedi besar dalam hidup Lily terjadi. Bayinya meninggal saat ia sedang tertidur lelap dengan Linus di sampingnya. Sebuah kenyataan pahit yang membuat Lily ingin kembali ke Indonesia dan mengurus surat cerai. Linus tak mau memenuhi keinginan Lily, ia bersikukuh ingin mempertahankan biduk rumah tangganya yang hampir karam. Tapi apa yang bisa dilakukan lelaki itu pada perempuan yang membencinya sedemikian rupa?

Linus pun mengundurkan diri dari jabatan pentingnya di sebuah perusahaan Jerman, ia kembali ke Indonesia. Bekerja di galangan kapal membuat sistem kapal yang pernah ia pelajari dulu. Kini hidupnya hanya berfokus pada rencana untuk mengambil hati Lily kembali. Namun semua tak semudah yang ia bayangkan. Penolakan demi penolakan membuat Linus depresi dan ingin menyelesaikan rencananya. Ia akan menceraikan Lily seperti yang dimintanya. Apakah rencana itu akan terjadi? Simak ceritanya di novel ini ya. ;)

***

Novel When Love is Not Enough merupakan novel kedua dari kisah keluarga Moller yang dibuat oleh Ika Vihara. Sebelumnya ada novel lainnya yang mengisahkan anggota keluarga Moller yang lain, kakak dari Lily. Sayangnya saya belum membacanya. Ini pertama kalinya saya membaca karya Ika Vihara dan jujur, sepanjang saya membaca novelnya aura kesedihan membayang di setiap halamannya. Meski ide ceritanya mirip dengan novel Ika Natassa berjudul Critical Eleven, tapi rasanya detail penjabaran bagaimana proses Linus dan Lily menyelesaikan masalah lebih intens dan dalam. Ya, walau rasanya seperti melihat film yang sama tapi dengan ide cerita yang lebih kompleks. Namun saya salut dengan penjabaran yang dibuat oleh Ika Vihara.

Tak ada yang lebih menyedihkan selain kehilangan anak, hasil dari pernikahan sah namun tak diinginkan oleh sang ayah dari si anak hanya karena lelaki itu belum siap menjadi ayah. Memiliki anak bukan bagian dari rencana hidup Linus. Ia menolak anaknya seolah anak tersebut menjadi bencana yang tidak diinginkan. Padahal siapa yang tak ingin memiliki anak? 

Setiap orang yang menikah menginginkan anak dalam hidup mereka karena hal itulah yang menjadi perekat pernikahan dan tujuan pernikahan. Namun Linus menganggap ia masih ingin bersama dengan Lily saja. Tanpa anak, tanpa rengekan bayi yang akan menghambat rencana kerjanya, kariernya, hobinya, jam biologis tidurnya hingga semua rencana hidupnya. Pas baca bagian ini saya gemes sih. Kok ada ya orang kayak Linus. Di dunia ini pasti ada kok laki-laki kayak gitu. Yang menganggap bahwa rencananya adalah yang terbaik tanpa mempertimbangkan perasaan perempuan yang sudah lama menanti kehadiran anak.

“Kita juga nggak bisa lagi jalan-jalan berdua. Candle light dinner? Tidak akan bisa karena orang bilang wanita tidak tahan jauh-jauh dari bayinya. Aku masih mau travelling berdua. Banyak tempat yang sudah masuk daftarnya untuk dikunjungi. Dan masalah seks. Nanti bukan prioritas lagi kalau ada bayi. Kamu pasti lelah, stress, menyusui, dan tidak ada waktu lagi untuk bermesraan.” (hlm. 125)

Suka juga dengan penggambaran karakter tokohnya dibuat sedetail mungkin. Seperti Lily yang memiliki kebiasaan membuat perayaan setiap kali ia merayakan ulang tahun, suka buku, dan menghabiskan waktu dengan mengerjakan pekerjaannya sebagai programmer. Perayaan ulang tahun juga dilakukannya saat Leyna berulang tahun 1 tahun, meski hanya ia yang akhirnya merayakan karena Leyna, anaknya meninggal saat usia 8 bulan. Ada romansa antara Lily dan Linus yang disisipkan ke dalam flash back kisah masa lalu mereka yang membuat Lily dan Linus saling merindu namun gengsi untuk memaafkan terlebih dulu.

Ada suasana kekeluargaan yang kental di antara anggota keluarga Lily dan keluarga Linus. Seperti saat Annika datang menjenguk Linus, dan saat Linus bermain dengan keponakannya, Pascal. Juga saat Linus harus menginap di rumah mertuanya, rumah mama Jasmine. Bayangan yang kental dengan tradisi tak nampak, mereka terlihat seperti sebuah keluarga yang modern dan kaya. Jadi sepertinya keluarga Linus dan Lily digambarkan sebagai karakter yang sempurna.

Nah, quote ini yang saya suka :

“Tujuan hidup itu sesuatu yang bisa disamakan lagi, Ly. Tujuan hidup kita selalu berubah-ubah. Tujuan itu tidak harus sesuai dengan apa yang diangan-angankan sebelum menikah. Karena hidup ini juga tidak bisa kita ramalkan seperti apa di depan nanti.” (hlm. 80) 
“Tidak ada laki-laki di keluarga ini yang membuat masalah tapi tidak tahu cara menyelesaikannya. Papa tidak ingat pernah mengajari hidup menjadi pengecut seperti itu.” (hlm. 82) 
“Mamamu umurnya lebih muda dari kamu saat orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Papa tidak akan bilang kamu lebih beruntung, tidak ada yang beruntung kalau kehilangan anggota keluarga, hanya saja apa kamu masih ingat apa yang Papa bilang saat kamu dapat nilai jelek di sekolah dulu? Bahwa tidak ada peraturan yang mengatakan bahwa Lily harus selalu mendapat nilai bagus?” (hlm. 194) 
“Hidup ini kadang tidak seperti yang kita harapkan dan kita rencanakan. Siapa yang akan bisa menjamin bahwa kita akan selalu bisa mengambil keputusan yang akurat?” (hlm. 195) 
“Karena seperti semua yang ada di dunia ini, kesedihan itu juga akan berlalu. Rasa sakit itu akan berlalu. Jadi mengapa kamu menumpuk kemarahan, penyesalan, kebencian, tidak mau memaafkan, padahal seharusnya semua itu juga bisa berlalu?” (hlm. 195)

Kekurangan novel ini di bagian sub judul bab, judulnya panjang-panjang berbentuk quotes dan bikin halaman jadi penuh dengan sub judul itu. Misalnya judul : “You Deserve All The Happiness in The World”, dan “Getting Married is Awesome But Being Married is Different”. Menurut saya, lebih baik sub judul babnya nggak usah terlalu panjang gitu.

Bagian yang paling saya suka adalah pendekatan orang tua Lily untuk membantu menyelesaikan masalah dengan memberi nasihat. Rasanya nyaman sekali punya orang tua sebijak mereka. Dan orang tuanya juga tidak memaksakan untuk segera menyelesaikan masalah. Pelan-pelan namun sedikit demi sedikit mengikis jurang yang ada antara Linus dan Lily. Dan paling suka adegan Lily dan Linus bulan madu. *uhuk, so sweet banget* :P

Seperti judulnya, novel When Love is Not Enough karya Ika Vihara ini lebih banyak mengisahkan bagaimana jatuh bangun Linus dan Lily mempertahankan rumah tangganya. Ya, karena cinta saja tak pernah cukup untuk membangun sebuah rumah tangga impian. Harus ada kompromi dan diskusi untuk menyelesaikan masalah pernikahan. Bukan dengan lari keluar rumah, kembali ke rumah orang tua, lalu menganggap segalanya akan selesai dengan ditandatanganinya surat cerai.

Ya, pernikahan jauh lebih kompleks dan membutuhkan dua orang dewasa. Itu sebabnya saat seseorang menikah ia akan memasuki masa dewasa yang sesungguhnya. Diperlukan dua orang yang saling bersikap bijaksana untuk memperbaiki keadaan yang sudah semakin parah akibat egoisme semata. Overall, 4 bintang untuk novel ini.

Komentar

  1. Aku pernah membaca karya Ika Vihara yang berjudul My Bittersweet Marriage dan aku juga langsung jatuh cinta dengan gaya penulisan, penggambaran tokoh, dan latarnya. Ketika tahu ada novel ini aku sangat excited, terlebih lagi ceritanya tentang pernikahan juga. Aku paling suka wedding lit soalnya. Dan kisah tentang sahabat yang akhirnya menikah itu seru banget, apalagi ketika malah akhirnya mereka banyak berantemnya, padahal kan harusnya adem ayem aja kan ya karena udah kenal satu sama lain? Aku juga penasaran pengen kenal Linus, dari review aku udah emosi jiwa banget liat tingkahnya, masa ada sih orang se-egois itu? Aku suka novel Kak Ika karena suka bikin karakter cowok yang supernyebelin dengan karakter cewek yang berusaha untuk survive gitu walau dijutekin ama cowoknya 😂 Btw, baru ngeh juga nih kalo aura novel ini mirip2 Critical Eleven. Yang aku pengen tau gini loh, aku baca CE juga rada protes sama proses baikannya Ale-Anya, singkat banget soalnya. Nah aku mau tau nih, gimana sih interpretasi Kak Ika lewat novel ini untuk nyelesain masalah yang berkaitan dengan pasutri yang kehilangan bayinya?

    BalasHapus
  2. menikah dg sahabat sendiri ya...
    pasti pernah ngerasain rasa bosan yg membuat hubungan mereka kerap goyah.
    yang gak habis pikir itu da apa dg Linus? masih gak percaya rumah tangga mereka retak hanya karena masalah kehadiran calon anak. padahal dlm pernikahan, kehadiran anak sangat ditunggu tunggu bahkan banyak yg bilang bisa memprerat hubungan. tapi ini kokya kebalik?

    ikut merasakan kesedihan Lily saat anaknya ditolak oleh suaminya sendiri. enggak heran jika Lily meminta cerai. rating yg cukup memuaskan dan membuatku menjadi penasaran.
    akankah mereka bersatu? atau justru mencipta cerita baru?

    BalasHapus
  3. Permasalahan yg dihadapi Lily dan Linus sepertinya begitu kompleks disuguhkan dalam novel ini. Bukankah kehadiran buah hati selalu diidam-idamkan dalam rumah tangga? Padahal keduanya saling mencintai dan berawal dengan persahabatan hingga memutuskan untuk menikah, hanya karena sebuah karir merubah Linus tak menginginkan kehadiran anak dlm keluarga mereka. Jadi penasaran sih, bagaimana Linus menyelesaikan masalah nya ini akibat dari keegoisaannya.....

    BalasHapus
  4. Pertama baca blurb-nya waktu open PO langsung tertarik, apalagi ini masuk tema wedding lit, tema yang sanggat aku sukai. Kebetulan saat itu baru beli buku jadi dipending dulu buat belinya. Baru kebeli bulan lalu tapi belum dibaca, entah kenapa reading slump-ku tahun ini parah banget. Aku sengaja pilih resensi ini biar bikin aku tertarik dan buru-buru baca, dan itu berhasil. Aku ingin baca buku ini secepetnya, setelah sebulan dianggurin :D.

    Aku ga nyangka aja ada sahabat yang menjadi pasangan rumah tangga tapi bertindak seperti itu, menolak anak dan lebih mementingkan karier. Sahabatnya dari orok loh... Padahal banyak pasangan yang menanti kehadiran anak setelah sekian lama dan berusaha, ini disia-siain.

    Aku juga belum baca karya ka Ika Vihara yang sebelumnya, hehehe :D
    Sekarang denger-denger mau nerbitin lagi.

    Aku yakin ceritanya mengaduk perasaan dan menjungkirbalikan hati, karena itu kriteria aku ketika memilih buku, hehehe

    Bener-bener penasaran sama sikap Linus ketika Lily pulang ke Indonesia juga usahanya, dan aku mau baca buku ini segerrrraaaa :D

    Makasih resensinya, aku jadi ada niatan buat comot buku ini dari lemari setelah sebulan dianggurin :D

    BalasHapus
  5. Lengkap banget nih kak resensinya. Nice...salam kenal juga ya kak. Aku juga udah pernah baca novel When Love Is Not Enough ini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com