Judul Buku : Tidak
Ada New York Hari Ini
Pengarang : M. Aan
Mansyur
Foto : Mo Riza
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Tebal : 120 halm.
ISBN : 978-602-03-2723-5
Baca di Scoop Premium
“Hari-hari
membakar habis diriku
setiap kali aku
ingin mengumpulkan
tumpukan abuku
sendiri, jari-jariku
berubah jadi badai
angin
Dan aku mengerti
mengapa cinta diciptakan”
Apa
rasanya membaca buku kumpulan puisi yang terinspirasi dari sebuah skenario
film? Penasaran? Ya, kamu sama seperti saya. Saya membaca buku puisi Tidak Ada
New York Hari Ini karena penasaran dengan gaya bahasa penyairnya. Aan
Mansyur, sang penyair membuat puisi untuk pelengkap film Ada Apa dengan
Cinta 2. Kalau sudah pernah nonton film AADC 2 pasti tahu ya kalau Rangga
menitipkan potongan puisi di buku ketika meninggalkan Cinta. Rasanya ada
kekosongan hati yang tiba-tiba menerkam jantung. Seperti ada jiwa yang hilang
ditelan kesendirian.
Buku
puisi Tidak Ada New York Hari Ini merupakan buku puisi yang
menggabungkan unsur visual dan kata-kata. Jadi kalau biasanya puisi tanpa
visualisasi kali ini ada beberapa foto yang dijadikan latar puisi di buku ini. Fotonya
dibuat oleh Mo Riza dengan gaya street photography dan disajikan dalam format hitam
putih.
Buku
puisi ini konsepnya berawal dari skenario film, jadi bisa dibilang puisinya disesuaikan
dengan isi cerita filmnya ya. Hehe. Ada yang terasa berbeda saat saya membaca
buku puisi ini, rasanya tidak seperti puisi AADC di film pertamanya. Ada yang
hilang, iya. Sebuah rasa yang dsematkan oleh penulisnya tidak mampu membuat
puisi mengalirkan rasa yang jauh lebih dalam.
Ada sih beberapa puisi yang bikin
saya baper, tapi nggak semuanya. Jadi seakan ada yang hilang di beberapa part
puisi itu. Mungkin memang agak kesulitan mengambil porsi yang cukup untuk
menggali sebuah rasa dan mengeluarkannya lagi dalam bentuk puisi. Tak seperti
AADC sebelumnya yang hanya 1 puisi masterpiece, buku ini lebih banyak meluapkan
isi hati Rangga.
Oke,
mulai dibahas satu persatu ya. Kalau ada yang kurang maklumi saja ya. Saya
penikmat puisi, bukan penyair. :P
“Kadang-kadang kau pikir lebih mudah mencintai semua orang
daripada melupakan satu orang. Jika ada seseorang telanjur menyentuh inti
jantungmu, mereka yang datang kemudian hanya akan menemukan
kemungkinan-kemungkinan.” (hlm. 13)
Menurut
saya puisi ini yang paling bikin baper, karena jadi pengikat antara rindu
Rangga dengan Cinta. Yang membuat Rangga seolah yakin kalau Cinta hanya
mencintai dirinya saja, dan nggak akan bisa memberi ruang di hati untuk jatuh
cinta dengan orang lain. Well ya, menurut saya kepedean sih. Wekeke.
“Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah
di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata.
Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang
hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.” (Hlm. 46)
Bagian
puisi ini menggambarkan bagaimana Rangga rapuh dan ingin kembali ke Jakarta, tapi
halangan yang muncul membuat ia mengurungkan niatnya. Rindunya terhalang hingga
ia lebih memilih menjadi petualang di New York, jauh dari jangkauan keluarganya
dan perempuan yang ia cintai.
“Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara
kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.” (hlm. 46)
Puisi
ini yang paling bikin kesel. Haha. Saya gemes sama Rangga kenapa kok jadi plin-plan
itu ya. :p Jadi dia masih suka atau gimana? Andai suka pun adalah sebuah
kebodohan, karena meninggalkan Cinta sekian ratus purnama, rasanya akan asing
menemukan aroma cinta yang sama seperti sebelum Cinta ditinggalkan begitu saja.
Tanpa kata-kata, tanpa penjelasan apa-apa.
“Di tempat jauh, tidak ada masa lalu.
jarak antara kenangan dan masa depan
ialah keterpisahan laut dan kalut di dada
yang berusaha tidak meluap di mata. Tapi kau
tidak pernah tahu siang ini langit akan baik-baik
saja atau badai datang menyerang sekali lagi.
Kau tidak pernah tahu.” (hlm. 51)
Kekalutan yang melarutkan kembali kenangan ternyata mampu membuat Rangga ingin kembali ke Jakarta. Tapi apa yang tertinggal masa lalu selain kenangan saja? Masa depan terpisah hingga ia tak mampu menerjemahkan apakah rindu masih sama seperti dulu, sebelum ia menghilang dari hidup Cinta. Apakah hidup akan baik-baik saja tanpa perempuan itu.
“Rumah terakhir bagi seorang
yang kucintai ialah ingatan.
Memiliki kehilangan bukti aku tidak berhenti
mencintaimu.” (hlm. 105)
Tetiba
saya rindu membaca puisi yang lebih bersayap seperti di AADC 1. Well ya, puisi
ini bikin saya bisa senyum. Bapernya sampai sini lho. :P Rasanya pengin
membahas puisi Aan Mansyur lainnya yang ada di buku ini, tapi buat saya
puisi-puisi di ataslah yang bikin saya baper banget. Kalau yang lain terasa
lugas menganalogikan sesuatu. Fotonya agak kurang mendukung isi puisinya,
seakan asal jepret gitu aja dan ditempelkan di kisahnya. Jadi kurang bisa
memberi kesan yang lebih dalam dari buku puisi ini.
Anyway,
buku puisi Tidak Ada New York Hari Ini akan diterbitkan di Malaysia dalam
dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Menurut saya sebuah
pencapaian yang keren saat film Ada Apa dengan Cinta 2 mampu menarik
minat penonton untuk ikut menikmati buku puisi Tidak Ada New York Hari ini juga. 3,5/5 bintang untuk buku
puisi ini. Semoga saja saya bisa jatuh cinta dengan puisi Aan Mansyur di buku
lainnya. :)
Baca puisi romantis ini kebayang tampang jutek-cool Rangga.
BalasHapusIiih aku Baper baca puisi kayak gini
BalasHapusantara bikin PHP dan romantis gitu. Tapi, AADC 2 puisinya gak sekuat AADC 1 ya, apalagi pad Cinta baca sambil main gitar. Fenomenal deh
puisi yang pukul 4 pagi itu yang paling mengena di hati. Ah, jadi pengen punya bukunyaaaa....:)
BalasHapusBaru tahu ada pencipta puisi Aan Mansyur...
BalasHapustapi keren ya bisa beredar di luar negeri pakai bahasa inggris pula.
Baca puisi tuh kalo pas momennya dapet ya ... bakal baper banget sih. ^^
BalasHapusBaperrrrr,,,hehe
BalasHapusAku juga suka puisi
Bdw, kukira Tidak Ada New York hari ini itu novel, eh puisi ternyataa
Aku bbrapa kali mau beli buku ini eh batal
BalasHapusSuka resenainya. Masih kebayang Rangga kalau ada buku tentang puisi. Hihii
ooo jd itu referensi dr film AADC2 mbak? AKu bm nonton filmnya jd enggak tau hehe
BalasHapusTFS
Puisinya bikin baper ya hehehe..
BalasHapusEntah kenapa, saya kadang suka jadi baper kalau baca puisi tentang percintaan :))