Featured post

[Resensi Buku Korea] The Plotters Karya Un-su Kim

Judul Buku : The Plotters Penulis : Un-Su Kim Penerbit : Noura Books Terbit : 2020 Tebal : 412 hlm (11 bab) Rating : 4,5/5 🌟 Baca ebook The...

Tampilkan postingan dengan label Aplikasi Libby. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aplikasi Libby. Tampilkan semua postingan

1 Mei 2024

[Review Buku Anak] Who Will Comfort Toffle? - Kisah Hangat tentang Mengatasi Kesepian dan Ketakutan



[Review Buku Anak] Who Will Comfort Toffle?  - Kisah Hangat tentang Mengatasi Kesepian dan Ketakutan


"Who Will Comfort Toffle?" atau dalam judul Korea-nya "λˆ„κ°€ ν† ν”Œμ„ λ‹¬λž˜ μ€„κΉŒμš”?" adalah karya kedua yang ditulis dan diilustrasikan oleh Tove Jansson, yang dikenal sebagai ibu dari serial terkenal "Moomin". Buku ini mengisahkan perjalanan menarik dan mengharukan tentang bagaimana mengatasi kesepian dan ketakutan.


Tove Jansson, dengan cermat, membawa pembaca ke dalam dunianya yang penuh keajaiban, memperkenalkan karakter-karakter yang menghadapi tantangan emosional. Meskipun aku hanya menghabiskan waktu singkat untuk membaca buku anak ini, pengalaman yang aku peroleh sangat mengesankan. 


Buku anak ini berkisah tentang Toffle (bisa dibaca Topple, aksen Korea) yang sangat penyendiri. Ia senang berada di dalam rumahnya, menyalakan lampu dan menutup pintu rumah. Ia takut ada monster yang masuk ke dalam rumahnya. Meskipun hari sudah pagi, ia tak berani bertemu orang lain. Ia juga tak pernah menyapa orang lain yang ditemuinya. Singkatnya, ia hanyalah seorang anak yang ingin hidup dalam kesendirian. 




Suatu hari, ia berjalan di pantai dan menemukan sebuah botol berisi pesan yang dilarungkan ke laut. Botol itu mendekat ke arah kakinya melangkah. 



Ia pun membaca pesannya dan baru tahu bahwa ada seseorang yang memiliki kekhawatiran yang sama dengannya. Seseorang yang tak berani menghadapi malam dengan sendirian, sehingga meringkuk di dalam kamar. 


Keesokan harinya, ia mencoba menikmati lembaran hidup baru yang ingin dijalaninya. Tak ada lagi perasaan sepi dan sendiri. Ia mulai menyapa orang lain yang ditemuinya di jalan. Ia pun berani untuk berinteraksi dengan lebih intens. Ia pun mencari si pengirim pesan dalam botol itu.



Toffle bertemu dengan Miffle, gadis yang mengiriminya pesan dalam botol. Ia ingin berteman dengannya. 


“Lupakan hal-hal buruk dan hanya ingat hal-hal menyenangkan! Aku ingin melihat laut yang belum pernah aku lihat sebelumnya, dan mengumpulkan kerang yang cantik adalah ide yang bagus!” 



Malam itu, Toffle dan Miffle menaiki kapal. Mereka pergi ke laut, dan semua orang berteriak hore. Kini cahaya kebahagiaan akan bersinar di laut, dan mulai sekarang mereka akan saling menghibur dan tidak pernah takut lagi.


Buku anak ini memberikan perasaan hangat yang menjalar ke dalam hati. Hanya saja, bahasanya agak susah dipahami karena diterjemahkan dari bahasa inggris ke korea. Mungkin lebih tepatnya buku ini bukan diperuntukkan untuk anak-anak tapi untuk usia yang lebih dewasa. 




Tema yang dikisahkan yaitu tentang kesendirian juga sangat "dark" untuk ukuran anak-anak. Meski begitu, kisahnya tetap menyenangkan untuk dibaca.


Buku ini pertama kali diterbitkan di Swedia pada tahun 1960 dan sejak itu telah dicintai oleh pembaca di seluruh dunia. Kisahnya yang penuh dengan kehangatan dan kebijaksanaan telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan telah diadaptasi ke berbagai bentuk seni, termasuk drama, opera, dan animasi.


Dalam "Who Will Comfort Toffle?", pembaca akan disuguhkan dengan kisah tentang kesepian yang berubah menjadi cinta dan ketakutan yang berubah menjadi keberanian. Hal ini memperlihatkan bahwa di dalam kegelapan dan kesendirian, masih ada cahaya dan harapan yang bisa kita temukan.


Dengan ilustrasi yang indah dan cerita yang mendalam, buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang nilai-nilai kehidupan. Ini adalah kisah yang cocok untuk semua usia, dan akan meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap pembaca.


Dengarkanlah kisah menarik dan indah ini, dan biarkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya menginspirasi dan memberi kekuatan pada setiap pembaca. "Who Will Comfort Toffle?" adalah buku yang sangat layak untuk dikisahkan pada generasi berikutnya.


Rating buku  : 4/5 🌟 


18 Februari 2024

Review Buku Anak "There Was an Old Woman Who Lived in a Shoe" Karya Jane Cabrera

Buku Anak "There Was an Old Woman Who Lived in a Shoe"

Judul Buku : There Was an Old Woman Who Lived in a Shoe

Penulis Buku : Jane Cabrera

Illustrator : Jane Cabrera

Penerbit : ‎Holiday House

Terbit : 2017

Tebal : 32 halaman

ISBN : 978-0823437719

Usia membaca: 2-5 tahun

Bahasa : Inggris

Genre buku : pictorial book, Nursery Rhymes

Rating buku: 4,5/5 🌟


Baca dan download ebook There Was an Old Woman Who Lived in a Shoes di aplikasi Libby

Pinjam ebook pakai ecard Montgomerry County Public Libraries


❤️❤️❤️

11 Februari 2024

9 List Rekomendasi Buku Anak Best Seller yang Bisa Dibaca Gratis di Aplikasi Libby


Hallo man teman. Apa kabarnya? Kali ini aku mau bahas buku anak yang aku rekomendasikan buat dibaca gratis di aplikasi Libby. Aplikasi Libby ini menawarkan berbagai buku untuk dipinjam dengan menggunakan ecard digital library yang tersedia. 

Aku biasanya pinjam ebook bahasa Ingris di perpustakaan Libby langganan seperti Montgomerry Public Library, San Jose Public Libraries, British Council Public Library, maupun Malaysia National Library. 

Apa aja rekomendasi 9 buku anak Best Seller bahasa Inggris di aplikasi Libby yang bakal aku bahas? Simak selengkapnya di postingan ini ya!  πŸ₯°


9 List Rekomendasi Buku Anak Best Seller yang Bisa Dibaca Gratis di Aplikasi Libby :


1. Bad Kitty Does Not Like Candy - Nick Bruel 

Buku anak ini membahas tentang mengapa kucing tidak suka makan permen/candy. Kalau aku lihat ini ada hubungannya dengan gimana pandangan anak-anak terhadap kucing. 




Kucing itu nggak boleh makan permen ya. Kalau kucing makan permen nanti bisa keracunan. Yaa... sama kayak makan coklat juga nggak boleh. Penulisnya bikin ceritanya lebih ringan, jadi pembaca anak bakal lebih mudah paham dengan alur ceritanya. 


2. The Day Tiger Rose Said Goodbye - Jane Yolen

Aku paling suka dengan buku anak ini. Ceritanya tentang kucing yang pergi meningalkan rumah. Dia nggak mau keluarga yang merawatnya merasakan kesedihan saat dia meninggal. 



Jadi, kucing tua bernama Tiger Rose ini memilih pergi dari rumah dan pergi ke tempat yang ia suka. Akhirnya kucing ini meninggal di bawah semak-semak kuncup bunga mawar. 

Aku pengin bahas buku anak ini lebih detail di postingan berbeda. Semoga sempat bikin review detailnya ya. 


3. Everyone Love Lunch Time But Zia - Jenny Liao

Buku anak Everyone Love Lunch Time But Zia ini bercerita tentang Zia yang harus membawa makanan dari rumah sebagai bekal makan siang. 

Sayangnya, orang tuanya selalu membawakan makanan khas ala orang china. Misalnya aja dimsum, mie, dll. Intinya yang makanan khas china banget. 

Sedangkan teman Zia lainnya selalu makan makanan yang enak-enak, kayak sandwich, burger, yang termasuk makanan barat. 



Zia nggak suka waktu makan siang karena pasti temannya nggak minat makan bareng dia, dan dia ngerasa berbeda sendiri. Zia merasa dikucilkan. 

Nah, buku anak ini menarik nih. Gimana memberi pemahaman ke anak bahwa makanan china itu juga sama lezatnya dengan makanan lainnya. Dan setiap makanan china pasti ada filosofinya. 


4. Too Many Carrots - Katy Hudson

Buku anak Too Many Carrots ini membahas tentang Kelinci yang hobi nimbun makanan. Wkwk. Kelinci ini tinggal di gua yang kecil, tapi setiap kali pergi berburu, dia selalu mengambil wortel. 

Pergi ke mana bawa wortel, pergi ke sana pulangnya tetep bawa wortel.

Jadi, gua tempat kelinci tinggal pun sudah penuh dengan wortel. Nah lho? 



Trus gimana cara dia mengatasinya? Masa harus ngungsi ke tempat lain?

Buku anak Too Many Carrots ini mengajarkan agar anak tidak menimbun barang. Idenya unik dan ringan banget. Aku suka buku ini! 


5. A Boy and A Jaguar - Alan Rabinowitz

Buku anak ini membahas tentang seorang anak yang tidak bisa bicara. Bukan bisu sih, kayak speech delay. Nah, orang tuanya ngajak main ke kebun binatang dan ketemu dengan jaguar. Anaknya seneng banget. 



Gara-gara hal itu, dia perlahan suka dengan hewan liar. Nah, sampai dewasa akhirnya dia malah jadi pengamat hewan liar. Nah, kerjaannya ini bikin dia ketemu lagi dengan jaguar yang pernah dia temui di kebun binatang. 

Trus dia berbisik, "terima kasih". Ucapan ini tuh kayak dia berterima kasih sama hewan yang membuat dia percaya diri dan mau membuka diri dengan lingkungannya. 

6. The Floating Field - Scott Riley

Buku anak The Floating Field bercerita tentang sekelompok anak-anak Thailand di perkampungan yang hobi main sepak bola. Sayangnya, mereka nggak punya lahan buat main sepak bola karena kampungnya itu model kampung terapung yang sekitarnya air. 




Gara-gara hal ini, mereka pun bikin ide unik yaitu bikin papan kayu yang ukurannya segede lapangan bola. Jadi, kayu ini mirip getek dan bisa terapung ya. Haha. 

Lapangam terapung ini bisa dipake buat berlatih sepak bola. Meski akhirnya tim bolanya kalah tanding di turnamen, tapi pengalaman latihan dan tanding dengan tim lain bikin anak-anak makin percaya dengan impiannya. 


7. Salat in Secret - Jamilah Thompkins Bigelow

Buku anak Salat in Secret berkisah tentang pengalaman seorang anak muslim di Amerika. 

Ceritanya ringan banget tentang anak-anak yang belajar bagaimana tetap mempertahankan shalat tepat waktu di tengah kemacetan dan kesibukan lainnya. 

Si anak ini berusaha melaksanakan shalat di tempat mana pun yang bisa dia pakai buat gelar sajadah. Soalnya kalau harus nunggu pulang, dia nggak bisa. Nanti sholatnya malah bablas. Jadi dia kabur ke toilet buat wudhu dan sholat di sudut-sudut sekolah. 



Nah, ayahnya juga ternyata punya kebiasaan yang sama nih. Ayahnya juga tetap sholat tepat waktu. Dia sholat di pinggir jalan, di mana pun tempatnya. Soalnya dia jualan es krim pakai truck. Kalau harus membelah kemacetan menjelang magrib, dia nggak bisa sholat tepat waktu. Jadi ayahnya sholat di pinggir jalan. 

Well... untuk ukuran Amerika, isu agama islam di buku ini kayaknya sesuatu yang wah ya. Jadi aku seneng banget pas bacanya. 


8. Mine - Candace Fleming

Buku anak Mine ini bercerita tentang sekumpulan hewan yang ingin makan apel di dahan pohon. Masalahnya, apelnya cuma tinggal satu, tapi apelnya nggak jatuh-jatuh juga. Wkwk.

Jadilah mereka hanya bisa membayangkan kelezatan apel dalam pikirannya. Wkwk. Gara-gara naksir apelnya, apelnya ditungguin sampe jatuh. 





Pas apelnya jatuh tertiup angin, semua hewan berebut dan saling berantem. 

Lhoo... Pas apelnya jatuh nggelinding, eh... yang dapet malah tikus dan ulet. Wkwk. Ini buku seru dan lucu. Wajib baca buku ini deh! πŸ˜‚

Buku anak ini mengajarkan konsep kepemilikan barang pada anak-anak. Anak jadi tahu bahwa barang yang tinggal 1 bisa dibagi bersama teman lainnya. 

Tikus yang awalnya ngira apelnya buat dia, eh... dia baru tahu bahwa di dalam buah apel itu ada ulet buah yang lagi makan juga. Lol. Jadi akhirnya mereka makan bareng.  πŸ˜†


9. The Capybaras - Alfredo Soderguit 

Buku anak The Capybaras ini bercerita tentang sekumpulan Capibara yang ngungsi ke sebuah peternakan ayam. Ayam-ayam terpaksa menerima Capibara tinggal di sana karena pengin bantu Capibara biar nggak kena perburuan liar. 

Janjinya sih.... kalau para pemburunya udah pada pergi, mereka bakal balik ke habitat asal. Tapiii... ternyata Capibara nggak bisa balik ke habitatnya karena pemburunya malah nongkrong lebih lama, bahkan mereka juga datang ke peternakan ayam. Wkwk

Akhirnya, si gerombolan Capibara dan ayam ini pun ngungsi. Kemana? Ke peternakan kambing. Wkwk




Asli ini buku anak yang lawak banget. Tapi jadi tahu sih kalau Capibara ini hewan yang kemampuan socialnya tinggi, soalnya nego-negonya berhasil. Haha. 

Masa nih... Capibara bisa mempengaruhi ayam dan kambing agar bisa berbagi makanan dan tempat tinggal dengannya, tanpa perlu berantem. Wkwk

Overall, list rekomendasi buku anak best seller di Aplikasi Libby dariku sudah kelar ya. Nanti aku bikin list buku terbaik lagi kalo sempat. 

Bye~πŸ˜› 

Nah, selamat membaca yaaa! ❤️


Baca juga : 

Review Buku Anak "Last Stop on Market Street" Karya Matt de la PeΓ±a

Review Buku Anak "Watercress" Karya Andrea Wang

Review Buku Anak "A Visitor for Bear" Karya Bonny Becker 

7 Februari 2024

Resensi Buku Anak "Daisy and the Deadly Flu: Kisah Bertahan Hidup dari Influenza 1918" Karya Julie Gilbert


Judul Buku : Daisy and the Deadly Flu 

Penulis Buku : Julie Gilbert

Penerbit : Capstone Press

Terbit : 2020

Tebal : 100 halaman

ISBN : ‎978-1496587121

Usia membaca : 8-11 tahun

Grade level ‎: Preschool - 2

Bahasa : Inggris

Genre buku : novel anak, fiksi sejarah

Rating buku: 5/5 🌟


Baca dan download ebook di aplikasi Libby 

Pinjam ebook pakai ecard San Jose Public Library


❤️❤️❤️

5 Februari 2024

Review Buku Anak "Last Stop on Market Street" Karya Matt de la PeΓ±a


Judul Buku : Last Stop on Market Street

Penulis : Matt de la PeΓ±a

Illustrator : Christian Robinson

Penerbit : ‎G.P. Putnam's Sons Books for Young Readers 

Terbit : 2015

Tebal : 32 halaman

ISBN : ‎978-0399257742

Bahasa : ‎Inggris

Reading age ‎: 2 - 6 tahun 

Rating buku : 5/5 🌟

Baca ebook di aplikasi Libby


❤️❤️❤️

Review Buku Anak "Watercress" Karya Andrea Wang


Judul Buku : Watercress

Penulis Buku : Andrea Wang

Illustrator : Jashon Chin

Penerbit : ‎Neal Porter Books

Terbit : 2021

Tebal : 32 halaman

ISBN : 978-0823446247

Usia membaca: 6-9 tahun

Grade level ‎: Preschool - 3

Bahasa : Inggris

Genre buku : pictorial book

Rating buku: 5/5 🌟


Baca dan download ebook Watercress di aplikasi Libby

Pinjam ebook pakai ecard Montgomerry County Public Libraries


❤️❤️❤️

4 Februari 2024

Review Buku Anak "Mary and The Trail of Tears" : Tragedi Pengusiran Suku Cherokee oleh Tentara Amerika


Judul Buku : Mary and The Trail of Tears - The Cherokee Removal Survival Story

Penulis Buku : Andrea L. Rogers 

Penerbit : Capstone Press

Terbit : 2020

Tebal : 102 halaman

ISBN : ‎978-1496587145

Usia membaca : 8-12 tahun

Grade level ‎: 4 - 6

Bahasa : Inggris

Genre buku : novel anak, fiksi sejarah

Rating buku: 5/5 🌟


Baca dan download ebook di aplikasi Libby 

Pinjam ebook pakai ecard Montgomerry County Public Libraries


❤️❤️❤️

3 Februari 2024

Review Buku Anak "A Visitor for Bear" Karya Bonny Becker



Judul Buku : A Visitor For Bear
Penulis Buku : Bonny Becker
Illustrator : Kady MacDonald Denton
Penerbit : Candlewick 
Terbit : 2012
Tebal : 56 halaman
ISBN : 978-0763646110
Usia membaca: 2-4 tahun
Grade level ‎: Preschool - 2
Bahasa : Inggris
Genre buku : pictorial book
Rating buku: 5/5 🌟

Baca dan download ebook di aplikasi Libby 
Pinjam ebook pakai ecard National Library of Malaysia


❤️❤️❤️

31 Januari 2024

Review Buku Jepang "Kitchen" karya Banana Yoshimoto - Menyembuhkan Duka Melalui Makanan


Review Buku "Kitchen" karya Banana Yoshimoto (1988) : 


Kitchen, sebuah karya gemilang dari penulis Jepang, Banana Yoshimoto, yang pertama kali terbit pada tahun 1988, telah menjadi penanda penting dalam dunia sastra Jepang kontemporer. 

Dengan menggabungkan elemen emosional, kehidupan sehari-hari, dan keajaiban seputar dapur, Banana Yoshimoto membawa pembaca dalam perjalanan yang unik dan memikat.

Dua cerita, "Kitchen" dan "Moonlight Shadow," diceritakan melalui sudut pandang sepasang wanita muda Jepang kontemporer, mengangkat tema ibu, cinta, transeksualitas, dapur, dan tragedi.

Sinopsis Buku "Kitchen" karya Banana Yoshimoto : 

 

Dalam "Kitchen," kita diperkenalkan dengan Mikage Sakurai, seorang wanita muda yang kehilangan keluarganya. 

Yoshimoto menyajikan cerita dengan latar belakang kota Tokyo yang penuh warna dan atmosfer yang kuat. 

Kehidupan sehari-hari, kehilangan, dan pencarian identitas menjadi benang merah yang mengikat kisah ini.

Ceritanya berputar di sekitar hubungannya dengan dapur, tempat di mana dia menemukan kenyamanan dan arti dalam kehidupan yang seringkali keras. 

Pergulatan emosional Mikage dengan kesendirian dan pencariannya akan makna hidup menjadi pusat dari novel ini.




Keindahan Narasi Novel Kitchen

Banana Yoshimoto (γ‚ˆγ—γ‚‚γ¨ ばγͺγͺorε‰ζœ¬ ばγͺγͺ) adalah nama pena Mahoko Yoshimoto (ε‰ζœ¬ ηœŸη§€ε­), seorang penulis kontemporer Jepang. 

Kitchen, karya Banana Yoshimoto yang diterbitkan pada tahun 1988, tetap menjadi salah satu karya sastra Jepang yang ikonik hingga saat ini. 

Dengan gaya penceritaan yang khas dan sentuhan emosional yang mendalam, buku ini telah menarik perhatian pembaca dari berbagai kalangan. 

Banana Yoshimoto menghadirkan keindahan dalam setiap kata. Dengan gaya penulisan yang ringan namun sarat makna, pembaca dihanyutkan dalam keseharian Mikage yang penuh perubahan dan keajaiban. 

Narasi yang ditulis oleh Banana Yoshimoto menghadirkan nuansa tradisional Jepang yang memikat dan membuat "Kitchen" menjadi pengalaman membaca yang mendalam.


Filosofi Dapur dalam Novel Kitchen 


Jika suatu hari tiba waktuku mati, aku ingin mengembuskan napas terakhirku di dapur. Tak peduli dapur itu dingin sekali dan aku sendirian, atau dapur itu hangat dan ada orang yang menatapku. Di sana aku ingin menatap kematian tanpa rasa takut. Tentu menyenangkan mati di dapur.


Dapur, sebagai simbol kehidupan dan kebersamaan, menjadi elemen penting dalam cerita ini. Mikage sering menghabiskan waktu di dapur karena ia menemukan kenyamanan di sana. 


Suara kulkas yang berdengung membuatnya bisa tidur di malam hari saat ia mengalami duka yang mendalam setelah neneknya meninggal. 


Mikage juga memasak makanan untuk Yuichi dan Eriko Tanabe yang mengajaknya tinggal di apartemennya. Sebagai ganti uang sewa, Mikage memasak makanan untuk keluarga kecil itu. 


Mikage menemukan kedamaian dan rasa nyaman saat ia memasak. Selama 6 bulan, ia memasak untuk keluarga Tanabe. Karena kecintaannya pada memasak inilah, Mikage lekas pulih dari duka dan bisa menata hidupnya lagi. Ia pun bekerja sebagai asisten guru masak. 


Sebelumnya, Mikage sempat merasakan kehampaan yang sangat gelap. Dunianya serasa suram dan tanpa warna. Neneknya meninggal dan membuatnya menjadi anak yatim piatu. 


Nenek meninggalkan wasiat agar Yuichi Tanabe bisa membantu Mikage di masa sulit. Saat itulah tawaran tinggal bersama keluarga Tanabe datang. 


Meskipun sikap Eriko dan Yuichi bisa dibilang ganjil dan aneh, karena mengijinkan orang asing tinggal. Namun, rasa riang yang ganjil itu yang membuat Mikage masih tetap bertahan tinggal di apartemen Tanabe.


Novel Kitchen


Bulan berganti bulan dan di klubnya, Eriko menjadi korban pembunuhan. Eriko dikuntit orang yang marah karena statusnya sebagai transgender. 


Entah kenapa sosok Eriko mengingatkanku dengan Lucinta Luna. Saking cantiknya sampai bikin pangling dan terpesona, padahal aslinya lakikk. Mana suaranya juga berat banget. Ngebass gityuu πŸ˜†πŸ˜…


Keadaan keluarga Tanabe pun berubah. Kini, justru Mikage yang membantu Yuichi menghadapi kehilangannya. 


Mikage membantu Yuichi melewati dukanya. Bahkan, ia rela mengirim makanan ke penginapan dengan taksi di suatu malam di musim dingin. 


Dalam perjalanan hidup mereka yang dipenuhi dengan makanan dan impian Mikage, Banana Yoshimoto menggambarkan hubungan Mikage dan keluarga Tanabe dengan lembut dan hangat.


Meskipun tampak suram, kisah Mikage dan Yuichi berakhir dengan harapan yang menghangatkan hati. Ini ending yang membuat pembaca mendapatkan keyakinan bahwa mereka akhirnya mampu mengubah takdir mereka.


Banana Yoshimoto dengan lihai menggambarkan bagaimana kegiatan sederhana seperti memasak dapat menjadi bentuk terapi, penyembuhan, dan hubungan dengan dunia sekitar baik teman maupun rekan kerja. 


Melalui narasi ini, "Kitchen" menawarkan pandangan filosofis tentang kehidupan sehari-hari. Meskipun sangat disayangkan ada bagian yang membahas transgender yang membuatnya jadi terasa menormalisasi ketidaknormalan. 


Di bab Kitchen, kisah ini jadi terasa ambigu ketika Eriko menulis surat wasiat. Eriko justru bersikap seolah ia adalah laki-laki, meskipun tampilannya sudah berubah menjadi perempuan. Saya jadi bertanya-tanya mengapa penulis menuliskan hal ini. 


Well... Apakah artinya penulis sebenarnya ingin bilang bahwa duka yang mendalam bisa mengubah manusia menjadi "monster" atau sosok lain yang sangat berbeda dengan diri kita sebenarnya? 


Dengan begini, hal ini justru memberi penegasan bahwa pada dasarnya manusia seperti Eriko memiliki fitrah yang tak akan menghilang meskipun sudah berganti kelamin. 


Eriko merasa risih dan mengingatkan Mikage bahwa ia tinggal dengan laki-laki. Jadi seharusnya ia berhati-hati dalam bersikap.




Buku Kitchen ini berisi 2 kisah, yaitu Kitchen dan Moonlight Shadow. Jika Kitchen berkisah tentang duka yang dialami Mikage, kisah Moonlight Shadow berkisah tentang 2 orang yang berduka karena kekasihnya meninggal. 


Moonlight Shadow lebih bernuansa gloomy dan membuat suasana menjadi lebih sendu. Meski begitu, Moonlight Shadow menggambarkan suasana seperti mimpi yang dinarasikan dengan indah.


Mimpi-mimpi ini berhubungan dengan cerita kedua Yoshimoto, Moonlight Shadow. Satsuki baru berusia dua puluh tahun ketika pacarnya selama empat tahun, Hitoshi, meninggal dalam kecelakaan tragis. Karena tidak mampu mengatasinya, dia beralih ke joging untuk mengusir pikiran sedih. 


Duka yang dialami tak main-main. Yang satu kehilangan lelaki yang dicintainya, yang satu kehilangan kakak dan kekasihnya. 


Duka yang digambarkan juga sangat mendalam. Membuat adik Hitoshi yaitu Hiiragi menjadi bersikap seperti trangender alias waria. Hiiragi sering memakai pakaian rok milik kekasihnya yang meninggal. 


Sedangkan Satsuki, gadis yang mencintai Hitoshi justru sering menghabiskan waktu dengan berlari joging di pagi hari.


Saat pagi inilah, bayangan Hitoshi sering muncul dalam pikirannya, membuat nuansa nostalgia menjadi sendu. Padahal itu hanya bayangan saja. Namun, suatu hari ada kejadian unik yaitu Satsuki bertemu Urara yang bilang bahwa ia ingin mengganti tumblernya yang jatuh di sungai. 


Jembatan sungai inilah yang menjadi jembatan antara kenyataan dan khayalan yang dirasakan Satsuki. Gadis itu sering menghabiskan waktu meminum teh di ujung jembatan demi bisa bernostalgia melihat bayangan Hitoshi.


Ending kisahnya sungguh menghangatkan hati. Baik untuk bab Kitchen maupun Moonlight Shadow. Depresi yang dialami oleh para tokohnya pun akhirnya perlahan sirna dan berganti menjadi harapan.


Masing-masing tokoh akhirnya menemukan kedamaian dalam penerimaan akan takdir yang tak bisa diubah lagi. 


Mereka menerima bahwa duka memang selayaknya perlu dirasakan agar hidup bisa terus berjalan. 


Nasib adalah sebuah tangga di mana kamu tidak boleh melewatkan satu anak tangga pun. Melewatkan satu langkah saja berarti kamu tidak akan pernah mencapai puncak.




Kutipan Novel Kitchen - Banana Yoshimoto : 


"Sekarang aku bisa dengan mudah mengucapkannya; dunia ini ada bukan hanya untukku. Karena itu, rasio pertemuan dengan kejadian-kejadian buruk tetap tidak berubah. Bukan aku yang memutuskan. Jadi, sebaiknya tetaplah bersikap ceria."

-Eriko Tanabe-


"Untung dan sial adalah hal biasa, tapi mempercayakan diri kepada peruntungan semacam itu adalah sikap manja."

-Mikage Sakurai-


Di tengah hujan berkah, aku berdoa, seolah-olah itu adalah sebuah himne: Biarkan aku menjadi lebih kuat.”


“Setiap orang yang kita cintai sedang sekarat. Tetap saja, berhenti hidup adalah hal yang tidak bisa diterima.”


"Seiring bertambahnya usia, jauh lebih tua, aku akan mengalami banyak hal, dan aku akan mencapai titik terendah lagi dan lagi. Berkali-kali aku akan menderita; lagi dan lagi aku akan bangkit kembali. Aku tidak akan dikalahkan. Aku tidak akan membiarkan semangatku hancur."


Kelebihan Novel Kitchen Karya Banana Yoshimoto : 


Salah satu aspek menarik dari "Kitchen" adalah gaya penceritaan Banana Yoshimoto yang unik. Dengan narasi yang sederhana namun penuh makna, pembaca diundang untuk merenungkan kehidupan dan artinya. 

Bahasa yang digunakan Yoshimoto memiliki kelembutan dan kehangatan yang mampu membuat pembaca merasa dekat dengan karakter-karakternya.


Dari lubuk hatiku, aku ingin menyerah; Aku ingin menyerah untuk hidup. Tidak dapat disangkal bahwa hari esok akan datang, lusa, dan minggu depan juga. Aku tak pernah mengira akan sesulit ini, tapi aku akan terus hidup di tengah depresi yang suram, dan itu membuatku merasa mual hingga ke lubuk jiwaku yang terdalam. Meskipun badai berkecamuk dalam diriku, aku berjalan di jalan malam dengan tenang.

 

Banana Yoshimoto mampu menangkap esensi kehidupan sehari-hari dengan detail yang menyentuh hati. 

Cerita cinta yang tumbuh di antara karakter, hubungan yang menguatkan, dan penerimaan terhadap perubahan hidup memberikan warna yang mendalam pada narasi ini.




Penghargaan Atas Novel Kitchen : 


Sejak pertama kali diterbitkan, "Kitchen" telah menerima berbagai penghargaan dan pujian. Alur cerita dan para tokoh karakter yang dirancang dengan baik membuat buku Kitchen ini meraih tempat khusus di hati pembaca. 

Kitchen meraih penghargaan antara lain : Nihon University Department of Arts Prize (1986), Kaien magazine New Writer Prize (1987), Mishima Yukio Prize δΈ‰ε³Άη”±η΄€ε€«θ³ž Nominee (1988)

Pengaruhnya dalam sastra Jepang dan internasional juga menjadi bukti keberhasilan karya Yoshimoto ini. 

Novel Kitchen ini membawa nama Banana Yoshimoto menjadi penulis Jepang yang layak untuk diperhitungkan di kancah sastra dunia. 


Apa saja karya karya Yoshimoto Banana?


Karya karya Yoshimoto Banana yang lain adalah Goodbye Tsugumi (1989), Asleep (1989), Moonlight Shadow (1986), NP (1990), Amrita (1994), Kanashi (1988) dan masih banyak yang lainnya.


Isu Kehilangan dan Filosofi Hidup dalam Novel Kitchen Masih Relevan Hingga Hari Ini


Novel "Kitchen" tidak hanya sekadar kisah kehilangan, tetapi juga merupakan eksplorasi mendalam tentang perasaan, hubungan, dan makna hidup. 

Banana Yoshimoto memasukkan elemen-elemen filosofis dan spiritual, memberikan dimensi yang lebih dalam pada setiap lapisan cerita. 

Tema-tema seperti keberanian menghadapi perubahan dan daya tahan dalam mengatasi cobaan hidup sangat terasa dalam setiap halaman.

Meskipun pertama kali diterbitkan pada tahun 1988, "Kitchen" tetap relevan hingga saat ini. 

Tema-tema universal seperti kehilangan, kesepian, dan pencarian makna hidup membuatnya tetap dapat dinikmati oleh pembaca dari berbagai lapisan masyarakat.


...kalau manusia sama sekali tidak pernah merasa putus asa, kita tidak akan tahu bagian mana dari diri kita yang tak sanggup kita singkirkan. Lalu kita akan tumbuh dewasa tanpa benar-benar mengerti apa saja yang membuat kita gembira. Aku bahagia karena bisa menderita. 




Kesimpulan : 


"Kitchen" karya Banana Yoshimoto adalah sebuah karya seni sastra Jepang yang patut diapresiasi. 

Dengan menghadirkan keindahan dalam sederhana, filosofi dapur, dan kisah yang menyentuh hati, Yoshimoto berhasil menciptakan karya abadi yang melampaui batasan waktu. Sebuah perjalanan emosional yang tak terlupakan, 

"Kitchen" mengajarkan kita bahwa terkadang, makna hidup dapat ditemukan di tempat-tempat paling sederhana sekalipun.




"Kitchen" bukan hanya sekadar buku, tetapi sebuah pengalaman membaca yang memikat hati. Banana Yoshimoto mampu meramu cerita yang sederhana menjadi sesuatu yang luar biasa melalui kepekaan dan kedalaman emosionalnya. 

Bagi mereka yang menghargai sastra Jepang, karya ini layak menjadi bagian dari koleksi mereka.

Dengan tema yang bersifat universal, "Kitchen" tidak hanya menjadi kebanggaan sastra Jepang tetapi juga menyentuh hati pembaca di seluruh dunia. 

Apakah kamu seorang penggemar sastra atau sedang mencari bacaan yang menginspirasi, karya Banana Yoshimoto ini patut untuk dijelajahi. 

Selamat membaca ya! ❤️


❤️❤️❤️


Biodata Buku : 


Judul Buku : Kitchen

Penulis Buku : Banana Yoshimoto

Penerbit :  Grove Press

Terbit : versi kindle, 2017

Tebal : 152 halaman

ISBN : 9780802115164

Terbit Pertama : 30 Januari 1988

Original title  : γ‚­γƒƒγƒγƒ³ [Kitchin]

Setting : Tokyo (Japan), Isehara (Japan), Shimoda (Japan)

Characters : Mikage Sakurai, YΕ«ichi Tanabe, Eriko Tanabe, Satsuki, Urara, Hiiragi

Usia membaca: 21 tahun

Bahasa : Inggris

Genre buku : japan literature

Rating buku: 4/5 🌟


Baca dan download ebook Kitchen Banana Yoshimoto di aplikasi Libby 

Pinjam ebook pakai ecard Montgomerry County Public Libraries




❤️❤️❤️


Sinopsis Buku : 

Banana Yoshimoto's novels have made her a sensation in Japan and all over the world, and Kitchen, the dazzling English-language debut that is still her best-loved book, is an enchantingly original and deeply affecting book about mothers, love, tragedy, and the power of the kitchen and home in the lives of a pair of free-spirited young women in contemporary Japan. 

Mikage, the heroine of Kitchen, is an orphan raised by her grandmother, who has passed away. Grieving, she is taken in by her friend Yoichi and his mother (who was once his father), Eriko. 

As the three of them form an improvised family that soon weathers its own tragic losses, Yoshimoto spins a lovely, evocative tale that recalls early Marguerite Duras. 

Kitchen and its companion story, "Moonlight Shadow," are elegant tales whose seeming simplicity is the ruse of a writer whose voice echoes in the mind and the soul.


Baca juga : 

Resensi Buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya Karya Keigo Higashino

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) karya Toshikazu Kawaguchi

Resensi Buku Almond karya Sohn Won-Pyung


29 Januari 2024

Review Buku "Love in The Library": Menemukan Cinta di Tengah Penderitaan Camp Pengungsian Minidoka


Judul Buku : Love in The Library
Penulis Buku : Maggie Tokuda-Hall
Illustrator : Yas Imamura
Penerbit : Candlewick 
Terbit : 2022
Tebal : 40 halaman
ISBN : 978-1536204308
Usia membaca: 7-10 tahun
Bahasa : Inggris
Genre buku : pictorial book, fiksi sejarah
Rating buku: 5/5 🌟

Baca dan download ebook di aplikasi Libby 
Pinjam ebook pakai ecard New Orleans Public Library


❤️❤️❤️

27 Januari 2024

Review Buku Anak "These Olive Trees" karya Aya Ghanameh

Buku anak palestina



Judul Buku : These Olive Trees
Penulis Buku : Aya Ghanameh
Illustrator : Aya Ghanameh
Penerbit: Viking Books for Young Readers 
Terbit: 2023
Tebal : 40 halaman
ISBN: 978-0593525180
Usia membaca: 3-9 tahun
Bahasa : Inggris
Genre buku : pictorial book
Rating buku: 5/5 🌟

Baca dan download ebook di aplikasi Libby 
Pinjam ebook pakai ecard San Jose Public Library


❤️❤️❤️

26 Januari 2024

Review Buku Anak Franklin's Halloween : Keseruan Pesta Kostum di Malam Halloween


Judul Buku : Franklin's Halloween

Penulis Buku : Paulette Bourgeois

Illustrator : Brenda Clark

Penerbit: Kids Can Press

Terbit: 2011

Tebal : 32 halaman

ISBN: 978-1554537860

Usia membaca: 2-6 tahun

Tingkat kelas: Prasekolah - 3

Bahasa : Inggris

Genre buku : pictorial book

Rating buku: 5/5 🌟


Baca dan download ebook di aplikasi Libby 

Pinjam ebook pakai ecard San Jose Public Library


❤️❤️❤️


Alur Cerita Buku Anak Franklin's Halloween : 


Franklin bisa menghitung dan mengikat tali sepatunya. Dia mengetahui hari-hari dalam seminggu, bulan-bulan dalam setahun dan hari libur di setiap musim. 


Hari ini tanggal 31 Oktober. 

Saat itu Halloween! 


Franklin tidak sabar menunggu pesta kostum malam ini. Semua orang akan berada di sana.


Franklin dan teman-temannya telah membicarakan pesta itu selama berminggu-minggu. 


Akan ada permainan, hadiah, dan bahkan parade. Yang terbaik dari semuanya, akan ada rumah berhantu.


“Saya pikir akan ada kelelawar dan laba-laba,” kata Franklin.


"Dan kerangka," tambah Berang-berang.


Kelinci menggigil. "Adikku bilang dia melihat hantu sungguhan di sana tahun lalu."


"Itu konyol, Kelinci," kata Berang-berang. “Tidak ada hantu yang nyata.”


Semua teman Franklin heboh karena kontes kostum tersebut.


Franklin tidak yakin apa yang akan dia kenakan. Dia sudah mencoba semua yang ada di koper dandanannya, tapi sepertinya tidak ada yang beres.


Berang-berang dan Angsa merahasiakan kostum mereka.


"Coba temukan kami di pesta itu," mereka terkikik.


Fox juga misterius tentang apa yang akan dia lakukan





"Cari sesuatu yang mengerikan," katanya. Hal itu memberi Franklin sebuah ide. Dia akan berubah menjadi sesuatu yang menyeramkan.


Franklin membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk membuat kostumnya.


Begitu selesai, dia menyelinap ke belakang ayahnya dan menepuk bahunya.


"Thrick or Threat!," kata Franklin.


"Ahhhh!" desah ayahnya. "Siapa kamu?"


Dengan suaranya yang terdalam dan paling menakutkan, Franklin menjawab, "Ini aku. Franklinstein!"


Dalam perjalanan ke kota, Franklin mencoba menebak siapa yang ada di dalam setiap kostum.


"Setidaknya aku tak perlu khawatir untuk menemukan Bear," kata Franklin. "Dia selalu jadi hantu."




Saat Franklin dan orangtuanya tiba, pesta sudah dimulai.


Franklin melihat hantu di dekat apel yang terombang-ambing dan bergegas ke arahnya. "Halo, Beruang," kata Franklin.


"Whoo!" jawab hantu itu. "Itu bagus, Beruang," kata Franklin. "Kamu terdengar sangat menakutkan."


Franklin memilih sebuah apel. Lalu dia berlari ke tempat pelemparan labu. Itu adalah permainan favoritnya karena dia selalu memenangkan hadiah.


Tas Franklin hampir penuh saat juri mengumumkan kontes kostum. 


Sementara semua orang mengantri untuk parade, Franklin berusaha mencari lebih banyak teman-temannya. Dia pikir dia mengenali Berang-berang dan Angsa. Tapi di mana Fox?


Mereka berbaris mengelilingi gedung dua kali.


Franklin mengeluarkan suara monster yang mengerikan dan berjalan dengan kaki yang kaku dan lurus. Dia memenangkan hadiah sebagai monster hijau terbaik.


Hanya ada satu hal lagi yang harus dilakukan untuk masuk ke rumah hantu itu.





"Kau duluan," kata Berang-berang sambil mendorong Franklin menuju pintu.


Pintu itu berderit terbuka. Sebuah kerangka bergetar. Rantai berdentang. Ada erangan. Franklin menginjak sesuatu yang keras.


Tiba-tiba, sebuah tangan besar berbulu terulur dari kegelapan.


Jantung Franklin berdegup kencang. Tapi sebelum dia sempat berteriak, lampu menyala.


"Thrick or Threat!" teriak Tuan Mole.


Franklin melihat sekeliling dengan gugup. Lalu dia tertawa. Tangan berbulu itu hanyalah alat pel Pak Mole.


"Inilah suguhan untuk menantang rumah hantu," kata Pak Mole. "Hantu datang sebelum kamu. Dia begitu ketakutan hingga terbang menjauh."


"Tetapi Beruang tidak bisa terbang," kata Franklin.


"Bukan Beruang," jelas Pak Mole. "Beruang sedang sakit di rumah karena flu yang parah."


Franklin bergidik. "Jika Beruang bukan hantunya, lalu siapa?"


Dia berlari kembali ke teman-temannya, yang sedang mengantri ke rumah hantu.


"Apakah itu menakutkan?" tanya Rubah. “Kamu terlihat seperti baru saja melihat hantu.”


"Mungkin memang begitu," kata Franklin. Dia memberi tahu mereka apa yang dikatakan Tuan Mole.


Maksudmu Beruang tidak pernah ada di sini? tanya Berang-berang.


Franklin menggelengkan kepalanya.


Hantu itu terbang di atas mereka. Ia menukik rendah dan berseru, "Whooo!"




Kelinci bergerak-gerak. "Jadi apa yang berwarna putih, katanya 'Whooo' dan terbang?"


"Hantu sungguhan," jawab Angsa. "Lariii!"


Franklin hendak mengikutinya ketika dia melihat sehelai bulu melayang ke bawah.


"Berhenti!" dia berteriak. "Sepertinya aku tahu siapa hantu itu."


Franklin menunjukkan bulu itu kepada mereka. "Lihat. Itu pasti Tuan Burung Hantu."


Bahkan Kelinci pun terkikik saat menyadari trik yang dimainkan guru mereka.


Di akhir pesta, tas semua orang sudah penuh. "Kasihan Beruang," kata Raccoon. "Tidak ada hadiah untuknya."


"Kita bisa berbagi camilan dengan Bear," saran Franklin.


Semua teman setuju. Mereka masing-masing memasukkan beberapa camilan ke dalam tas. Kemudian mereka berjalan ke rumah Bear dan meninggalkan tasnya di depan pintu.


"Thrick or Threat!" mereka menelepon.


Dalam perjalanan pulang, Franklin melihat ke dalam tas camilannya.


"Bagus!" kata ibunya. "Kamu punya cukup uang untuk bertahan sampai Halloween berikutnya!"


"Mungkin," kata Franklin sambil mencicipi beberapa. Namun diam-diam ia berharap camilan itu bertahan hingga akhir minggu.


❤️❤️❤️


Review Buku Anak Franklin's Halloween : 


Kapan terakhir kali baca buku tentang Franklin si kura-kura? 😍


Beberapa hari ini aku meminjam ebook bahasa Inggris di aplikasi Libby. Aku pakai ecard San Jose Public Library. 😁


Btw, kalau aku pinjam ebook di aplikasi Libby pakai ecard San Jose Public Library ini, aku bisa pinjam sampai 10 judul buku lho. 🀩


Asyiknya lagi, banyak buku anak bagus yang bisa kupinjam. Wah, rasanya kayak nemu harta karun. Haha


Btw, kisah tentang Franklin si kura-kura berwarna hijau ini mengingatkanku dengan film kartun zaman dulu. Kayaknya cerita ini emang legend banget ya. Bahkan ada juga ninja turtle yang pakai karakter kura-kura hijau buat tokoh utamanya. 


Aku pinjam buku berjudul A Classic Franklin Story : Franklin's Halloween. Buku anak ini karya Paulette Bourgeois dan diilustrasikan oleh Brenda Clark. ❤️


Keseruan Berburu Camilan dan Pesta Kostum Horor di Malam Halloween


Buku Franklin's Halloween ini berkisah tentang pengalaman Franklin menyiapkan kostum untuk ikut pesta Halloween. Halloween jadi perayaan tahunan setiap tanggal 31 Oktober. 


Kalau di negara 4 musim kayak Amerika Serikat atau Inggris, perayaan Halloween pasti udah nggak asing lagi. Tapi kalau buat kita yang di Indonesia, Halloween jelas bukan budaya kita. Hehe


Franklin merasakan pengalaman mengikuti pesta kostum Halloween bersama teman-temannya. Selain itu, ia juga jago bermain game, jadi dia dapat banyak hadiah. 


Halloween menjadi penanda bahwa pesta horor akan dimulai juga. Pasalnya, Halloween diadakan Oktober, di mana setiap orang berpura-pura memakai kostum aneh dan horor, lalu berkeliling ke setiap rumah untuk meminta permen. 


Thrick or threat! 


Kalau pemilik rumah baik hati, mereka bakal ngasih permen sebagai hadiah. Jadi kebayang dong kalau muterin banyak rumah lainnya. Bakal banyak camilan yang diperoleh. Wkwk


Ya, sama kayak cerita Franklin bareng temannya. Mereka mengira bakalan ketemu beruang di pesta Halloween. Lhooo... ternyata Beruang malah nggak datang. Lalu, siapa yang cosplay jadi hantu melayang? Wkwk


Siapa dong Hantunya? 


Anak-anak udah panik duluan waktu Franklin bilang Beruang sedang sakit, dan bukan beruang yang pakai kostum hantu. Makanya semua temannya termasuk Franklin pun langsung takut dan mau kabur dari rumah hantu. Hahaha

Tapi ternyataaaa... bukan hantu asli dong. Coba tebak siapa yang cosplay jadi hantunya? Yaps, betul! Burung hantu! Wkwk


Soalnya dia ninggalin jejak yaitu bulu burung yang lepas. Wkwk. Jadi ya... ketahuan deh, siapa yang ternyata jadi hantunya. 🀣


Keseruan Pesta Halloween Bareng Geng Franklin Si Kura-kura Hijau dan Temannya


Buku anak Franklin's Halloween ini beneran seru sih! Berasa banget pengalaman jadi anak-anak waktu baca kisah pesta halloween di dalam buku ini. 😁


Selain menggambarkan bagaimana suasana Halloween, buku anak ini juga mengajarkan gimana caranya anak-anak bisa berbagi makanan seperti yang dilakukan Franklin dan teman-temannya. πŸ₯°


Mereka tahu Beruang sedang flu dan nggak dapat makanan dan camilan dari pesta. Jadi, mereka menyisihkan sebagian camilan hasil ngerusuh Thrick or Threat, trus ditaruh di tas depan rumah Beruang. Mereka beneran baik banget ya. Haha


Anak-anak jadi belajar empati, dan belajar juga bahwa hantu itu aslinya nggak ada. Ini jadi semacam kontradiksi ya dengan perayaan Halloween itu sendiri yang sebenernya digambarkan penuh dengan kostum hantu yang horor. Penulis malah bilang bahwa "hantu itu nggak nyata". Wkwk πŸ˜†


Baiklah, rasanya aku malah jadi makin semangat baca buku anak lainnya. Hehe


Nah, selamat membaca buku yaaa! πŸ’œ


See youu~ ❤️


❤️❤️❤️


Sinopsis Buku Anak Franklin's Halloween : 


Franklin and his friends are excited about the Halloween party. But things get scary when Franklin begins to think that there might be a real ghost at the party in this Franklin Classic Storybook.