Judul Buku : Alin
- Montir, Berondong, dan Teori Kualat
(#GemblongersSeries)
Pengarang : Sophie
Maya
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Terbit : April
2018
Tebal : 280 hlm.
ISBN :
9786020383378
Genre : Young
Adult
Baca via Gramedia
Digital (Scoop)
Sinopsis Buku :
Hanya satu falsafah hidup yang dipegang teguh oleh Pauline Citra Atmosukarto, yaitu antiberondong. Karena itu, ketika sahabatnya, Lula, pacaran dengan Gino yang berusia delapan tahun lebih muda, Alin sulit menerimanya. Lula meradang dan memutuskan persahabatan mereka yang sudah terjalin lima tahun. Tak hanya murka, Lula juga mengutuk Alin bakal kualat.
Ternyata, sebelum kutukan kualat itu datang, Braga, mahasiswa baru di FISIP Universitas Diponegoro, kampus Alin sebagai mahasiswi senior sekaligus ketua BEM dua periode, sudah menunjukkan gejala naksir berat. Bahkan, Braga terang-terangan menyatakan perasaannya. Akankah Alin membiarkan berondong itu dekat dengannya? Apa kata dunia?
Resensi
Buku :
Pauline
Citra Atmosukarto, cucu Mbah Atmo yang paling kecil di antara ketiga Gemblongers
lainnya, memiliki dua sahabat yang saling menyayangi selama kuliah di FISIP
Undip. Bersama Lula, model dan vlogger cantik, juga Karina, mereka bisa saling
mengisi meski sifatnya bagai bumi dan langit.
Tak
ada yang menyangka bahwa keputusan Lula untuk memacari brondong bernama Gino
membuat kedua sahabatnya meradang. Tak tanggung-tanggung, Alin bahkan sampai
putus komunikasi dengan sahabatnya itu. Ia tak tahu kabar ula selain dari
updatean path miliknya. Bagi Alin, memacari berondong itu aneh. Apalagi jarak usia
Gino dan Lula itu 8 tahun. 8 tahun, bok. Ntar Gino dikira pacaran sama tante-tante
dong. Lula pun pernah dilabrak oleh fans berat Gino.
Karena
omongan Alin yang nggak mengenakkan tentang cinta beda usia ini, Gino memaksa
Lula memilih dua opsi : tetap mempertahankan Gino atau memilih bersahabat
dengan Karina dan Alin. Dan Lula yang dibutakan oleh cinta memilih Gino, si
berondong kinyis-kinyis ini.
Lula
marah besar dengan Alin yang memandang sebelah mata status Gino yang masih
kelewat muda. Buatnya, cinta tak memandang usia. Didera amarah, Lula menyumpahi
Alin agar merasakan apa yang ia rasakan : jatuh cinta dengan berondong. Karena
omongan Lula itulah, Alin pun menjadi orang yang antiberondong.
Di
kampus, Alin berjibaku dengan agenda ospek dan skripsinya yang tak kunjung
usai. Ditambah drama ala kakak ketua BEM, Alin pun masih harus berurusan dengan
sederet jadwal rapat terkait kerjanya di BEM fakultas. Bagi Alin, dunia kampus
masih sangat ia minati. Pun begitu dengan montir. Meski Alin kecil, namun ia
sangat mahir mengutak-atik mesin motor di bengkel tetangganya.
Suatu
malam, Alin mengunjungi bengkel tempat ia biasa bekerja. Meski saat itu sedang
cuti, tapi si koko pemilik bengkel membolehkan ia bekerja saat seorang ibu
ingin menambal ban motor miliknya. Tak disangka, saat itulah ia bertemu dengan
lelaki misterius yang hobi ngebengkel juga seperti Alin. Alin jatuh cinta pada
pandangan pertama, meski ia tak pernah tahu lelaki itu siapa dan bagaimana rupanya,
karena sama-sama memakai masker. xD
Di
kampus, Alin mengalami gimana saat drama hidupnya dimulai. Dari ospek yang rada
telat karena dia kesiangan, Alin yang nabrak anak baru sampai pingsan, pernyataan
cinta dari si berondong bernama Braga, hingga ia jatuh cinta lagi dengan mantan
kakak kelasnya dulu, Keenan yang kini menjadi dosen pembimbingnya. Dapatkah
Alin menyelesaikan masalah-masalah rumit yang ada?
***
Novel
Alin : Montir, Brondong dan Teori Kualat ini merupakan novel yang tergabung
dalam project Gemblongers Series. Novel ini ditulis oleh Sophie Maya,
saya pernah baca kumcer remaja miliknya dan suka dengan gaya nulisnya.
Pas
baca novel Alin yang bergenre Young adult ini saya nggak punya ekspektasi
apa-apa, tapi setelah membacanya saya bisa bilang sukaa banget dengan
penggambaran tokohnya yang konyol dan lucu, setrong dan karismatik. Tipikal
strong girls.
Trus
tempat-tempat di Semarang, Salatiga dan Ambarawa ini bikin saya kangen suasana
kotanya deh. Bener-bener kayak nyata. Kamu bisa menelusuri jalanan kota, desa,
sampai jalanannya yang macet. Bahkan toko gramedia, atau tempat makannya pun
bikin saya ngerasa nostalgia sama kota Semarang. Uwaa, thanks mbak Maya. Sudah bikin novel
sehidup ini.
Buat
saya Alin itu keren banget, dan menggambarkan seperti apa sih anak BEM itu.
Iya, soalnya dulu saya juga pernah masuk BEM, dan pernah juga ngefans sama
kakak kelas yang kayak Alin ini. Setrong banget dan karismatiknya itu lho, yang
beda dibanding orang lain. Deket sama orang ini, auranya beda aja. Adek kelas
bisa takluk sama omongannya, bahkan meski si mbak ini udah jadi alumni. Masih
aja disegani. Pasti ada dong di BEM kampusmu, mbak2 yang kayak gini juga?
Hayooo ngaku! :p
Yang
paling bikin saya suka bukan kisah cintanya, yes. Kalau yang itu sih ya ala-ala
berondong manis. Standar aja. Yang beda paling karena sikap Braga yang kadang
ada nyleneh dan tukang ngegombal itu. Hahaha. Dasar anak alay! =))
Tapi
yang saya suka itu, gimana tokoh Alin ini menyelesaikan satu per satu
masalahnya. Dia bisa dengan baik menjadi contoh teladan buat anak-anak lain
gimana caranya menangani orang yang rese. Ya, dia tipikal anak komunikasi
tulen. Beneran bisa berkomunikasi dengan caranya sendiri. Menaklukkan tanpa
menjatuhkan lawan.
Kayak
kasus ini nih, ada adek kelas yang suka ngomongin di belakang tentang Alin yang
belum lulus juga meski udah semester tua. Si Alin malah bilang sama mereka soal
tips gimana dapet nilai bagus di semester ini. Wkakak. Sungguh ajaib caranya.
Tapi ya wajar sih, dia kan emang disegani ya. Jadi pakai jaminan nama dia buat
membungkam mulut usil juga masih bisalah ya.
Gimana
cara Alin berinteraksi dengan keluarganya, terutama ketiga sepupunya yang
tergabung dalam genk Gemblongers itu juga seru. Apalagi pas dia dengan begitu
polosnya kok ya mau-maunya tidur di kamar sepupunya cuma buat numpang tidur
aja, trus bayar pulak. Wahaha. Mbok ya o tidur di rumah sendiri lho. Kok ya pindah
kamar doang, jauh-jauh ke Semarang mung meh nunut turu. Nglaju meneh. :p
Kalau
ada yang paling nyentrik itu, si tokoh mbah Atmo. Dia itu gimana ya. Udah tua
tapi nyetrik. Usil dan tengilnya masih kayak anak muda aja. Wkwkwk. Padahal si
simbah ini dah tua lho ya. Trus, dia bikin kata pengantar surat wasiat itu kok
ya bikin mewek pas bacanya. Nice family man.
Kalau
ditanya adegan mana yang paling memorable, saya bakal jawab pas Alin dan Braga
ketemu di bawah lampu toko kue milik keluarga Alin. Pas Braga dan Alin ketemu
di bengkel. Itu nggak tahu kenapa ya, chemistrynya dapet banget. Misteriusnya dapet,
gregetannya juga. Hahaha. Trus pas Si simbah ngomong sesuatu. Lucu banget. :D
"Cinta tidak memandang usia, Cah Ayu. Siapa yang bisa mengelak saat panah asmara ditembakkan meski bukan ditembakkan oleh ahli senapan lulusan bintara?" - Mbah Atmo
Komen
saya soal novel ini. Novel ini recomended, terutama buat anak remaja nanggung
yang lagi kuliah. Seru dan ada hikmahnya juga. Nggak cuma cinta-cintaan seperti
novel lainnya, tapi beneran ada hikmah yang bisa kamu dapetin dari novel
seringan ini. Tentang arti persahabatan, cinta dan keluarga. Fyi, toko Pauline Bakery itu emang beneran ada loh. Hehe. Overall, 4
bintang untuk novel ini. Kalau ngasih 5 ntar dikira ngefans pula sama mbak Alin.
xP
Bhahaha...
BalasHapusAku ngebayangin tokoh Alin yang kena batunya karena ga suka pake banget sama berondong.
Tapi yaa..
Aku juga aga gimanaa...gitu, kalo ngomong ama berondong.
Yuukk~