Judul Buku : Be The Best Wife
Penulis : Fadhilah Akbar
Penerbit : Pro-U Media
Terbit : 2017
Tebal : 200 hlm.
ISBN : 978-602-7820-67-8
Rating : 4/5 bintang
Blurb :
Akhir-akhir ini, kerap kita
melihat pasangan yang masih muda sudah pada berani menikah. Namun, tak sedikit
pula yang sudah ‘cukup’ cukup usianya, cukup hartanya- masih nanti-nanti saja
untuk urusan menika. Ada juga yang sudah
berkeinginan untuk menikah tetapi mengaku masih belum siap Nah, bisa jadi itu
tanda bekalnya belum cukup, dan niatnya belum pasti.
Buku ini akan menuntun
teman-teman shalihah untuk memantapkan niat serta menambah kesiapan menjemput
jodoh dan memasuki babak baru dalam kehidupan-kehidupan pascanikah. Ulasannya
untuk bersiap menjadi istri dan ibu luar biasa, yang dimulai dengan menambah ilmu
terkait persiapan diri sebelum menikah sampai menangani hal-hal seputar
kehidupan setelah menikah.
Membaca buku ini juga bisa
berperan sebagai aksi teman-teman shalihah dalam menjemput jodoh, karena salah
satu langkah untuk membuka pintu jodoh adalah dengan memperkaya ilmu yang
berkaitan dengan remah-remah pernikahan. Insya Allah, Rabb Ta’ala akan
memudahkan ketika teman-teman dinilai telah siap. Ingat, ia (jodoh) tidak
datang dengan sendirinya, namun ia juga perlu dijemput. Selamat membaca para
shalihah.
Resensi Buku :
‘Jodohku adalah cerminan diriku. Jika aku baik, maka ia adalah orang baik. Kalau begitu, aku akan jadi yang terbaik.’ (hlm. 13)
Seorang perempuan yang telah
menikah memiliki keistimewaan yang menakjubkan yaitu berhak atas qiwamah
atau kelebihan pemeliharaan dan perlindungan dari suaminya. Namun untuk menjadi
seorang istri dan ibu yang luar biasa harus memaksimalkan potensi diri yang telah Allah berikan. Salah satunya adalah
giat mencari ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Berbahagialah
karena seorang lelaki mendapatkan pasangan terbaik yaitu perempuan yang
menyerupainya dalam hal kemanusiaan.
“Perempuan diciptakan dari tulang rusuk sementara yang paling bengkok itu bagian teratasnya. Jika engkau bersikeras meluruskannya, maka ia akan patah. Tetapi jika engkau membiarkannya, ia akan bengkok selamanya. Maka nasihatilah perempuan dengan cara yang baik.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ad-Darimi.)
Jika memantaskan diri yang
dilakukan adalah cara untuk menjemput
jodoh dunia hingga akhirat, berarti segala peningkatan kualitasnya akan
mengarah kepada hal-hal seperti : perempuan yang taat beragama, perempuan yang
berilmu, perempuan yang cantik rupa dan akhlaknya, dan perempuan yang
bermanfaat bagi dirinya sendiri.
Dalam kehidupan, kita memerlukan
manajemen untuk mengatur hidup kita agar maksimal menjalankan peran di dunia
ini. Lalu, apa saja tahapan manajemen
hidup yang bisa kita lakukan? Yaitu :
identifikasi keinginan, membuat matrik keinginan, menentukan pridoritas
keinginan, planning, dan actuating.
Saat di tahap aksi inilah kita
perlu memperbanyak aksi dan doa seraya bertawakal pada Allah karena Allah lah
yang menentukan hasil akhir dari usaha terbaik kita.
“Bagaimana dengan urutan prioritas teman-teman? Ada di nomor berapakah keinginan menikah? Jika ternyata poin menikah belum menjadi prioritas yang utama, berarti menikah baru sebatas keinginan, bukan kebutuhan.” (hlm. 26)
Jika keluarga yang akan kita
bentuk nantinya adalah keluarga yang luar biasa, maka butuh bekal yang banyak. Jika
kita tidak mempersiapkan segalanya dari sekarang, mungkin kita malah akan kaget
ketika memulainya. Seperti memasuki masa kehamilan, merawat anak, memanjakan
suami, mengurus rumah serta keluarga, mengatur keuangan dan masih banyak lagi.
Setiap anak tangga adalah sebuah
pembelajaran, bagaimana seharusnya seorang perempuan paham akan hak dan kewajibannya sebelum dan kelak
setelah dia diperistri oleh seorang lelaki. Lalu, apa saja hak dan kewajiban seorang istri pada suaminya? Antara lain yaitu :
menjadi partner dan pendamping bagi suaminya, menaati perintah suami, berdim di
rumah dan idak keluar kecuali dengan izin suami, taat pada suami ketika diajak
ke ranjang, dan tidak mengizinkan orang lain masuk rumah kecuali dengan izin
suami.
Sebagai seorang muslim, kita
dapat melatih kesabaran diri dengan melaksanakan shalat. Terlebih ketika ada
masalah saat keimanan kita sedang turun dan rindu pada si dia datang menggebu,
perbanyak ibadah agar kita tidak mendekat pada hal-hal yang menjerumuskan pada
maksiat. Rasulullah ketika ada masalah melakukan shalat dua rakaat.
Diriwayatkan oleh Hudzaifah,”Rasulullah jika mendapatkan kesulitan, maka beliau bangkit melakukan shalat.” (HR. Ahmad)
Maka sebaiknya perbaiki dulu
kualitas shalat kita dengan berupaya meningkatkan kekhusyukan serta sebisa
mungkin berusaha untuk melaksanakannya tepat waktu. Insya Allah, pertolongan
Allah-apalagi hanya tentang jodoh- akan semakin dekat. Aamiin. (hlm. 26)
Agama merupakan asas utama bagi
seorang pria untuk memilih calon istrinya. Artinya, seorang perempuan haruslah
memiliki pribadi yang taat kepada Allah, lurus agamanya, senantiasa mau berbuat
kebajikan, penuh kasih sayang dan tingkah lakunya yang terpuji. Dengan begitu,
insya Allah pernikahan yang dibangun akan mendatangkan ketentraman bagi
keduanya. (hlm. 40)
Membuat proposal menikah, pentingkah? Penting, meskipun kita belum
bertemu dengan jodoh kita. Bawa proposal itu dalam doa-doa kita agar Allah
memberikan jodoh sesuai apa yang kita inginkan. Agar apa yang menjadi visi dan
misi sebuah keluarga yang kida idamkan akan terwujud. Jika sudah bertemu dengan jodoh kita segera
berikah proposal kita seraya terus berdoa agar dimudahkan sehingga pernikahan
akan penuh berkah.
Lalu, apa saja yang perlu
dilakukan sebelum menikah dan memilih si dia?
Antara lain : minta pertimbangan untuk memilih calon suami, pilih yang
berasal dari keluarga yang baik nasabnya, bukan keluarga pezina atau ahli maksiat.
Pilihlah jodoh yang sekufu, tidak jauh berbeda dalam kondisi agama, nasab dan
kekayaannya, gadis lebih diutamakan, subur, menyenangkan hati bila dipandang,
memahami taat dan kewajiban pada suami, dan menjaga aurat dan dirinya dari
lelaki yang bukan mahramnya.
Saat dilakukan khitbah, seorang calon suami boleh
melihat apa yang mendorongnya untuk menikah perempuan tersebut. Yaitu wajah dan
telapak tangan dan disaksikan oleh anggota keluarganya bagi anggota keluarga
laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk saling mengenal dengan jalan
sama-sama melihat. Lalu, ambil wudhu dan
shalat istikharah.
Shalat istikharah bukan hanya untuk keperluan jodoh saja, namun
juga dalam segala urusan terutama jika seseorang mengalami kebimbangan dalam
menentukan sesuatu. Jika sudah mantap, mintalah kepada Allah agar urusan
tersebut diridhai dan dimudahkan jalannya. Dengan khitbah, akan menimbulkan
ketentraman yaitu menguatkan tekad untuk melangkah ke jenjang pernikahan.
Saat akad, terjadi perjanjian
besar yang dilakukan antara manusia dengan Tuhannya, yaitu mistaqan ghalidza. Dalam akad ada dua syarat wajib yang harus dimiliki
yaitu adanya perasaan suka sama suka dari kedua calon mempelai, dan adanya ijab
kabul yang disaksikan oleh para saksi, adanya mahar atau mas kawin sebagai
pemberian yang terbaik sesuai dengan kesepakatan kedua pihak dan menurut kadar
kemampuannya. Adanya wali dari pihak perempuan dan ada saksi-saksi untuk
menguatkan bahwa terjadi pernikahan diantara keduanya.
Saat menikah, dianjurkan berdoa : ‘Ya Rabb kami, anugeahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami). Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Furqan ayat 74)
Saat menikah diharapkan kita
sudah memiliki tujuan yang sudah selaras antara keduanya. Sehingga diharapkan
dapat membangun sikap saling memiliki antar pasangan dalam mencapainya secara
bersama-sama. Ada dua hal yang diperlukan oleh pasangan yaitu komunikasi dalam
membangun suatu hubungan dengan pasangan.
Tujuan pernikahan adalah melestarikan keturunan. Karena hal itu,
diperlukan diskusi dan proses belajar yang cukup dari kedua pasangan karena
anak adalah amanah dari Allah untuk dijaga dan dibesarkan dengan sebaik-baiknya
dengan meningkatkan kematangan emosi, pendewasaan sikap, peningkatan kualitas
kesehatan, dll. Akan terasa menyenangkan jika tujuan tersebut dibuat dan
disekapati bersama sehingga mewujudkannya pun bersama-sama.
“Menikah juga berarti menyatukan dua keluarga dan membangun hubungan silaturahmi yang baru. Karena salah satu tujuan dari suatu pernikahan adalah meluaskan kekerabatan, yaitu menyambung tali silaturahmi dan menguatkan ikatan kekeluargaannya.”(hlm. 69)
Buku Be The Best Wife ini selain membahas tentang persiapan menuju
pernikahan juga memberikan gambaran bagaimana mempersiapkan kehamilan terbaik,
dan menyiapkan generasi Rabbani terbaik. Apa saja caranya? Dengan mencari bekal
ilmu parenting, seputar awal kehamilan, cara menjaga kehamilan dan bagaimana
menjaga pola makan selama hamil, olahraga saat hamil, juga mempersiapkan pasca
kehamilan yaitu saat melahirkan.
“Di dalam Islam, seorang ibu dikatakan ideal ketika mampu mendidik dan mengajarkan anak-anaknya dengan nilai keislaman. Proses menjadi makhluk berkualitas fisik dan mentalnya, harus dimulai sejak dini dan dibentuk oleh orangtuanya sendiri terutama ibu. Adanya latihan-latihan kebiasaan baik dalam kegiatan sehari-hari akan berakibat baik pada proses munculnya kebiasaan dan kepribadian yang baik pada sang anak. Sehingga, seorang ibu juga perlu membekali diirnya lahir dan batin dengan nilai-nilai kebaikan dan ketauhidan semenjak gadis, selama masa kehamilan, sampai anaknya lahir, tumbuh, dan berkembang.” (hlm. 165)
Selain mendidik, ibu juga
berperan sebagai pembina bagi anak-anaknya. Dalam proses pembinaan ini, ibu
haruslah menjadi sosok yang menyenangkan sehingga sang anak mampu menyerap
dengan baik ilmu-ilmu pengetahuan atau pendidikan islami yang disampaikan oleh
ibunya. (hlm. 166)
Pembinaan lainnya yang perlu dilakukan pada anak yaitu pembinaan akhlak dan pembinaan ekonomi. Sejak dini, anak diajarkan untuk mampu bersikap hormat, sopan, dan santun terhadap orang yang lebih tua dan menyayangi terhadap yang muda. Anak dikenalkan dengan nilai-nilai dan norma yang ada di masyarakat, sehingga ia tahu mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan Untuk pembinaan ekonomi, ibu dapat melatih anak untuk hidup mandiri dengan cara berhemat dan membentuk kebiasaan menabung, sehingga pada usia dewasa nantinya, sang anak dapat bekerja keras untuk mendapatkan kehidupan dan ekonomi yang baik dan berkah. (Hlm. 168)
Selain hal-hal itu, di buku Be The Best Wife ini juga dibahas bagaimana
tips untuk menjadi istri yang
menyenangkan suami lewat makanan yang dimasak di rumah, dan menjadi istri
yang siap menjadi ibu yang bahagia, Caranya? Untuk kesehatan anak, ibu
dianjurkan untuk membuat detail catatan perkembangan anak setiap bulan sehingga
dapat dilihat apa saja yang sudah dicapai oleh anak dan apa yang belum.
Misal anak usia tahun seharusnya sudah bisa berjalan, nah
jika hal ini belum terjadi ibu sudah tahu bahwa pasti ada yang kurang
dilakukan, misalnya kurangnya stimulus, asupan makanan yang bergizi, maupun
latihan yang diajarkan pada anak. Jadi catatan perkembangan balita dapat
menjadi catatan untuk perbaikan ke depannya.
Tidak perlu khawatir jika belum
sempurna, asal selalu dibenahi setiap ada yang kurang, dan dianjurkan untuk berkonsultasi
pada ahlinya sehingga ada masukan yang sesuai perkembangan anak. Selain itu
untuk menu mpasi dianjurkan agar dicatat setiap harinya agar tahu makanan apa
saja yang masuk ke dalam tubuh anak. Disarankan juga untuk membuat variasi menu
sehingga gizinya tercukupi setiap hari. Di buku ini akan diberikan beberapa
resep masakan dan mpasi, sehingga ibu tak perlu khawatir akan kebingungan
memulai dari mana untuk menjalankan mpasi tersebut.
Anyway, buku Be The Best
Wife ini menurut saya paket lengkap yang membahas tentang pernikahan, namun
bukunya dalam versi mini karena tipis hanya 200 halaman saja. Buku ini membahas
seputar pernikahan tapi dalam sudut pandang yang baru sehingga saya tercerahkan
dan memiiki pandangan apa saja yang harus dilakukan step by stepnya sebelum
melangkah ke jenang pernikahan. Saya juga dapat mengevaluasi apa saja yang
kurang dalam hal ini dan itu.
Selain itu, buku ini juga jauh
dari kesan menggurui, karena saya serasa bertemu dengan penulisnya langsung,
berbincang layaknya seorang sahabat. Jadi bahasanya ringan dan mudah dicerna
oleh otak saya. Overall, buku Be The Best Wife ini saya rekomendasikan
buat kamu yang sedang mempersiapkan diri menjadi istri dan ibu terbaik. Nah,
selamat memantaskan diri ya, Shalihah! ;)
Keren juga bukunya paket lengkap 😍 cuma 200 hal lengkap dr info sebelum n setelah nikahnya..
BalasHapus