Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] Ampera Membisu by Heru Prasetio

 

Kumpulan cerpen dan puisi romantis


Judul : Ampera Membisu

Penulis : Heru Prasetio ( ig @heruprasetio99)

Penerbit : StoryPucino

Teebit : 2015

Tebal : 253 halaman

ISBN : 978-602-1087-27-5

Genre : kumpulan cerpen dan puisi

Rating : 3,8/5 🌟


#oneweekonebook


❤️❤️❤️


Review Buku Ampera Membisu by Heru Prasetio : 


Buku "Ampera Membisu" mengambil tema unik dengan kearifan lokal yang membuat pembaca masuk ke dalam ceritanya. 


Buku Ampera Membisu karya Heru Prasetio ini merupakan kumpulan cerpen dan puisi yang mengangkat tema romantis, islami, dan remaja. Bisa dibilang, buku ini masuk ke genre dewasa muda juga ya, karena gejolak anak muda yang mengalami banyak pergulatan batin tentang hidup digambarkan dengan apik. 


Hanya saja, saya menemukan typo yang cukup banyak. Bahkan, hampir di setiap halaman. Katanya sih, belum diedit sama editornya. 😅


Cerpen Ampera Membisu berkisah tentang Alfa yang menolong Ifa saat terjadi percobaan bunuh diri yang dilakukan gadis itu. Jembatan Ampera menjadi saksi bisu saat Ifa hampir menyerah. 


Saat itu, 3 orang pemadam kebakaran, termasuk Alfa, membantu proses evakuasi gadis itu agar tidak terjun ke sungai Musi. Jembatan Ampera yang menjulang membuat Ifa hampir nekat mengakhiri hidupnya 


Setelah itu, perjuangan Ifa untuk tetap menjalani hidup ternyata tak semudah yang dibayangkan. Ifa dipaksa menikah dengan lelaki yang beda agama, bahkan harus berjuang untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia layak untuk hidup. 


Meskipun kehidupan Ifa tak semudah yang dibayangkan, namun ujung cerita ini membawa pembaca percaya bahwa "love at the first sight" itu ada. 


Emang ada cinta pada pandangan pertama? Yaa, ada aja sih. Haha


Kalau lihat gimana kisah Ifa dan Alfa yang menunjukkan bahwa jodoh nggak akan kemana itu, bakalan bikin kita jadi tahu, "eh ternyata ada ya orang yang bahkan nggak kita kenal, tapi kalau udah ditakdirkan yaa mau gimana lagi. Ketemunya ya itu-itu lagi." 


Yaa... Meskipun cerpen ini terkesan "too good to be true", tapi alur cerita cinta antara pemadam kebakaran dan korban yang ditolongnya ini cukup logis kok. 😁


Bahkan, penulis mampu menyelipkan hikmah tentang bagaimana Islam memandang kasus bunuh diri, pindah agama, dan proses taaruf dalam satu cerpen yang alurnya solid dan konfliknya kompleks.  


Meski demikian, cara Alfa memandang Ifa ini agak gimana gitu yaaa. Baru ketemu sekali udah baper duluan. Wkwk. 😆





Cerpen lain yang saya suka adalah "Kerangka Mimpi Agro" yang mengisahkan perjuangan Agro untuk kuliah, meskipun mengalami fitnah dan bullying dari rekan kerjanya. Tapi Agro mampu mewujudkan impiannya kuliah dan kerja dengan pertolongan Allah. 🥺


Percaya bahwa hidup yang terbaik akan didapat jika kita berserah pada Allah. Allah akan mengatur hidup hambaNya sebaik-baiknya, selagi berusaha dan bertawakal pada Allah. 😇


"Akhlak yang mulia adalah membalas keburukan dengan kebaikan. Kalau hanya berbuat baik kepada yang baik, maka itu sudah merupakan keharusan." (Hlm. 163)


Cerpen lain yang saya suka adalah "Mianhae Appa" yang mengisahkan tentang Aisyah Da-hee, seorang muslimah yang harus berjuang mempertahankan aqidahnya di lingkungan yang tak bersahabat. 😢


Aisyah Da-hee beragama islam dan kuliah di Ewha Woman University. Praktis, seharusnya ia mengenakan jilbab untuk menutup auratnya karena sudah baligh. Meskipun begitu, ia belum yakin untuk berhijab. Bahkan, ia melanggar larangan Appa untuk tidak minum soju. 





Suatu hari, Da-hee menyesal karena Appa meninggal dalam kebakaran. Dan ia belum sempat mewujudkan permintaan Appa agar ia berhijab. 


Sikap Da-hee berubah perlahan usai membaca surat yang ditulis ayahnya, yang membongkar alasan mengapa ayahnya tak pernah membahas penyebab kematian ibunya.


Dalam cerpen "Mianhae Appa" ini, ajaran Islam digambarkan begitu sulit diwujudkan di kalangan kaum minoritas Korea. Mereka yang berjuang mempertahankan aqidah justru mendapatkan masalah. 💔


Di Seoul, kini sudah ada masjid jami' yang dibangun dengan bantuan dana dari pemerintah Turki. Agama Islam juga berkembang di Korea Selatan. Namun, pandangan masyarakat Korea tentang ajaran Islam yang dikaitkan dengan teroris membuat Islam sulit diterima. Apalagi melihat seorang perempuan memakai hijab, mereka akan menganggap bahwa Islam sangat ekstrim. 😨


Buku kumcer dan puisi Ampera Membisu

Cerpen "Mianhae Appa" juga melukiskan bagaimana kasih sayang ayah dan anak perempuannya yang sangat dicintainya. Ayahnya membelikan jilbab untuk putrinya, dan menuliskan surat untuknya.


Da-hee yang tumbuh dan dididik ayahnya dengan cara dan aturan Islam pun, pada akhirnya menemukan satu titik balik di mana ia percaya agama Islam layak untuk diperjuangkan.❤️


Puisi romantis remaja karya Heru Prasetio

Cerpen "Sumpah Bubur Kacang" juga tak kalah menarik yang menggambarkan bagaimana mengerikannya kalimat buruk yang diucapkan seseorang, mampu menjadi senjata makan tuan. 


Sepertinya, kata-kata bijak ini, "jika tak mampu berbicara yang baik, maka diamlah" itu menjadi sebuah pengingat. 


Bagaimana pun juga, kata-kata memiliki energi yang mampu menjadi kenyataan. Jadi, bicaralah yang baik agar kita juga mengundang hal-hal baik dalam hidup kita. 😊


Cerpen "Doraemon Terakhir dari Ayah" juga merupakan cerpen apik yang menggambarkan bagaimana kasih sayang keluarga tanpa batas. 


Sejak kecil, Via sering mendapat hadiah boneka dan pernak-pernik Doraemon, hingga ultahnya yang ke-12. 


Saat itu, Via bilang ia hanya ingin mendapat kado bertemu dengan ayahnya yang sudah lama merantau ke Jepang. Sayangnya, ada berita buruk yang ditutupi oleh keluarganya agar sakit Via tidak kambuh. 


Tak disangka, Via baru menyadari bahwa kado yang selama ini didapatnya adalah kiriman dari orang lain. 


Lalu, apa yang akan terjadi? 


Dalam cerpen ini, penulis menggambarkan interaksi yang hangat antara anggota keluarga Via. Meski endingnya mudah ditebak, tapi pesan yang disampaikan bagus. Tentang bagaimana kita mengikhlaskan masa lalu dan move on untuk masa depan yang lebih baik.


Kutipan Favorit Buku Ampera Membisu - Heru Prasetio : 


"Hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yang menjadi obat. Tidak semua yang kita inginkan harus terjadi seketika. Kita tidak hidup di dunia Doraemon dengan kantong ajaibnya. Tapi yakinlah, kita 'bisa' karena kita hidup di bumi Tuhan. Kuasa tuhan menyertai umatnya." (Hlm. 246)


Selain cerpen, dalam buku Ampera Membisu ini, penulis juga menyelipkan 8 puisi yang bisa dinikmati. Bahasanya sederhana, dan mudah dipahami. 





Overall, buku Ampera Membisu ini cocok dibaca untuk pembaca yang sedang mencari jati diri di masa remaja dalam balutan islami. Ceritanya juga mudah dipahami, bahasanya kadang agak bucin, dan beberapa mengandung plot twist yang mengejutkan di akhir cerita. 


Nah, selamat membaca ya! ❤️


❤️ Rating buku Ampera Membisu : 3,8/5 🌟


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com