Judul Buku : Dilan Wo Ai ni 1983
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Terbit : 2024
Tebal : 205 halaman
➡️ Pesan buku di https://bit.ly/bukudilan1983
Review Buku Dilan Wo Ai Ni 1983 Karya Pidi Baiq :
Gimana rasanya jadi anak-anak di tahun 1983 an?
Pertanyaan ini yang muncul saat aku membaca novel Dilan Wo Ai Ni 1983. Novel ini mengisahkan kehidupan Dilan dan keluarga juga temannya di tahun 1983. Ini novel ke 5 setelah novel Ancika.
Kala itu, Bandung masih sepi dan dingin. Belum banyak orang yang tinggal di Bandung. Di novel ini juga dibahas tokoh-tokoh baru yang menemani Dilan melewati masa sekolahnya.
Well... yang dibahas nggam cuma sohib pas sekolah SD ya, ada juga musuh bebuyutannya. Bahkan cewe yang disukai Dilan, namanya Mei Lien Mary Oei. Haha
Novel ini membuatku ingat dengan masa kanak-kanak. Masa SD tuh yaaa... ada aja tingkah anak sekolah yang bikin geleng-geleng kepala. Misalnya aja berantem karena digangguin teman. Atau kenalan sama anak di kelas yang baru pindahan sekolah.
Yups... Novel Dilan ini lebih mengisahkan suka duka yang dialami pada tahun 1983. Termasuk adanya fenomena Petrus (penembakan misterius), kehidupan di Timor Leste, dan terjadinya gerhana matahari jg.
Yang aku suka dari novel Dilan 1983 ini adalah gimana ortu dan keluarga Dilan ngasih nasihat parenting ke Dilan. Pas jail sama orang tua, pas berantem sampe bonyok, pas suka sama teman sekolah, dll.
Ortu Dilan nggak saklek kok. Bahkan karena saking dekatnya dengan Dilan, Bunda juga tahu gimana cara diskusi dengan anak cowoknya, dengan cara yang tetep asyik dan nggak menghakimi. Malah Dilan boleh ngasi alasan kenapa melakukan hal ini dan hal itu. Baruuu deh kalau ada yang nggak sreg, Bunda ngasi nasihat biar Dilan nggak berlebihan dalam bersikap.
Menurutku cara Bunda berdialog dan diskusi dengan Dilan ini justru menggambarkan gimana Dilan bertumbuh. Dia bukan anak yang tipikal "iya iya aja", tapi anak yang suka penasaran dengan hal baru. Bunda juga memfasilitasi rumah dengan buku-buku bagus, jadi rasa penasaran Dilan terpenuhi dengan ilmu pengetahuan itu.
Menurutku kisah Dilan 1983 ini juga jadi semacam penanda bahwa Dilan lahir dalam culture keluarga yang moderat sekaligus religius. Bayangin aja... Dilan seumur anak sekolah SD udah tahu isu-isu global, selera musik yang bagus, dan buku bacaan yang berat.
Buku yang dibaca dari majalah, Tafsir Al Azhar Buya Hamka sampai buku Siksa Neraka lho. Mantep bener anak Bunda ini. 😍
Yang seru dari novel ini tentu saja karena banyak tokoh baru yang hadir. Aku jadi merasa dekat dengan tokoh-tokoh ini. Apalagi Mei Lien yang bikin Dilan jadi suka dengan segala hal berbau Tiongkok. Baik dari bahasanya, budayanya, sejarahnya, bahkan Dilan ngapalin nama tokoh-tokoh nasional Tiongkok biar bisa cari bahan obrolan dengan Mei Lien. Wkwk
Btw, pasti ada yang nanya apa novelnya tentang cinta-cintaan anak sekolah? Hmm... nggak.
Bukunya justru bahas gimana sih kehidupan Dilan bareng temen sekolahnya. Seperti layaknya anak-anak pada umumnya, interaksi dengan Mei Lien juga sekadar teman sekolah aja. Yaa.... Suka sekadar ala-ala cinta monyet. Nggak ada adegan pacaran juga. Haha 😆
Trus, kok bisa pakai kata "Wo Ai Ni" di judulnya? Kalo menurutku sih ini nunjukin seberapa excited Dilan dalam mempelajari budaya dan segala hal berbau China /Tiongkok demi bikin Mei Lien terkesan. Dilan juga belajar baca dan nulis Mandarin. 😛
Yang serunya lagi, di Novel Dilan 1983 ini pembaca juga disuguhi kisah di balik perkenalan dengan tokoh lainnya seperti Wati dan Anhar yang jadi tokoh penting di novel Dilan sebelumnya. Yang penasaran gimana Dilan bisa kenal dengan Anhar dan Wati, baca aja buku ini ya! 😁
Di novel ini juga aku baru ngeh kalo keluarga Dilan itu termasuk keluarga besar. Hehe. Soalnya ternyata anaknya Bunda ada 5 orang. Dilan punya 3 kakak dan 1 adik.
Cara Dilan deketin Mei Lien juga mirip dengan deketin Milea dan Ancika. Pake dikasih hadiah buku segala lagiii. Hahaha. Dilaaaaannn! Ada-ada aja kamuuu~ 😂
Dilan juga dekat dengan kakek dan neneknya, bahkan sering dinasihati seputar ngaji dan belajar. Wkwk. Dikit-dikit disuruh "Jangan lupa ngajiiii, Dilaaaan~" 😅
Novel Dilan 1983 ini bergenre remaja ala slice of life. Jadi pace alur ceritanya juga terbilang slow dan nggak banyak kejutannya. Tapi dari novel ini aku jadi menangkap fragmen kehidupan di masa lalu yang berusaha dikisahkan kembali oleh Pidi Baiq.
Masa lalu memang nggak akan terulang lagi, tapi ingatan tentang kejadiannya layak untuk dikisahkan kembali, untuk mengingat seberapa jauh kita sudah melangkah sejauh ini.
Memori masa lalu akan terpatri dalam hati dan ingatan orang yang menjalaninya. Juga tulisan yang menyertainya.
Jadi, buat kamu yang tertarik dan penasaran apa yang dialami Dilan tahun 1983, baca aja novel ini ya! 😍
📚 ❤️ Overall, rating buku 4/5 🌟
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^