Langsung ke konten utama

Resensi Buku : The Story of Doctor Dolittle by Hugh Lofting




Judul Buku: The Story of Doctor Dolittle (Kisah Dokter Dolittle)
Pengarang : Hugh Lofting
Alih bahasa : Julanda Tantani
Penerbit :  Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2020
Tebal : 160 hlm.
ISBN : 978-602-06-3893-5

Rating : 5 bintang
Baca via Gramedia Digital


Sinopsis Buku The Story of Doctor Dolittle :




Pada zaman dahulu kala, bertahun-tahun silam, saat kakek kita masih kecil, ada seorang dokter dan namanya adalah Dolittle – John Dolittle, M.D. Dokter Dolittle menyukai binatang. Sangat menyukainya, malah, sampai-sampai dia memenuhi rumahnya dengan segala macam binatang dan mempelajari bahasa mereka dengan bantuan Polynesia si burung nuri. 

Ketika mendengar kabar ada wabah penyakit merebak di antara monyet-monyet di Afrika, Dokter Dolittle dan para binatang sahabatnya segera berangkat untuk memberikan bantuan dan menghadapi berbagai petualangan.

[Resensi Buku] The Story of Doctor Dolittle by Hugh Lofting


Dokter Dolittle memiliki rumah dengan pekarangan yang luas. Ia mempunyai berbagai hewan peliharaan yang sangat disayanginya. Sejak ia memelihara hewan-hewan itu, banyak orang yang merasa tidak nyaman memeriksakan dirinya ke dokter itu. Akhirnya, orang pun mulai jarang mendatangi pak dokter ketika sakit. Mereka memilih mencari dokter lain yang lebih menjaga kebersihan rumahnya.

“John, bagaimana kau bisa mengharapkan orang-orang sakit itu mau datang kemari dan berobat padamu kalau kau memelihara binatang di dalam rumah? Hanya dokter gila yang ruang tamunya penuh landak dan tikus! Tadi itu pasien keempat yang diusir binatang-binatang ini. Tuan Tanah Jenkins dan Bapak Pendeta berkata tak mau datang ke rumahmu lagi, tak peduli mereka sakit parah. Kita semakin miskin setiap hari. Kalau kau terus-terusan begini, tak satu orang pun mau berobat kepadamu.” (hlm. 19)

Dokter Dolittle pun mulai mengalami kesulitan keuangan karena satu per satu pasiennya berkurang drastis. Ia diminta oleh saudara perempuannya untuk mengusir hewan-hewan peliharaannya dari rumah agar mereka bisa mendapat pemasukan dari praktik klinik pak dokter. Namun, Dokter Dolittle malah memilih untuk menghabiskan sisa uangnya demi memberi makan binatang kesayangannya.

Seorang penjual makanan kucing memberi saran agar pak dokter beralih profesi menjadi dokter hewan saja. Ia kasihan melihat pak dokter kehabisan uang. Selain itu, pak dokter juga fasih berbahasa binatang. Ia belajar dari burung nuri si Polynesia dan membuat berbagai catatan tentang bahasa binatang.

Suatu hari, pak dokter kedatangan hewan yang meminta bantuannya agar ia mengobati monyet-monyet di Afrika yang mengalami penyakit aneh. Demi mewujudkan keinginannya untuk menuju Afrika, Dokter Dolittle pun harus meminjam kapal milih nelayan kenalannya, dan berhutang pada pedagang kelontong untuk seluruh makanan yang dibutuhkannya selama perjalanan di lautan.

Pak Dokter Dolittle pun memulai petualangannya menjelajahi negeri asing. Ia tersesat di lautan, bertemu raja di Afrika, harus berhadapan dengan pangeran, selain itu ia dipenjara karena dianggap orang kulit putih yang berbahaya. Ia juga bertemu bajak laut saat di perairan. Kapalnya hampir saja karam. Beruntung ia mengenal bahasa tikus. Itu sebabnya, para tikus memperingatkannya agar segera keluar dari kapal yang akan karam. Selain itu, ia harus menyelamatkan seorang anak laki-laki dan pamannya yang kelaparan karena dikejar bajak laut.

Bagaimana kisah petualangan dokter Dolittle selanjutnya?

Baca saja di buku ini ya!

Menurut saya :


Buku ini mengisahkan tentang petualangan Dokter Dolittle, seorang dokter yang bisa berbahasa hewan. Ia mengerti bahasa hewan mana pun yang dikenalnya. Bahkan karena keunikannya ini ia bisa menyelesaikan segala macam tantangan dan rintangan yang dijalaninya selama berpetualang. Buat saya, kisah dokter nyentrik ini bikin saya takjub. Ceritanya sangat unik dan ajaib. Bagaimana bisa seorang dokter manusia bisa berubah menjadi dokter hewan hanya karena ia bisa berbahasa binatang. Luar biasa sekali nih. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa setiap binatang memiliki bahasa untuk berkomunikasi.
“Uang benar-benar merepotkan. Tapi senang rasanya untuk tidak merasa cemas.” (hm. 153)

Selain itu, buku ini juga memberikan pandangan tentang kisah pecinta binatang peliharaan yang harus mengeluarkan banyak biaya untuk mengurus peliharaannya. Sepele sih memang, tapi kalau kucing atau anjing kesayanganmu makin banyak, maka bertambah pula dana yang harus disediakan untuk memberi makan.

Kebayang nggak kalau jadi Dokter Dolittle yang harus menyediakan banyak ruangan di rumahnya dan juga makanan untuk hewan peliharaannya. Jadilah dia bangkrut karena sikap nggak tegaannya. Padahal kalau Dokter Dolittle mau, dia bisa saja tega membuang hewan-hewan itu ke habitat aslinya di alam liar. Tapi Dolittle bukanlah orang yang seperti itu. Dia sangat menyayangi hewan kesayangannya. Maka, ia merelakan rumahnya jadi tempat penampungan hewan sekaligus menggeser prioritasnya untuk menedapatkan uang untuk dirinya sendiri.

Well ya, menurutku kisah Dokter Dolittle ini unik banget. Baru kali ini saya baca cerita keajiban hewan yang dipelihara dan dibawa oleh Dokter Dolittle saat ke Afrika. Ada yang bisa menyamar jadi manusia, ada yang bisa mengendus aroma di lautan, ada yang bisa ngasih saran sebelum kapal tenggelam, ada yang ngasih bantuan untuk menyeberang jembatan. Wow, seru banget liat para hewan berjibaku untuk menolong kaumnya di Afrika

Selain itu juga belajar untuk berkomitmen mengembalikan pak Dokter ke rumahnya sendiri. Karena meskipun hewan-hewan itu masuk ke dalam kisah fiksi, namun menurutku kisah ini banyak memberikan inspirasi untuk menjadi manusia yang lebih manusiawi dan mencintai lingkungan dan orang di sekeliling kita.

Overall, saya kasih rating 5 bintang untuk novel The Story of Doctor Dolittle karya Hugh Lofting ini. Nah, selamat membaca ya! Share dong komentarmu tentang novel klasik ini. ;)



Komentar

  1. Oh ternyata adaptasi dari buku ya film komedi Eddie Murphy yg tahun 1990an itu, dulu pas kecil suka ditayangin di RCTI kalau ga salah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital