Judul : Pencurian Harta Karun
Penulis : Janna Carioli dan Luisa Mattia
Illustrator : Barbara Bongini
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Terbit : 2014
Tebal : 96 hlm.
ISBN : 978-602-249-818-6
Harga : Rp. 30.000 (Bisa dibeli di Bhuana Ilmu Populer)
Suatu hari, Putri Tuja
berulang tahun dan mendapatkan sebuah kotak berisi batu-baru permata berharga
dari ayahnya, Firaunses, sang Firaun. Dia kemudian memperlihatkan hadiah itu
kepada Pirmamses dan Tengikaton yang sedang berlatih gulat di taman. Lalu,
Piramses mendapatkan ide untuk mengadakan pencarian harta karun bagi Putri Tuja
menggunakan kotak harta tersebut.
Namun, di saat Piramses
mempersiapkan permainan tersebut bersama Nefertina, Tengikaton berusaha
memfitnah Piramses. Dia menukar permata tersebut dengan kerikil! Berhasilkah
rencana Tengikaton? Lantas, bagaimanakah nasib Pirmamses?
***
Buku ini merupakan seri petualangan Si Cerdik Nefertina. Nefertina berpetualang bersama temannya Piramses, dan musuh bebuyutan mereka, Tengikaton, di balik Piramida
Agung serta tumbuhan papirus ketika Mesir masih diperintah oleh para Firaun. Sebelumnya
saya sudah pernah membaca satu judul dari seri ini. Masih ada dua judul lagi
yang sayangnya belum bisa saya dapatkan karena sudah keburu dibeli orang lain.
:D
Setiap judul buku seri
Si Cerdik Nefertina, berisi dua cerita. Di buku ini kisah pertama
berjudul “Pencurian Harta Karun” dan “Buaya Sungai Nil”. Kisahnya ringan khas
anak-anak bahkan anak-anak bisa merasakan permainan yang dibuat oleh Piramses.
Anak-anak bisa belajar tentang Mesir dari seri petualangan ini karena penulis
menyisipkan informasi seputar budaya Mesir. Misalnya saja : pakaian anak lelaki
yang disebut penulis dengan istilah baju tunik linen. Ada juga permen sitrun
yang merupakan permen buah warna-warni dipakai dalam kisah ini sebagai
pengganti harta karun yang hilang.
Buat saya, ada yang agak
mengherankan. Di buku ini, Firaun terlihat tidak begitu galak. Hihi. Saya jadi
membayangkan bagaimana tampang Firaun di zaman dulu itu. :p Firaun tampak sayang
dengan putrinya, Putri Tuja.
“Semua permatamu utuh, untungnya. Ini harta karunmu, Tuja. Sedangkan untukmu, Tengikaton, akan kupikirkan hukuman yang pantas. Tidak boleh seenaknya menuduh orang lain begitu saja!” (hlm. 46)
Di kisah kedua, penulis
menyisipkan tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Anak-anak mencari tahu tentang
budidaya buaya dengan membaca lembaran papirus yang disimpan oleh ayah
Nefertina, sang juru tulis kerajaan.
“Aku punya ide! Ayo pergi ke perpustakaan! Aku harus memastikan satu hal yang mungkin akan membantu kita mendapatkan kembali telur itu!” (hlm. 73)
Ilustrasi buku ini
menghiasi hampir setiap halaman, sehingga anak-anak bisa membayangkan bagaimana
kejadian di kisah petualangan Nefertina dkk. Buku ini dilengkapi pula dengan
glosarium, deskripsi karakter tokoh, dan kuis uji ingatan. Overall, 4 bintang untuk buku ini.
hihihi... firaunnya dibikin nggak galak karena konsepnya untuk anak - anak ya :)))
BalasHapusMuahahaha. Iya, karena penulis pengin ngenalin konsep kebudayaan Mesir, jadi dimunculin deh Firaunnya. :D
Hapusperburuan harta ternyata masih tetap menjadi cerita yang menarik
BalasHapusIyaps, tema yang tetep asyik buat dijadiin novel anak. :D
Hapusasyik nih bukunya...
BalasHapusmungkin firaun galaknya sama orang lain aja :D
Hahaha. Iya kali ya, mba Nath :v
Hapus