Judul
Buku : Ailurofil
Pengarang
: Triani Retno A.
Penerbit
: Gramedia
Terbit
: 2016
Tebal
: 184 hlm.
ISBN
: 978-602-03-2547-7
Baca
di Gramedi Digital
Sinopsis:
Nasya Aurelia sangat suka kucing. Ia bercita-cita ingin
memiliki cat shop lengkap dengan salon kucing, hotel kucing, klinik kucing,
hingga panti asuhan dan kursus kucing. Tapi Nasya bingung, di kampus mana ia
harus kuliah agar cita-cita itu terwujud. Tidak ada satu pun kampus yang
menyediakan Fakultas Ilmu Kucing. Gimana dong?
Namun, masalah rencana kuliah itu belum seberapa dibanding
kegalauannya. Setelah sekian lama naksir diam-diam dan akhirnya jadian, Nasya
baru menyadari bahwa Rio- cowok paling keren di sekolah- ternyata benci banget
ama kucing. Masa ia harus mutusin cowok demi kucing?
Hingga suatu saat sahabatnya, Avin, menyodorkan ide brilian
yang bikin mata dan pikiran Nasya terbuka.
Resensi buku:
Nasya suka banget sama kucing, apapun tentang hewan
bertelinga segitiga itu membuatnya antusias. Padahal muka Nasya sering ditekuk
karena pening ngerjain soal matematika. Tapi kalau Alvin, sahabatnya udah
tanya-tanya tentang kucing, Nasya langsung berminat untuk bercerita tanpa
henti. Bisa dibilang kebiasaan Nasya ini kebawa sampai di sekolah, bahkan
tempat makan. Ia yang punya kucing, Candy yang berwarna hitam mirip tikus,
sering bawa sisa makanan tulang ikan atau ayam ke rumah dengan dibungkus
plastik.
Suatu hari Nasya telat ke sekolah karena malam harinya Candy
melahirkan di kamar Nasya. Yes, di atas kasur dan bantal kesayangannya darah
Candy berceceran. Bahkan darah dan ketuban Candy juga menempel di rambutnya.
Alhasil, Nasya harus membereskan semuanya sendirian. Jadi dia telat ke sekolah
dan dihukum oleh guru BK untuk bikin tugas bareng Rio, teman beda kelas yang
udah lama ditaksir Nasya.
Singkat cerita Nasya jadian dengan Rio, gimana ceritanya?
Hanya Rio dan Nasya yang tahu. Hahaha. :P Nasya sampai mengenalkan Rio pada
keluarganya, tapi Nasya belum paham kalau Rio ternyata nggak suka kucing. See,
gimana bisa Nasya berantem gara-gara insiden soal kucing?
Nasya dilema soal cowok yang ditaksirnya itu, selain itu
Alvin juga mulai menunjukkan rasa yang sebenarnya. Apa cowok itu naksir Nasya?
Trus gimana soal karakter ideal pasangan Nasya?
“Sebenernya aku nggak nunggu cowok yang punya kuping segitiga gitu sih, Al. Tapi lucu juga kali ya kalo ada cowok yang kumisnya kayak kucing. Hahaha.” (hlm. 52)
Lalu gimana soal kegalauan Nasya tentang masa depannya yang
belum pasti di kuliah nanti? Nasya pengin banget ngelanjutin kuliah yang ada
hubungannya dengan passionnya “all about cat” tapi apa bisa
bersinggungan dengan bakat lainnya? Baca selengkapnya di novel ini ya. ;)
***
Komentar saya :
Ini novel Teh Triani Retno yang kesekian saya baca. Novel ringan yang bisa dibaca dalam sekali duduk, tapi sarat makna, terutama bagi remaja yang sedang mencari jati diri. Teh Eno membuat kisah di novel ini tak biasa dengan karakter Nasya yang unik, penyuka kucing yang sedang galau soal masa depan dan soal cinta. Tapi nggak usah khawatir karena di novel ini penulisnya nggak terlalu detail membahas tentang cinta-cintaan.
Teh Eno lebih
banyak mengarahkan bagaimana sih kalau ada seorang gadis seperti Nasya yang
suka kucing tapi pengen banget punya mimpi berhubungan dengan kucing, kayak
bikin cat shop, hotel kucing, panti asuhan kucing, dll. Semuanya terlihat
seperti mimpi tapi bisa kok diwujudkan, asal ada tapinya. Diupayakan dengan
terencana.
Saya pikir pengarangnya sudah membuat novel ini dengan riset
yang detail karena semua fakta tentang kucing itu sesuai dengan yang saya tahu.
Misalnya kenapa kucing suka memakan rerumputan? Atau kenapa kucing nggak suka
anaknya dielus sama manusia padahal dia baru melahirkan. Semuanya terasa alami
menyatu dengan dialog dan situasi yang ada di novel. Bahkan ada beberapa fakta tentang
kucing yang baru saya ketahui setelah saya membaca novel ini.
Teh Triani Retno juga nggak asal bikin novel ini. Terasa
lebih terstruktur dan detail konsepnya. Jadi saya bacanya juga nggak ada yang
bolong logikanya, semua pertanyaan saya tentang kisah hidup Nasya dan
orang-orang di sekitarnya juga terjawab lewat novel ini. Lucunya dapet. Romancenya?
Untuk ukuran teenlit sih masih wajar, nggak yang gimana-gimana. :D Dan buat
orang dewasa seperti saya, baca novel teenlit ini saya masih bisa dapet
pelajaran berharga tentang hidup. Misalnya saja di quote ini.
“Hidup akan terasa menyeramkan kalau selalu memikirkan ujian dan ujian. Bisa-bisa malah jadi stress sendiri.” (hlm. 54)
“Banyak orang sukses bukan karena pernah kuliah di mana tapi karena minatnya.” (hlm. 122)
“Kucing yang memilih manusia, bukan manusia yang memilih kucing. Semua pecinta kucing tahu tentang itu. Kalau Jackie memilih kamu, pasti karena kamu istimewa.” (hlm. 152)
“Minatmu yang kedua adalah anak tangga untuk mewujudkan impian utamamu.” (hlm. 163)
“Kalau di film-film action, kadang-kadang jagoannya mentok di satu cara, padahal dia harus menyelamatkan tokoh penting atau meringkus psikopat. Harus. Nggak boleh nyerah. Kalau nggak berhasil dengan rencana A, dia harus menjalankan rencana B. Kalo belum berhasil juga, pakai rencana C. Gitu terus sampe misinya berhasil.” (hlm. 164)
Untuk kekurangan dari novel ini ada kata "kepedean tingkat nabi" yang menurutku bisa diganti dengan kata lain yang lebih sesuai. Soalnya kata "nabi" kan nggak bisa dipakai untuk becandaan, yes? Bisa dibilang ini novel pertama Teh Eno yang menurut
saya komposisinya pas, tebelnya juga pas, nggak terlalu tipis tapi udah cukup
menjelaskan apa aja yang jadi pertanyaan saya seputar nasib si tokoh. Terasa
juga kalau pengarang menguasai temanya, jadi baca kisahnya lancar jaya. Overall, 4 bintang untuk novel Ailurofil ini. ;)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^