Judul : Kelinci
yang Bosan
(The Bunny Who Was Bored)
Pengarang : Arleen
Amidjaja
Ilustrasi : Aaron
Randy
Penerbit : Bhuana
Ilmu Populer (BIP)
Terbit : 2015
Tebal : 26 hlm.
Rating : 3/5 bintang
Baca via Gramedia
Digital
Blurb :
Siapa
yang tidak suka kelinci? Dari anak kecil sampai orang tua semua pasti suka
hewan kecil yang lucu dan menggemaskan ini. Ayo baca cerita-cerita bermakna ini
dengan ilustrasi kelinci yang manis dan lucu.
Resensi Buku :
Bunny,
seekor kelinci yang bosan dengan kehidupan di dalam lubang tanah. Ia ingin
merasakan suasana yang baru di luar. Sejak kecil ia terbangun di lubang yang
sama setiap hari. Makan dengan wortel, makanan yang sama setiap hari diberikan
ibunya. Meski enak, ia tetap saja bosan. Lalu, ia pun kabur dari rumah menuju
tempat lain.
Dalam
perjalanannya, Bunny menemukan banyak hewan yang memberinya pengalaman berharga
tentang arti sebuah rumah dan kenyamanan.
Ia bertemu dengan itik saat ia hampir tenggelam di kolam teratai. Bunny terpana melihat teratai yang indah. Namun, ia tak bisa berenang.
Ia
juga bertemu tupai yang memiliki rumah di atas pohon. Akankah Bunny bisa
bermain di atas pohon seperti tupai?
Bunny
juga berkenalan dengan kura-kura yang memiliki rumah di dalam cangkangnya. Ia
ingin ikut masuk. Tapi tak bisa. Lalu, bagaimana nasib Bunny?
Bunny
pun melanjutkan perjalanan dan bertemu rubah. Rubah memberinya makanan lezat,
namun di pagi hari saat ia terbangun, ia melihat rubah tertidur dengan tulang
berceceran di dekatnya. Barulah Bunny sadar ia ada di rumah musuh. Bagaimana
selanjutnya?
***
Kisah
Bunny si kelinci kecil mengingatkan saya pada diri saya sendiri. Rasa bosan
pada suatu hal bisa membuat saya mudah berpindah ke hal lain yang lebih membuat
bahagia. Tapi kebahagiaan yang didapat ternyata semu. Iya saya bahagia saat
bisa seperti Bunny melihat bunga teratai yang cantik, tapi tetap saja tidak
bisa semudah itu berenang di tengah arus kolam. Kalau saya jadi bunny pasti
saya juga bakal minta tolong pada itik.
Rasa
nyaman di rumah sendiri tak akan terganti meskipun hal yang dilakukan hanyalah
hal-hal yang bersifat monoton. Kisah ini mengajarkan anak-anak bahwa meskipun
makanan yang kamu makan membosankan, kegiatan yang dilakukan begitu-begitu
saja, tapi itu jauh lebih nyaman dibanding ketika mendapatkan kejadian yang
buruk di luar sana.
Ada
satu point yang bikin saya bertanya-tanya sebenarnya. Apakah tak apa bikin anak
merasa nggak bosan dengan menakutinya tentang rubah si pemangsa kelinci?
Rasanya kok janggal ya. Karena meski di luar sana berbahaya, tapi pengalaman
yang dimiliki saat bertualang di luar rumah tetap saja menyenangkan. Meskipun
buat anak-anak ya tetep harus diawasi oleh orang tua. Anyway,
buku ini tetap harus didampingi oleh orang tua dan dijelaskan mengapa begini
dan begitu ketika mereka bertanya tanpa mengurangi esensi dari dongeng tersebut.
Buku
yang dibuat oleh Arleen Amidjaja ini ditulis dalam bentuk pictorial book sepanjang
26 halaman dengan dua bahasa (bilingual), jadi anak-anak bisa belajar bahasa
Inggris juga. Ilustrasinya lucu dan menggemaskan. Hanya saja, dongengnya lebih
banyak narasinya, tanpa ada dialog antar tokoh, selain tokoh ibu kelinci.
Overall,
3 bintang dari saya untuk buku ini. :)
makaish reviewnya, covernya warnanya bagus
BalasHapus