Judul buku : Perfect Purple
Pengarang : Indah Hanaco
Terbit : Cetakan 1, Januari 2016
Tebal : 196 halaman
ISBN : 978-602-7870-64-2
Rating : 3,5/5 bintang
Blurb :
Gadis keras kepala ini bernama Milly. Dia menyukai ungu dan tahu apa yang dia inginkan masuk jurusan pilihan ibunya bukanlah keinginannya, sementara itu berkampanye menyelamatkan paus Minke adalah keinginannya, apa pun risikonya.
Milly lantas mengarungi kapal berwarna ungu berlayar menuju Kutub Selatan yang tampak keunguan dari kejauhan. Dia akan berupaya menyelamatkan paus dari perburuan. Mengenal orang-orang yang mendedikasikan nyawanya demi lingkungan. Dan membenci mereka yang mengeruk sumber daya alam demi uang.
Namun, meskipun keras kepala sebetulnya keinginan Milly terus berubah. Mungkin suatu hari dia akan berhenti, dan kembali menjadi gadis biasa dari Pematangsiantar. Namun, Milly bertemu laki-laki yang mengubah hidupnya di atas kapal. Mengajarkannya deburan menyenangkan selain ombak dan keindahan warna ungu. Yaitu…
Resensi Buku :
Saat Mama menyuruh Milly untuk melanjutkan kuliah di tempat yang diharapkan oleh Mamanya, Milly tidak ingin melakukan hal itu. Ia pun membuat sebuah keputusan spontan. Ia ingin masuk kedalam jajaran anak-anak relawan dan menjadi anggota SNSF. Saat itu sekolah Milly kedatangan seseorang bernama Mr. Niel O Mara. Pak Bastian yang mengajar di sekolah milih menawarkan beberapa anak-anaknya untuk bekerjasama di organisasi yang dinaungi oleh Mr Niel O'Mara, sebuah organisasi yang berupaya melindungi paus Minke dari perburuan liar oleh kapal-kapal asing di lautan.
"Saya rasa ini agak sulit. Maksud saya, keinginan kalian untuk terlibat langsung dalam kampanye yang dilakukan SNSF. Seringkali relawan harus mengorbankan aktivitas sehari-hari. Ada yang berhenti bekerja atau sekolah karena aktivitas kampanye bisa memakan waktu berbulan-bulan. Saya bahkan tidak kuliah karena ingin fokus di SNFS."
"Kalau Anda bisa mengapa kami tidak? Kami juga ingin menyelamatkan lautan sama seperti Anda."
"Saya bahkan sudah meminta izin untuk menunda kuliah jika bisa menjadi anggota SNFS,lalu ikut berkampanye." (Hlm. 31)
Saat akhirnya Milly dipilih menjadi anggota SNFS, ia pun mengalami cultural shock karena banyak kejadian yang membuat ia hampir menyerah. Misalnya saja ketika ia muntah-muntah, mengalami badai mengerikan dan disuruh membantu untuk bagian mengepel dak kapal dan memasak di dapur kapal. Ya, beragam pekerjaan itu tidak pernah ia lakukan di rumah karena selama ini Milly selalu jadi anak kesayangan mamanya. Padahal, kapal yang ia tumpangi itu akan melakukan perjalanan selama 3 bulan menuju Kutub Selatan. Bagaimana caranya Milly bisa beradaptasi di kapal itu selama jangka waktu yang lama?
Di kapal itu, Milly berkenalan dengan Brooke. Gadis itu membantu Milly untuk beradaptasi di kapal dan menjadi relawan yang sebenarnya. Milly baru sadar bahwa keputusannya untuk menjadi relawan di SNSF adalah sebuah keputusan yang ceroboh, karena ia tidak memikirkan jangka panjang sehingga ia tidak memahami apa konsekuensi dari semua tindakannya. Inilah akibatnya kalau menjadi remaja sok tahu yang mengira segalanya akan selesai dengan menghindar. Sekarang dia memang bisa menikmati kebebasan tidak dipaksa menempuh jalan yang tidak disukainya namun dia harus membayarnya dengan terombang-ambing di lautan luas. (Hlm. 56)
Ada sebuah berita yang mengkhawatirkan Milly yaitu saat sebuah kapal yang sedang menuju Kutub Selatan. Kapal bernama Persepone itu sedang membawa perbekalan untuk pangkalan riset ilmiah milik Rusia, Vostok. Pihak berwenang Australia minta bantuan Sinead Purple, kapal milik SNSF, untuk mencari kapal yang beberapa jam sebelumnya menembakkan suar ke udara, minta pertolongan. Posisi Sinead Purple tidak terlalu jauh dari tempat terakhir Persepone diduga berada.
Pasca kejadian kapal Persepone, Milly masih harus berhadapan dengan masalah lain seperti ketika Niel memutuskan untuk menghalangi kapal Chiharu 2, sebuah kapal yang berusaha memindahkan paus minke ke kapal pabrik.
"Aku akan menurunkan dua kapal cepat untuk mengejar Chiharu 2. Kita akan melemparkan asam butirat dan bomcat metil selulosa untuk menggagalkan para nelayan mendapat keuntungan dari paus yang sudah mereka bunuh. Jika strategi ini berhasil berarti kita sudah menggagalkan jual beli haram senilai 750 rb dolar." (Hlm. 81)
Sebelum Ibunya meninggal dan menjadi nahkoda, Neil adalah pelempar paling andal yang pernah dimiliki SNSF. Ia sangat geram karena tidak bisa mencegah pembunuhan paus minke makanya ia tidak sabar ingin turun tangan langsung menghentikan pergerakan kapal pemburu itu.
Milly tak hanya berurusan dengan paus minke dan kru kapal, namun juga ia merasakan hal yang lain. Sebuah rasa kagum muncul saat ia berdiskusi dan menghabiskan waktu dengan Niel tentang organisasi yang melindungi perburuan paus.
Bagi Milly, Niel sosok yang unik dan menarik. Tak ayal, beberapa orang mulai mencurigai kedekatan Milly dengan Niel yang memicu kecemburuan seseorang. Dapatkah Milly menyelesaikan misi relawannya dengan baik?
***
Novel romance karya Indah Hanaco ini berawal dari kecintaannya saat menonton film dokumenter Whale Wars. Ide novel Perfect Purple ini pun muncul. Indah Hanaco kagum dengan komitmen organisasi bernama Sea Shepherd untuk mencegah perburuan paus. Nah, novel ini pun menjadi penghormatan kecil untuk mereka.
"If you wanna make the world a better place, take a look at yourself and then make a change."
Indah Hanaco ingin mengubah paradigma bahwa novel hanyalah sebuah kisah fiksi yang tanpa inspirasi. Ia membuat kisah perburuan paus Minke menjadi sebuah kisah yang layak untuk diangkat menjadi tema utama sebuah novel remaja.
Bagaimana Indah Hanaco mendeskripsikan kelompok Neil saat menghalau perburuan paus Minke membuat saya terkagum dengan riset yang ia miliki. Pastinya ia tak hanya menambahkan fakta dan data tentang perburuan paus namun juga menambahkan kisah romancenya sehingga novel ini hidup dan tak melulu berkisah tentang paus saja.
Selain itu, penggunaan cover berwarna unggu membuat novel remaja ini menarik karena gradasi warnanya pun memikat hati. Saya sampai membolak-balik halaman cover untuk melihat keunikan yang ingin ditunjukkan Indah Hanaco di novel ini.
Milly memang gadis yang mencntai warna ungu dan dikaitkan dengan pemilihan nama dan warna kapal yang dilakukan ibunda Niel, membuat saya jadi tahu bahwa kapal tak selalu harus berwarna monoton seperti cokelat maupun putih. Seperti yang biasa kita lihat di kapal lainnya. Ungu pun memberi kesan hangat yang membuat Milly mampu menjaga mood baiknya selama di kapal.
Pemilihan tokoh Niel yang fokus pada organisasi perlindungan paus minke membuat saya sadar bahwa orang-orang bule lebih beragam dalam mengajarkan pendidikan pada anaknya. Mereka tidak saklek saat harus mengajarkan sekolah. Karena sekolah bisa di mana saja.
Well ya… Buktinya Niel pun memilih menjalani home schooling karena sudah terlihat bakatnya di bidang pelestarian lingkungan. Berbeda dengan orang Indonesia yang lebih menekankan pada nilai akademis dan keinginan orang tua yang kadang dipaksakan pada anak. Ini terjadi saat Milly hatus bersikukuh memperjuangkan pilihannya untuk aktif di organisasi SNSF. Ia harus memilih antara menuruti apa kata orang tuanya atau kata hatinya.
Ada beberpa jokes yang kadang dilontarkan oleh awk kapal lain yang membuat Milly jadi makin betah di kapal ini. Selain itu, kita juga disuguhkan cerita yang menghangatkan hati karena Indah Hanaco tak pernah mengecewakan pembacanya.
Novel Perfect Purple ini cocok dibaca oleh remaja yang sedang mencari jati diri, bisa juga menjadi alternatif bacaan yang cocok bagi remaja dengan tema novel teenlit yang unik. Overall, 3,5 bintang untuk novel Perfect Purple ini.
Bukunya warnyanya benar-benar purple, wkwkwk
BalasHapus