Judul Buku : Diet Islami
Penulis : Yuga Pramita
Penerbit : Pro-U Media
Terbit : 2014
Tebal : 192 halaman
ISBN : 978-602-7820-20-3
Genre : Nonfiksi/kesehatan
Rating : 3,5/5
Dapat dibeli di parcelbuku.net
Kegemukan membuat tubuh menjadi
mudah sakit karena memicu perubahan dalam tubuh. Kegemukan
berawal dari pola hidup yang tidak teratur sehingga asupan makanan yang dicerna
berlebihan dan tidak dapat dicerna dengan sempurna oleh tubuh. Banyak pakar
kesehatan menawaran jurus maut berupa teori, buku, bahkan alat elektronik. Yuga
Pramita melihat kegemukan sebagai masalah krusial yang perlu segera dipecahkan
dengan pola hidup sehat yang dianjurkan Rasulullah.
Dalam islam tidak ada diet, yang
ada adalah puasa dan menjaga pola makan seperti yang diajarkan Rasulullah. Ini
berbeda dengan diet yang sudah kita kenal dengan istilah OCD atau diet mayo
yang berasal dari para pakar kesehatan. Buku ini lebih menekankan kepada
hal-hal teknis seputar mengapa diet yang dilakukan oleh orang-orang berakhir
dengan kegagalan. Mengapa banyak cara telah dicoba namun kegemukan tidak
bergeming juga dari hidup kita. Yuga
Pramita memaparkan hal-hal seputar faktor yang memicu kegemukan, antara lain :
ketidakseimbangan hormon, faktor psikologis, perkara tidur, kecepatan makan,
kebiasaan memilih pola makan, hingga kebiasaan mengonsumsi obat. Beberapa obat
berpengaruh langsung terhadap IMT seseorang melalui penekanan ataupun
peningkatan nafsu makan. Pola ini bisa dikendalikan dengan metode yang diajarkan
Rasulullah.
Rasulullah menerapkan pola hidup
sehat selama hidup sehingga hanya dua kali Rasulullah sakit. Terbukti berarti
Rasulullah adalah teladan terbaik dalam menerapkan pola hidup sehat yang sesuai
dengan Islam. Rasulullah menganjurkan untuk memperlambat makan sehingga
kunyahan makanan dapat terserap dengan baik sehingga bercampur dengan enzim
pencernaan makanan. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa tergesa-gesa adalah
perilaku syaitan, maka tergesa-gesa saat menikmati makanan berarti tidak
dibenarkan dalam Islam. Rasulullah menganjurkan makan perlahan dengan menggunakan tiga jari, kemudian
memakan buah sebelum makan besar, juga ada aturan tidak boleh mencampur
beberapa bahan makanan. Misalnya : susu tidak boleh bercampur dengan buah, ikan
tidak boleh bercampur dengan daging, sehingga kita harus mulai memilah apa saja
yang bisa kita usahakan agar makanan yang dimakan memiliki sifat thayib yaitu
baik bagi tubuh. Selain thayib, makanan yang kita makan juga harus halal.
Aturan diet dalam Islam adalah
dengan berpuasa. Saat kita berpuasa, tubuh akan beristirahat sehingga
pencernaan bisa merasakan recovery sel-sel
di dalam tubuh. Saat kita berpuasa Ramadhan, tubuh akan menjadi lebih sehat
karena kita berpuasa selama sebulan untuk mendetoksifikasi racun dalam tubuh. Selain
puasa saat ramadhan, puasa sunnah di hari lain juga bisa dilakukan. Tubuh
menjadi lebih bugar dengan puasa sunnah, seperti puasa senin-kamis, puasa
ayamul bidh, puasa daud, puasa asyura, maupun puasa syawal.
Penulis menyisipkan tips sukses
menjalankan diet islami yaitu merombak pola pikir, mengikhlaskan niat,
merutinkan doa, dan menguatkan usaha. Kita bisa terus berusaha menjaga pola
makan dan hidup sehat dengan menyeimbangkan olahraga dan memilih makanan sehat. Yang lebih penting lagi, memakan makanan yang variatif, dimakan dengan teratur, dan
tidak meninggalkan sarapan dapat membuat tubuh memiliki jam biologis yang
teratur untuk urusan makan sehingga kita akan terhindar dari penyakit maag,
tipus, dsb.
Kekurangan buku ini ada pada kalimat
yang ambigu karena menggunakan kata yang diberi tanda petik. Contohnya di
kalimat : “Kakak-beradik di Jerman,
Patrick Stuebin dan Susan Korelewski, yang menjalin hubungan inses (sedarah),
telah “berhasil” membuktikan kebenaran ayat ini.” (hlm. 10) Pada kata “berhasil”
seharusnya menggunakan kata lain yang lebih bersifat tegas. Menurut saya,
kekurangan ini akan menimbulkan kerancuan karena buku nonfiksi seharusnya
menggunakan bahasa yang lugas, bukan bahasa yang diperhalus. Overall, buku ini membuka khasanah tentang
beberapa hal seputar diet yang patut diperhatikan oleh pelaku diet. 3,5 bintang
dari saya untuk buku ini.
Pengen ngempesin perut nih, tp awak wis kuru ngene. 😇
BalasHapusHahaha. Ora usah, mba. Mesake Noofa ngko nek kaget ndelok ibuke luwih kuru :P
Hapus