Judul Buku : Sahabat Muhammad
Penulis : Dr. Nizar Abazhah
Penerbit : Zaman
Terbit : 2014
Tebal : 394 hlm.
ISBN : 978-602-1687-15-4
Genre : Nonfiksi/Islam/Sejarah
Rating : 5/5
Dapat dibeli di Penerbit Zaman
“Para sahabatku bagaikan bintang-gemintang. Teladani siapa pun di antara mereka, niscaya kau dapat petunjuk.”
Kisah sahabat nabi yang penuh
dengan lika-liku kehidupan sangat menarik untuk dibahas. Mereka adalah
orang-orang yang tegar dan kukuh oleh dera-siksa, hinaan, pengucilan, dan
segala bentuk intimidasi dari orang-orang kafir demi mempertahankan akidah.
Para sahabat nabi memilih untuk tetap berada dalam agama Islam, menjunjung
tinggi nilai Islam yang mereka serap dari Rasulullah secara langsung dan mengalami
lompatan peradaban dibanding generasi sebelumnya.
Dibalik setiap nama sahabat yang
menjadi mujahid dan syahid di jalan Allah, ada kisah-kisah hidup yang layak
untuk diteladani. Rasulullah mendidik para sahabat dengan didikan yang terbaik
karena mereka adalah generasi pertama ummat Islam di mana mereka bertumbuh saat
Islam belum sepenuhnya sempurna. Islam berkembang sejak turunnya ayat pertama
Al Quran hingga 22 tahun setelahnya Islam dinyatakan sempurna oleh Allah lewat
ayat terakhir yang diturunkan. Islam menjadi agama terbaik dengan Rasulullah
teladan yang dapat kita contoh perilaku dan kisah hidupnya.
Di Makkah, dalam rentang 15 tahun
sejak pertama Rasulullah menyebarkan Islam, hanya sekitar seratus orang yang
bersedia menjadi pengikut Rasulullah. Dengan segala keterbatasan, mereka
berusaha mempertahankan keimanan. Keadaan berubah saat Rasulullah dan para
sahabat hijrah ke Madinah. Islam tumbuh menjadi agama yang mulia dan memiliki
banyak pengikut. Persebaran agama Islam tak luput dari peran para sahabat yang
menyebarkan ilmu yang mereka dapat dari Rasulullah. Umar, lelaki yang kuat di
saat kafir didoakan oleh Rasulullah sebagai salah satu orang yang akan
menguatkan barisan kaum muslimin. Umar, lelaki kasar dan kuat hati yang
akhirnya jatuh cinta pada Islam saat adiknya mengaji untuknya, lelaki ini yang
kelak akan membawa Islam menuju peradaban yang lebih luas dan menyebar ke
segala penjuru. Umar menentang siapa saja yang menghalanginya untuk berislam.
“Allah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya. Mereka dimasukkan-Nya ke surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, golongan Allah itulah yang beruntung.” (QS. Al Mujadilah: 22)
Buku ini dipecah menjadi beberapa
bagian yaitu : pancaran cahaya, para sahabat di Makkah, rangkaian peristiwa
penting, cakrawala baru, cahaya islam di negeri hijrah, setelah penaklukan
makkah, dan para sahabat setelah Rasulullah. Masing-masing bab memberikan
pelajaran berharga bagi pembaca untuk semakin dekat dengan gambaran kehidupan
yang Rasulullah rasakan. Kehidupan sahabat Rasulullah banyak mengalami
penyiksaan dan intimidasi dari kaum kafir, bahkan embargo ekonomi. Ada beberapa
sahabat yang saya suka kisahnya. Misalnya saja kisah Tsumamah ibn Utsal
al-Hanafi yang dijadikan tawanan perang dan kisah Sa’d ibn Muadz.
Saat Tsumamah masuk Islam, seluruh sahabat merasa
heran karena ia pada awal siang makan bersama dalam keadaan kafir, dan di waktu
sore makan bersama Nabi dalam keadaan muslim. Satu hal yang saya suka saat Nabi
makan bersama sahabat adalah nasihat beliau tentang makanan. “Sesungguhnya
seorang kafir makan dengan tujuh usus dan seorang mukmin makan dengan satu usus
saja.” Artinya seorang muslim
selayaknya makan secukupnya saja agar tidak berlebihan dalam mengonsumsi
makanan. Saat Tsumamah pergi umrah, ia mengalami intimidasi hingga
hampir dipenggal lehernya, namun ia dilepaskan. Sejak saat itu ia meminta
kaumnya untuk tidak mengirim bahan makanan ke Makkah, sehingga Makkah krisis
pangan. Tsumamah juga yang membantu kaumnya untuk menolak Musailamah al-Kadzab
yang mengaku sebagai nabi.
Ada lagi kisah seorang
sahabat bernama Sa’d ibn Muadz yang termasuk golongan Anshar yang lebih dahulu
masuk Islam. Sa’d meninggal saat ia menetapkan hukuman atas pengkhianatan bani
Quraizhah, kaum Yahudi yang menentang Rasulullah. Sa’d sakit parah, dan didoakan
oleh Rasulullah. Saat itu datang malaikat Jibril menanyakan hamba shaleh yang
membuat pintu-pintu langit dibuka untuknya dan Arasy berguncang. Rasulullah
baru tahu bahwa Sa’d sudah meninggal. Rasulullah pun berkata pada ibu Sa’d,
“Tak usah kau mengalirkan airmata dan tak perlu kau bersedih hati, karena
anakmu adalah orang yang pertama kali Allah tertawa karenanya dan Arasy
berguncang untuknya.” Betapa mulianya Sa’d di mata Rasulullah dan Allah,
syahidnya mulia hingga menggapai surga yang dijanjikan. Wangi tanah saat ia
dikuburkan membuktikan bahwa lelaki itu dicintai oleh penduduk langit dan bumi.
Buku ini menghadirkan kisah
generasi muslim awal yang dididik oleh Rasulullah. Kita bisa meneladani mereka
agar menjadi muslim terbaik. Setiap
sahabat dikisahkan dengan runut sehingga mengikuti alur kehidupan Rasulullah
dari tinggal di Makkah hingga hijrah ke Madinah. Setiap sahabat memiliki
keistimewaan sehingga patut untuk dibaca kisahnya bagi generasi kita sekarang.
Penulis buku ini menggunakan bahasa yang sastra sehingga bahasanya mudah dimengerti. Buku ini juga disertai catatan kaki sehingga memungkinkan untuk menelusuri riwayat hadist.
Generasi sahabat baik sahabat
besar maupun kecil merupakan lulusan madrasah Rasulullah. Mereka generasi
istimewa yang mendapat pujian dari Allah karena keimanan yang terjaga hingga
akhir hayat. Cinta sahabat kepada Rasulullah adalah cinta yang disertai akhlak
yang baik dan utama. Mereka tidak pernah menentang Rasulullah dan
berlomba-lomba menjaga kemuliaan dan harga diri. Sungguh, generasi terbaik
hidup bersama manusia terbaik, dan di zaman yang terbaik. Semoga Allah
melimpahkan rahmat kepada mereka.
Bagus ya La, pengen baca etapi timbunan oh timbunan :(
BalasHapus