Judul Buku : Gege Mengejar Cinta
Pengarang : Adhitya Mulya
Penerbit : Gagas Media
Terbit : Cetakan ketujuh, 2014
Tebal : vi + 262 hlm.
ISBN : 979-780-692-8
“Cowok lebih memilih kepada siapa cinta akan mereka berikan, hingga mampu mengejarnya. Cewek lebih baik menunggu atau memberi “kode” cinta.”
Jatuh cinta sejak pertama kali
bertemu, bagi Gege sebuah anugerah. Namun sayangnya ia harus memendam perasaan
itu sendirian karena tahu bahwa orang yang ia suka sudah punya pasangan. Caca,
gadis pindahan yang Gege sukai itu membuat hidup Gege berada di pusaran yang
sama. Hanya terus-menerus memikirkan Caca yang ternyata tak pernah memandangnya
sedikit pun. Sifat Gege yang pemalu dan lebih memilih diam itu, membuat ia
hanya menjadi penonton. Kalau Caca lagi ketemu dengan pacarnya, Gege hanya bisa
memandanginya dari jauh, karena mereka tetangga, maka Gege makin tersiksa
karena hal ini.
Hingga bertahun-tahun lamanya,
Gege baru sadar bahwa ia tak pernah memperjuangkan rasa suka yang ia rasakan.
Ibaratnya, Gege lebih suka memendam perasaan dibanding harus keringat dingin
menghadapi penolakan dari Caca. Masalahnya adalah Caca sama sekali tidak
memandang Gege karena kenal saja tidak. :P Jadi, setelah ada kejadian yang
membuat Gege melihat Caca setelah sekian lama tidak bertemu, ini membuat Gege
mau untuk pdkt dengan Caca. Kalau Caca nolak? Gege akan berjuang sekuat tenaga
untuk membuat Caca menerimanya.
Gege yang terkenal sebagai
produser radio Heits FM sedang didaulat sebagai pembuat cerita drama. Cerita akan
disiarkan selama beberapa minggu menjelang Perayaan Kemerdekaan RI. Akhirnya,
Gege pun terinspirasi untuk membuat cerita drama silat dengan latar belakang
zaman kerajaan dengan memakai nama Caca dan Ujang Gege sebagai tokohnya. Suatu
hari Gege benar-benar memberanikan diri untuk mengejar cintanya dengan
mendatangi Caca dan mengajaknya berkenalan. Caca yang sama sekali nggak ingat
siapa itu Gege hanya tahu bahwa sosok yang ada di depannya itu bisa jadi tameng
untuk lepas dari godaan Mas Joko tanpa D.
Di sisi lain, ada seorang gadis
bernama Tia yang suka dengan Gege namun tidak dipandang oleh Gege. Hanya
dianggap sebagai partner dalam membuat project drama radio. Berbagai perubahan
dibuat oleh Tia, namun tetap tidak meluluhkan hati Gege. Tia dan Caca membuat
hati Gege dilema. Siapa yang akan ia pilih? Akankah Caca menerima cinta Gege?
Bagaimana nasib Tia?
***
Sejak baca judulnya saya
penasaran dengan novel komedi ini. Adhitya Mulya yang saya kenal lewat Jomblo
itu memang gokilnya nggak ketulungan. Soalnya ia mampu membuat candaan yang
meski terkesan garing pada awalnya tapi tetap nyambung dengan isi cerita. Meski
ada juga guyonan di beberapa scene drama yang terkesan apa banget deh. :P
Buku yang saya pegang ini adalah
cetakan ketujuh. Kalau di awal-awal cerita disuguhkan gimana baper(bawa
perasaan) Gege melihat Caca selalu menjadi primadona dan ia hanya bisa
melihatnya dari jauh. Setelah scene berpindah ke bagian di mana Gege dan Caca
berdialog tentang masa depan, saya jadi ikutan baper. Haha. Soalnya ada bagian
yang saya suka dari diskusi Caca dan Gege.
Seperti di bagian ini,
“Pria itu pemimpin keluarga. Tugasnya melindungi, membina dan mencukupi. Mereka bangga kalo mereka bisa mencukupi istri dan anak.” (hlm. 176)
“Semua pria dalam kadar yang berbeda mencari tempaan ya, Ca. Pria itu membutuhkan pencapaian. Supaya mereka bisa yakin sama diri sendiri. Dan bisa ngeyakinin wanita bahwa dia layak dicintai.” (hlm. 177)
“Gege juga tahu sih bahwa wanitah pada dasarnyah memang suka dikejar. Tapi wanitah tidak suka dipaksa berjalan lebih cepat dari yang merekah inginkan dan bahwa wanitah menyukai ketika mereka memegang kontrol atas setiap pendekatan.” (hlm. 133)
Yah, ternyata si Gege ini rada
minderan karena belum punya pencapaian menakjubkan. Itu sebabnya ia menunda
berkenalan dengan Caca hingga bertahun-tahun lamanya. Duh, puk-pukin Gege. xD
Btw, saya agak terganggu awalnya
dengan cara bicara Gege yang selalu berakhiran huruf h. Hhaha. Hanya saja
setelah dilihat-lihat baru nyadar kalau ini memang ciri khasnya. Truus,
endingnya gokil banget. Hahaha. Bagian kejar-kejaran di jalan menuju bandara
dan drama di bandara itu kok malah ngingetin saya dengan kisah Kakang di novel
Testpack-nya Ninit Yunita ya? :D Kayaknya ini suami istri setipe deh jalan
pikirannya termasuk plotnya juga. Wekeke. :P *asal nebak* Overall, suka dengan
komedi ala Adhitya Mulya di novel ini. 4 bintang dari saya. ;)
Pengen baca deh mbak. Tapi katanya garing kriuk2 ya jokenya?
BalasHapusYa gitu, Ca. :D Hehe
HapusMasih blm move on dari sabtu bersama bapak..
BalasHapusHihi..
Adithya mulya oke oke bukunya..
Wah, aku malah belum baca, mba :D Malah penasaran hehe
Hapustokoh Joko tanpa D adalah tokoh paling nyebelin menurut saya. hahahaa. btw novel adhitya mulya emang banyak quotes ciamik ya dari dulu ._.
BalasHapusBaca bukunya bertahun-tahun lalu, jadi kangen baca lagi :D
BalasHapus