Judul Buku : Sejuta Warna Pelangi
Pengarang : Clara
Ng
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan
kedua, Oktober 2015
Tebal : 220 hlm.
Dengan mata telanjang, kanak-kanak melihat tujuh warna pelangi. Ajaklah mereka melihat dengan mata hati. Agar mereka tahu sesungguhnya pelangi punya sejuta warna-warni.
***
Clara
Ng menampilkan karya yang menakjubkan dan membuka wawasan imajinasi anak-anak
lewat buku dongeng ini. Dalam buku ini,
ia memadukan 9 cerita anak yang dikompilasi dalam kisah menarik. Karya Clara Ng
ini telah mendapat apresiasi dari IKAPI sebagai Juara Adikarya IKAPI. Ada 9
kisah yang diceritakan dengan ilustrasi khas kanak-kanak. Empat di antaranya,
saya paling suka. Antara lain : Pesta Kostum Tengah Malam, Milo sedang Bosan,
Melukis Cinta, dan Jangan Bilang Siapa-siapa.
Dalam
cerita “Pesta Kostum Tengah Malam”, Clara Ng mengisahkan tentang
keseruan hewan-hewan di kebun binatang yang berpesta tengah malam. Para hewan
itu berkumpul saat hari sudah larut dan para penjaga sudah pulang. Sejak pesta
dimulai, hewan-hewan seperti Gajah, Monyet, Beruang, dll berubah menjadi hewan
lainnya. Lucunya, mereka menampilkan kostum yang unik yaitu kostum temannya
sesama penghuni kebun binatang. Seperti si Betsi Babi yang mengecat tubuhnya
menjadi belang-belang seperti zebra. Ada juga Momi Monyet yang menyamar sebagai
Beo. Ada lagi sosok Kiki Kijang yang mengikat slang panjang dan sepasang ranting
agar miring seperti gajah.
Bagi
anak-anak, mendengarkan dongeng unik semacam ini membuat mereka berimajinasi
bagaimana bentuk hewan yang sesungguhnya. Membayangkan para hewan berpesta
seperti layaknya manusia membuat mereka mengingat bahwa hewan juga adalah
makhluk yang bisa saja berkumpul bersama seluruh kawanannya untuk melakukan
hal-hal seru. Selain itu, ada juga keseruan yang diwujudkan lewat suara musik
yang dimainkan kawanan Barny Beruang. Ending dongeng ini sangat epic! Tak
percaya? Baca saja kisah para hewan lucu ini saat pesta berakhir. :D
Kisah
kedua berjudul “Milo Sedang Bosan” ini menceritakan kegelisahan Milo, si
hiu kecil yang sedang libur sekolah. Ia tak mau di rumah terus, jadi ia punya ide
jitu untuk menakut-nakuti temannya dengan lumpur hitam dan ganggang laut. Milo berdandan
seperti hewan menakutkan dan mengeluarkan bunyi-bunyian mengerikan. Semua teman
sekolahnya yang ada di taman bermain tunggang langgang meninggalkan Milo yang
tertawa terbahak. Milo tak sadar kekacauan apa yang sedang ia timbulkan hingga
semua penghuni dunia bawah laut pun bergerak tak menentu ke arah yang tak
terduga. Seperti saat capit Kepi Kepiting menjepit tangan pak Guri Gurita
sehingga mengeluarkan tinta hitam. Ada lagi kisah seekor hewan yang masuk ke
dalam tubuh Hiu. Siapakah dia? Baca saja kisah serunya di buku ini.
illustrasi Milo sedang Bosan |
Clara
Ng ingin membuat kisah anak-anak yang berbeda dengan menampilkan kisah lucu
ini. Ia memberikan gambaran bagaimana jika kekacauan yang terjadi itu juga
dialami oleh anak-anak karena rasa ingin tahu mereka yang berlebihan. Rasa
bosan ternyata bisa membuat semuanya berantakan, bahkan bisa menimbulkan
masalah yang besar. Inilah yang ingin dikisahkan Clara Ng bahwa anak-anak bisa
belajar dari para hewan untuk tidak iseng saat bosan.
Kisah
“Melukis Pelangi” ini yang saya rasa paling menyenangkan. Pantas saja
dijadikan sampul buku ini. Dikisahkan ada seorang anak perempuan yang bertanya
pada ibunya tentang apa itu cinta. Lalu sang ibu mengajari anak itu melukis
cinta dalam selembar kertas. Sang ibu melukis dan mendeskripsikan bagaimana
cinta bisa bermakna dalam banyak hal. Lewat persahabatan, keluarga bahkan alam.
Seperti kalimat ini,
“Cinta adalah titik-titik hujan yang jatuh dari langit.
Bunga bermekaran dan kupu-kupu menari-nari di sekelilingnya. Pelangi melengkung
indah dan kamu berkecipak-kecipuk di tanah basah.”
Indah
sekali deskripsi Clara Ng tentang cinta sehingga anak-anak yang mendengarkan
dongengnya bisa membayangkan bagaimana cinta bisa menghangatkan hati.
Dan
kisah keempat yang saya suka adalah kisah “Jangan Bilang Siapa-siapa”.
Ini mengingatkan saya pada kisah sedih yang bikin mewek di akhir cerita.
Berawal dari kisah Igel, si burung kecil yang disuruh sarapan oleh Mamanya. Ia
mengira kalau sarapan yang ada di meja makan untuk dirinya. Padahal ada dua
piring makanan, dan roti yang dimakannya tak habis. Igel tak menyangka saat
Mama justru memujinya karena menghabiskan makanan. Padahal ada makanan adiknya
juga yang ternyata dimakan olehnya, tapi tak habis. Ia membungkusnya dalam
serbet makan. Di luar rumah, Igel menyesal telah melakukan kesalahan itu. Ia
pun ingin menebus kesalahannya dengan memberi sang mama sebuah hadiah. Jadi,
apa yang akan Igel lakukan dengan sisa makanannya? Baca saja akhir kisah ini di
buku. ;)
Buku
ini membuat saya melihat hal baru dari sudut kanak-kanak. Bagaimana polosnya
mereka menjalani hari-hari setiap pagi hingga malam. Sesederhana keinginan para
hewan untuk bermain bersama temannya, mengalami hal-hal seru, bahkan yang sedih
sekalipun. Tapi anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka mengisahkan pada orang
yang mereka anggap bisa mendengarkan cerita lugunya. Seperti Igel yang memilih
bercerita pada batu karena takut dimarahi mama. Padahal mama tidak marah soal
Igel tak menghabiskan makanan. Igel tahu bahwa kesedihan harus dikisahkan, agar
ia kembali tersenyum.
Clara
membuat saya tersenyum lewat sudut pandang yang berbeda. Sungguh sebuah kisah
yang menarik karena menampilkan keseruan khas kanak-kanak yang seringkali lupa
didengarkan oleh orang dewasa. Overall, 5 bintang untuk buku dongeng
ini. :D
Clara NG memang terkenal dengan buku anak-anaknya ya, mba. Tapi aku suka sekali dengan novelnya. Ada 4 atau lima novelnya yang aku miliki. Hihiii
BalasHapuswaah bagus nih buat dek Paksi...gambarnya juga lucu
BalasHapusClara Ng, gitu lho.
BalasHapusTapi bagus2 memang og ya ceritane.
Buku anak yang disertai gambar seperti ini sangat disukai anak-anak. Selain dari ceritanya sendiri, daya imajinasi si anak juga ikut berkembang dengan melihat gambar-gambarnya :)
BalasHapusPenulis favoritku dan anak-anaaaak <3. Imajinasinya keren banget ya, Mba. Sayang di Palopo nggak ada toko buku yang lengkap, jadi belum bisa nambah koleksi deh :')
BalasHapusJadi pengen beli buat ponakan, ceritanya bagus dan gambarny lucu :)
BalasHapusjudulnya saja juga memancing imajinasi ya Mba Ila. Bagus dan menggoda. Isinya dan ilustrasinya juga. Wah boleh ini jadi rujukan buat Bintang dan Azizah. Terima kasih rekomendasinya. Clara NG memang gaya tulisannya khas anak2... suka
BalasHapusBuku Clara Ng ini bagus2 emang ya, saya punya satu dua kyknya. Jd penasran sama yg edisi ini :D
BalasHapuswah jadi ngebayangin dongengin umar pake buku ini
BalasHapus