Judul Buku : Tiga Permintaan
Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : cetakan keenambelas, Agustus 2018
Tebal : 192 hlm.
ISBN : 978-602-03-3014-3
Rating : 4/5 bintang
Ada 8 cerita pendek di kumcer tiga permintaan karya Enid Blyton ini antara lain berjudul : tiga permintaan, charlie si pembohong, pantas jadi tukang sapu, pak topple dan sebutir telur, masalah sepele, baskom cuci bu cepat, Sally ceroboh dan Tabby Jujur, dan kena batunya.
Di antara ke 8 cerita pendek anak tersebut, ada beberapa yang menarik perhatian saya antara lain cerita tiga permintaan, pak Topple dan sebutir telur, Masalah Sepele, Baskom cuci Bu Cepat, dan Sally Ceroboh dan Tabby Jujur.
Dalam cerita Tiga Permintaan dikisahkan ada dua anak yang senang bertengkar. Mereka berantem sepanjang hari. Suatu hari Elsie dan Bobby menemukan seorang peri kecil. Bobby dan Elsie memaksa sang peri memberikan tiga permintaan agar dikabulkan. Sayangnya, sang peri bilang bahwa percuma jika kedua anak tersebut diberikan 3 permintaan karena mereka bukan anak baik.
"Tiga keinginan kalian akan kukabulkan. Tapi, takkan ada gunanya buat kalian! Anak-anak macam kalian tak tahu apa yang sebaiknya diinginkan!"
Tapi, ternyata tiga permintaan itu justru membuat anak-anak tidak tahu apa yang pantas mereka minta. Bukannya minta sesuatu yang bermanfaat, tapi mereka malah bertengkar hingga permintaan tersebut terpakai begitu saja tanpa guna.
Anak-anak tersasar di sebuah pulau saat bobby menaiki pesawat yang diinginkannya pada permintaan pertama. Lalu, Elsie minta pesawat itu terbang jauh saat ia mengucapkan permintaan kedua yang tidak berguna.
"Gara-gara kau! Gara-gara kaulah kita berada di sini! Kita tak bisa tinggal di sini. Tak ada yang bisa dimakan. Bisa-bisa kita mati kelaparan. Kita harus pulang."
"Rupanya, terpaksa kita menggunakan kesempatan terakhir untuk minta diterbangkan pulang. Sayang, kesempatan begini bagus tersia-sia begitu saja! Pesawat Terbang, kami ingin kau membawa kami pulang."
Peri kecil tertawa saat melihat mereka berdua kembali ke tempat semula.
"Apa kataku tadi? Sudah kubilang, bahwa mengabulkan permintaan kalian takkan ada gunanya. Ternyata benar, kan? Orang yang bertengkar tak bisa berpikir jernih. Akibatnya, mereka melakukan hal-hal bodoh. Itulah yang telah kalian lakukan!"
Ya, Enid Blyton ingin memberitahu pada anak-anak bahwa bertengkar tidak baik, karena pikiran jernih tidak dimiliki oleh orang yang sedang marah. Itu sebabnya, sebaiknya anak-anak belajar bersikap bijaksana agar keputusan yang diambil saat marah tidak merugikan orang lain. Lebih baik diam dulu agar pikiran jernih dan hati tenang.
Ada lagi cerita Pak Topple dan Sebutir Telur. Pak Topple ingin membuat kue untuk bibinya, namun telur yang ia miliki busuk. Maka ia pun menghubungi tetangga rumahnya, pak Plod Polisi untuk meminta telur miliknya, sebutir saja. Pak Plod membolehkan ia mengambilnya sendiri. Saat itu Pak Plod Polisi sedang ada tugas kerja di persimpangan jalan. Jadi rumahnya kosong.
Namun tak disangka justru hal ini menjadi pemicu kesalah pahaman yang terjadi di kotanya. Beredar kabar bahwa pak Topple telah mencuri sebutir telur dari kandang ayam pak Plod Polisi.
Dimulai dari gunjingan Nyonya suka berbisik, merembet ke Tuan Suka Bicara, berlanjut ke perbincangan dengan Nona Sederhana, Ibu Pendengar, lalu Tuan Suka Ikut Campur.
Semua orang tersebut menuduh pak Topple telah mencuri sebutir telur. Hingga mereka pun mengadukannya pada pak Plod Polisi yang sedang bekerja.
Pak Plod Polisi mencatat saksi dan bukti hingga kemudian terbuktilah bahwa hal itu tidaklah benar. Itu hanya kecurigaan yang tidak beralasan dan tuduhan tanpa bukti yang terjadi hanya karena gunjingan dari mulut ke mulut.
"Aku menyesal mengatakan begitu, tetapi yang mula-mula mengatakan adalah Nyonya Suka Berbisik dan aku percaya begitu saja."(hlm. 96)
Pak Plod Polisi marah lalu berkata,
"Jangan cari alasan. Kalian semualah yang seharusnya dimasukkan penjara, bukan Pak Topple! Mengapa Anda berani-berani mengatakan seseorang pencuri kalau Anda tak tahu pasti apakah ia benar-benar pencuri atau bukan, Nyonya Suka Berbisik? Begitu juga Anda, Tuan Suka Bicara, dan semuanya yang berani mengulang cerita bohong ini! Mengapa Anda berani menceritakan kepada orang lain kalau Anda sendiri tak tahu pasti kebenarannya. Kalau kejadian seperti ini sampai terulang lagi, kalian takkan kumaafkan! Nah, sekarang pergilah kalian dan katakan kepada siapa saja yang kalian temui bahwa kalian telah berbuat salah, dan bahwa kalian malu atas perbuatan kalian itu. Pergi! Kalau tidak, kumasukkan kalian ke penjara!" (Hlm. 99)
"Aku tak suka kalau orang menjelekkan nama orang lain. Itu namanya perbuatan yang sangat tercela-- sama tercelanya dengan mencuri!" (Hlm. 100)
Enid Blyton ingin mengajarkan bahwa lewat tokoh Pak Plod Polisi yang tak suka melihat orang mencemarkan nama baik orang lain, pembaca jadi bisa belajar bahwa menceritakan kisah yang buruk tentang orang lain jika tidak ada barang bukti dan tidak melihatnya sendiri itu artinya kita menuduh seseorang melakukan kejahatan yang tidak diperbuatnya.
Hal ini tentu akan merugikan orang lain. Itu sebabnya sebaiknya kita hanya menceritakan apa yang kita yakini kebenarannya dan melihatnya sendiri. Jadi tidak asal menuduh saja.
Ada lagi cerita berjudul masalah sepele. Pada suatu hari, Betty diminta oleh ibunya untuk memperbaiki kancing sepatunya yang terlepas. Namun sudah tiga kali diperingatkan, Betty selalu bilang nanti saja. Hingga ibu pun marah lalu memperingatkannya,
"Betty, hal-hal yang sepele seringkali sama pentingnya dengan hal-hal yang nampaknya besar. Sudah berkali-kali hal itu ibu katakan. Kalau mengerjakan yang sepele saja tak mau, bagaimana mungkin kau bisa mengerjakan yang besar? Ayo, pasanglah itu sekarang juga."
Namun Betty lupa dan tergoda untuk menerima ajakan bermain bersama temannya. Hingga di depan toko mainan, Betty bertemu dengan anak anjing yang mengajaknya bermain.
Betty mengira anjing itu akan menggigitnya, hingga kemudian ia berlari ketakutan. Lalu, sepatunya terlepas dan terlempar mengenai kuda yang membawa kereta susu. Lalu, terjadilah hal yang tak pernah Betty bayangkan.
Insiden beruntun terjadi karena hal sepele yaitu tali sepatu yang lupa diperbaiki. Karena sepatu itu terlepas dan mengenai kuda penarik kereta susu, kuda itu menabrak kuda penarik kereta lainnya, lalu menabrak mobil hingga mobil berisi orang tersebut jatuh ke sungai.
Syukurlah orang yang ada di mobil bisa diselamatkan. Namun, Betty merinding mengingat kejadian tragedi itu terjadi karena kecerobohannya yang menganggap bahwa mengaitkan sepatu adalah hal sepele yang bisa dilakukan nanti saja. Karena insiden itu, Betty berjanji pada ibu untuk tidak menyepelekan hal apapun.
"Ibu, aku sedih sekali. Semua itu cuma gara-gara kancing sepatu. Tak kusangka hal sepele bisa berakibat begitu besar." (hlm. 122)
"Memang, Betty. Orang tak pernah menyangka bahwa hal sepele bisa berakibat besar. Ya, bahkan hal yang sepele seperti kancing sepatu bisa mengakibatkan malapetaka. Itulah sebabnya kita harus selalu berhati-hati dalam menghadapi masalah-masalah yang besar maupun yang kelihatannya sepele saja." (Hlm. 122)
Dalam kisah lain ada kisah tentang Sally ceroboh dan Tabby Jujur. Keduanya memiliki karakter yang berbeda saat membersihkan rumah.
Sally ceroboh diminta oleh Nenek Suka Pergi untuk membersihkan rumahnya. Namun Nenek Suka Pergi tahu bahwa Sally tidak gesit dan cekatan membersihkan rumah, sehingga ia pun menggunakan satu cara yang unik. Ia meminta Sally membersihkan rumah dengan baik selama dua hari lalu ia pun berkata bahwa uang upahnya sudah disiapkan.
Namun, Sally yang tidak gesit saat membersihkan rumah, hanya membersihkan sekadarnya saja. Sampah tidak dibuang, kasur tidak dibalik, debu masih menempel di vas bunga, dll. Hingga Sally pun marah pada Nenek Suka Pergi karena mengira ia tidak meninggalkan upahnya.
Berbeda dengan Tabby Jujur, ia sangat teliti membersihkan seluruh ruangan rumah Nenek Suka Pergi. Hingga kemudian ia menemukan banyak uang pencee tersebar di seluruh penjuru rumah yang ia bersihkan. Sangat berbeda dengan yang dialami Sally, kan?
Ternyata Nenek Suka Pergi menggunakan trik jitu agar hanya orang yang bersungguh-sungguh dan teliti dalam membersihkan rumahnya selama dua harilah yang akan mendapatkan upahnya. Jika tidak, orang itu takkan menemukan uang tersebut di mana pun. Karena letaknya tersembunyi. Ini menyentil saya karena kadang bersihin ruangan suka ga teliti. Hahaha. Duh, malu euy sama cerita anak ini. 😅
Seperti kata Nenek Suka Pergi.
"Aku memang meninggalkan uang untukmu. Anehnya, uang itu kudapati tertumpuk rapi di atas perapian ketika aku pulang. Jadi, pasti ada seseorang yang menemukannya."
"Aku menemukannya, Nek. Sebagian kutemukan di bawah keset ketika aku hendak mengibaskannya, sebagian lagi di bawah kasur ketika aku hendak membalik kasur, dan sebagian lagu di bawah kaki meja, di bawah ember tempat sampah, dan ---" (hlm. 167)
"Benar. Jadi kaulah yang menemukannya, Tabby. Kau berhak mengambil uang itu. Datanglah ke rumahku mengambilnya. Bila Sally memang berhak mendapatkannya, ia tentu audah mendapatkan uang itu. Dalam hal ini ia terlalu malas. Kemalasan tak pantas dibayar. Tidak malukah kau, Sally?" (Hlm. 169)
Ada 4 kisah anak lainnya dalam buku ini, namun menurut saya 4 cerita tadi sangat berkesan bagi saya karena menyentil perbuatan yang tidak baik. Namun dengan sangat halus mengingatkan bahwa anak-anak bisa belajar dari kisah ini agar menjadi orang yang lebih baik lagi. Lebih teliti, lebih sabar, lebih mudah untuk berprasangka baik pada orang lain, lebih sungguh-sungguh dalam melakukan segala hal baik yang kecil maupun besar.
Enid Blyton tahu cara membuat pembaca seperti saya, bahkan meskipun saya sudah dewasa ketika membaca buku ini, namun mampu membangkitkan rasa malu dan berjanji untuk tidak melakukan hal yang serupa dengan kisah tersebut.
Overall, 4 bintang untuk buku kumcer Tiga Permintaan (seri si Kumbang) karya Enid Blyton ini. Nah, kamu sudah membacanya? Share dong kesanmu di komentar. 😊
Waaaah, aku belum baca yang ini. Tapi timbunanku masih banyak, gimana dong :(
BalasHapusbuku yang OK punya!
BalasHapusBaru baca nih... udah separuh lebih.
BalasHapusSiapa desainer buku ini?
BalasHapusCover ilustrasi by Val Biro,
HapusIlustrasi buku by The Hamlyn Publishing Group Limited