Review novel As long as the lemon trees grow |
❤️ As Long As The Lemon Trees Grow ❤️
Judul buku : As Long As The Lemon Trees Grow (Selama Pohon Lemon Tumbuh)
Penulis : Zoulfa Katouh
Genre : Fiksi Remaja & Dewasa Muda tentang Emigrasi & Imigrasi, Romansa Remaja
Tebal : 432 halaman
Bahasa : Inggris
Download Ebook As Long As The Lemon Trees Grow di Google Play Book
Rating buku : 4,5/5 🌟
✅️ Sinopsis Buku As Long As The Lemon Trees Grow by Zoulfa Katouh :
Surat cinta untuk Suriah dan rakyatnya, As Long As The Lemon Trees Grow (Selama Pohon Lemon Tumbuh) adalah novel fiksi sejarah yang berlatarkan Revolusi Suriah (Syria), menyala dengan api harapan, cinta, dan impian. Cocok untuk penggemar The Book Thief dan Salt to the Sea.
Salama Kassab adalah seorang mahasiswa farmasi ketika seruan untuk kebebasan pecah di Suriah. Dia masih memiliki orang tua dan kakak laki-lakinya; dia masih memiliki rumahnya. Dia memiliki kehidupan remaja yang normal.
Sekarang Salama menjadi sukarelawan di sebuah rumah sakit di Homs, membantu yang terluka yang membanjiri pintu setiap hari.
Baca juga : Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala
Diam-diam, dia sangat ingin menemukan jalan keluar dari negara tercintanya sebelum adik iparnya, Layla, melahirkan. Begitu putus asa, dia telah mewujudkan perwujudan fisik dari ketakutannya dalam bentuk sosok khayalannya yang bernama Khawf, yang menghantui setiap gerakannya dalam usaha ntuk membuatnya tetap aman.
Namun meski Khawf mendesaknya untuk pergi, Salama terpecah antara kesetiaannya pada negaranya dan keyakinannya untuk bertahan hidup.
"For every life I can't save during my shift, one more drop of blood becomes a part of me. No matter how many times I wash my hands, our martyrs' blood seeps beneath my skin, into my cells. By now it's probably encoded in my DNA."
~As Long As The Lemon Trees Grow
“Untuk setiap nyawa yang tidak dapat aku selamatkan selama shift-ku, satu tetes darah lagi menjadi bagian dari diriku. Tidak peduli berapa kali aku mencuci tangan, darah para martir kami merembes di bawah kulitku, ke dalam sel-ku. Sekarang mungkin sudah dikodekan dalam DNA-ku."
Salama harus menghadapi peluru dan bom, serangan militer, dan moralitasnya yang berubah sebelum dia akhirnya bisa bernapas lega.
Dan ketika dia berpapasan dengan anak laki-laki yang seharusnya dia temui pada suatu hari yang menegangkan, dia mulai meragukan tekadnya untuk meninggalkan rumah dan negaranya.
Segera, Salama harus belajar untuk melihat peristiwa di sekitarnya sebagaimana adanya—bukan perang, tetapi revolusi—dan memutuskan bagaimana dia juga akan menangis untuk kebebasan Suriah.
"The world is not sweet or kind. The ones outside are waiting to eat us and pick their teeth with our bones. That's what they'll do to your siblings. So we do everything to make sure we and our loved ones survive. Whatever it takes."
"Dunia ini tidak manis atau baik hati. Yang di luar menunggu untuk memakan kami dan mengambil gigi mereka dengan tulang kami. Itulah yang akan mereka lakukan pada saudara-saudaramu. Jadi kami melakukan segalanya untuk memastikan kami dan orang yang kami cintai bertahan hidup. Apa pun yang diperlukan."
~As Long As The Lemon Trees Grow
Baca juga : [Resensi Buku] Dua Belas Pasang Mata - Sakae Tsuboi
✅️ Kesan Baca Novel As Long As The Lemon Trees Grow :
Nggak tau musti bilang apa selain itu, merinding asli sih baca narasi novelnya. Kebayang-bayang sama darah yang tumpah di mana-mana. Suasana perang Suriah (Syria) makin pekat dirasakan. Kalo nggak kuat, mending jangan baca.
Cerita novel As Long As The Lemon Trees Grow berkutat seputar perjuangan Salama untuk keluar dari negaranya yang sedang chaos bersama iparnya yang sedang hamil, Layla. Tapi kondisi mental Salama juga terganggu sampai dia juga mengalami halusinasi. Padahal dia juga harus bertugas menjadi nakes dadakan. Soalnya teman apotekernya sudah mati. Ia harus berjuang menjaga kewarasan yang masih tersisa, sembari memperjuangkan keinginannya untuk keluar dari negara Suriah.
"He's...honest. With everything. His thoughts, his expressions. He's kind. It's a rare kindness, Layla. I'm sure he still dreams. Maybe he's the only one who still dreams. Maybe he's the only one in the whole city who still dreams at night. And when he looks at me, I feel...I feel like I'm being seen, and there is... there is a tiny bit of hope."
"Dia... jujur. Dengan segalanya. Pikirannya, ekspresinya. Dia baik. Ini kebaikan yang langka, Layla. Aku yakin dia masih bermimpi. Mungkin hanya dia yang masih bermimpi. Mungkin dia satu-satunya di seluruh kota yang masih bermimpi di malam hari. Dan saat dia menatapku, aku merasa... aku merasa seperti sedang dilihat, dan ada... ada sedikit harapan."
Novel sejarah islami ini menggambarkan kengerian yang ada di perang Suriah akibat revolusi yang tak kunjung usai. Bahkan sudah belasan tahun belum ada titik terang bagi korban yang ada di sana.
Para pengungsi juga kesulitan mencari suaka karena kondisi negara yang berada di dalam ambang kehancuran membuat negara lain tidak berani memberikan suaka.
Korban perang tidak bisa keluar dari negaranya, kecuali ada keajaiban. Bahkan meski punya uang banyak sekalipun, belum tentu mereka bisa selamat saat berusaha keluar dari perbatasan negara yang berkonflik.
Endingnya bikin aku ngerasa kalau perang itu jahat banget ya. Bahkan yang hidup saja masih berharap saudara-saudaranya bisa tetap ada di sampingnya. Tapi mau gimana lagiii? Fiuuhh ðŸ˜ðŸ¥º
Sabar ya, Salama. ðŸ˜ðŸ¥²
✅️ Kutipan Buku As Long As The Lemon Trees Grow :
"Lemons take time, Kenan. We're growing a tree. They need patience, just like change does."
("Lemon butuh waktu, Kenan. Kami menanam pohon. Mereka butuh kesabaran, seperti halnya perubahan.")
"It reminds me that as long as the lemon trees grow, hope will never die."
("Ini mengingatkan saya bahwa selama pohon lemon tumbuh, harapan tidak akan pernah mati.")
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^