Judul Buku: Book Shamer
Penulis: Asmira Fhea
Penerbit: Clover
Terbit: edisi digital, 2023
Tebal: 238 halaman
ISBN: 9786230309977
Baca ebook di Gramedia Digital
Rating : 4,5/5 🌟
❤️❤️❤️
[Sinopsis Buku] Book Shamer - Asmira Fhea :
@pembacasetiaaa Coba yang suka review jelek, emangnya bisa jadi penulis? Jangan cuma bisa nyinyir tapi tulisannya masih jelek. Cc: @amydhriti.
@masihmuda_belia Katanya Bookfluencer. Booktuber. Kok malah book shaming sih?
Amy Dhriti diserang netizen! Gara-gara buku antologi Mimpi dan Harapan Kita yang diulas di kanal YouTube-nya, seorang akun anonim atas nama pengguna @penulis_amatir memprovokasinya melalui Twitter.
Hal itu jelas mengganggu reputasinya sebagai bookfluencer, apalagi dia tengah mengincar juara satu kompetisi Versatile Book's Reviewer.
Keterbatasan waktu menjelang babak akhir kompetisi membuat Amy tidak punya pilihan, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah secepat mungkin mencari siapa pelakunya.
Amy benar-benar harus menyelesaikan masalah ini sampai tuntas, jika dia tidak ingin gugur sebagai pemenang.
🍓🍓🍓
[Resensi Buku] Book Shamer - Asmira Fhea :
Aku habis baca novel Book Shamer. Temanya menarik nih. 🤩 Buat yang sering baca twit di @literarybase dan liat war-waran booktwt pasti related. Hahaa 😁
Btw, aku baca Book Shamer di Gramedia Digital.🤩 Novel ini masuk paketan langganan Gramedia Digital Premium yaa ❤️
Apa yang terpikir saat kamu mendengar kata book shaming?
Banyak pembaca yang merasa bahwa membaca buku adalah bagian dari kegiatan rutin, ada pula yang menjadikannya sebagai sebuah kemewahan. Tak semua orang punya privilege dan kesempatan yang sama untuk menikmati bacaan bermutu.
Ada remaja yang baca wattpad dan terpapar pornografi karena nggak punya akses buat beli novel bermutu di toko buku.
Ada pembaca yang nggak tahu kalau buku bajakan itu merugikan penulis dan penerbit. Trus milih beli buku di toko yang jual buku bajakan, padahal kertasnya jelek dan tulisannya buram.
Ada juga pembaca yang mengotak-kotakkan level pembaca dari jenis bacaannya, menganggap membaca novel fiksi romance berarti alay, bikin bodoh, dan nggak bagus buat otak. Dan masih banyak hal lainnya.
Di novel Book Shamer ini Asmira Fhea membahas tentang lika-liku yang harus dihadapi oleh seorang bookfluencer atau book influencer bernama Amy.
Amy mengalami masalah yang serius saat ia membahas buku antologi Mimpi dan Harapan Kita di video youtube channelnya. Amy mengatakan bahwa ia tidak selesai membaca buku itu karena kualitas buku yang jelek. Bahkan, Amy menyebut penulisnya sebagai penulis amatir.
Amy tak menyangka bahwa video reviewnya masuk twitter dan menjadi bahan perbincangan para pembaca. Bahkan, orang-orang yang nggak berkecimpung di dunia literasi pun ikut membahas threadnya.
Amy merasa tertekan karena citranya sebagai Bookfluencer ternodai. Apalagi, ia sedang ikut lomba Versatile Book's Reviewer dan harus menjaga nama baiknya hingga lomba selesai.
Selama ini, Amy membuat review buku di youtube untuk menghasilkan uang. Pasalnya, ayah dan ibunya menentang Amy untuk kuliah di jurusan Sastra Indonesia. Mereka ingin Amy mengikuti jejak orang tuanya masuk ke dunia politik dan menjadi dosen.
Book shaming ini bermula justru dari lingkungan keluarga Amy, si reviewer itu sendiri. Amy dibesarkan ortu yang saklek dengan pilihan selera buku. Kalau bukunya nggak bermutu, pasti dimarahin. 😨
Sejak kecil, Amy mengalami banyak kritikan seputar aktivitas membacanya. Ortunya memang senang membaca, namun mereka mengategorikan berbagai buku fiksi sebagai buku yang tidak layak untuk dibaca.
Ibu Amy juga sering marah saat melihat Amy membaca kisah Cinderella. Seolah cerita fiksi tak memiliki nilai positif dan harus dijauhi. Ibu Amy lebih sering menyuruh Amy membaca dan meresume buku nonfiksi dan text book yang memiliki muatan ilmu.
Tanpa sadar, Amy mulai merasa aktivitas membacanya dibatasi ibunya. Buku fiksi tak selayaknya dibaca, hanya buku nonfiksi yang bagus dan membuat orang pintar.
Ini kek perdebatan selera buku fiksi VS nonfiksi kali yak 😅
Ortu Amy suka banget baca buku tema politik. Amy nggak dibolehin baca buku-buku yang nggak bermutu.
Yang bermutu tuh yang kek manaa? 🙄
"Nggak bagus, Nak. Nggak ada ilmunya. Kalau nggak ada ilmunya, nanti jadi orang bodoh." (hlm. 22)
"Tapi, cuma di Sastra aku bisa baca novel sepuasku. Belajar banyak yang aku suka. Buat apa aku kuliah Hukum, tapi aku nggak minat belajar di sana?" (hlm 36)
Btw, sebelum Amy memutuskan kuliah di sastra, dia debat sama ortunya. Soalnya dia nggak mau kuliah hukum, seperti ortunya yang dua-duanya dosen. Tapi nih... gara-gara ini, Amy sampe diusir dari rumah. Padahal dia anak yang pinter.
Ya, cuma gara-gara nggak mau kuliah di jurusan yang dipilihkan ortunya.
"Jika dulu Ibu bilang buku fiksi itu tidak berguna, lewat kuliah Sastra Indonesia, aku menemukan makna yang lain. Seperti sesuatu yang menyentuh perasaan, yang tidak dapat ditemukan pada buku-buku nonfiksi." (hlm. 46)
Book shaming ini pun merambah ke buku-buku lainnya. Bahkan Amy tak memiliki satu pun teman dekat karena ibunya pernah marah saat tahu Amy sering meminjam bacaan fiksi dari teman bermainnya.
Perdebatan aku dengan kedua orang tuaku. Adegan per adegan yang masih terekam jelas di kepalaku itu ternyata memberi dampak psikologis yang cukup panjang tanpa kusadari. Meski sudah berlalu bertahun-tahun, meski aku tumbuh dengan argumen-argumen baru, alam bawah sadarku tanpa sengaja mengotak-ngotakkan jenis buku sebagaimana kata Ibu.
Di kasus yang viral itu, Amy baru sadar bahwa banyak kesalahpahaman yang tak semudah itu diredam hanya dengan permintaan maaf.
Pemicu masalahnya memang kecil, tapi nyala apinya menjadi besar. Dan masalah viral ini hampir menghancurkan karir bookfluencer Amy yang bertahun-tahun dibangunnya dengan penuh dedikasi.
Amy pun harus berurusan dengan ketua pengurus Komunitas Akar Cerita yang bernama Reynar, dan nggak sengaja kepancing buat gelut dengan Irhei Olivia, musuh bebuyutannya sesama Bookfluencer yang sedang ikut lomba review juga. Irhei ini suka mereview novel wattpad yang alur ceritanya ada adegan ena ena hot potato kentang.
Demi memperbaiki segalanya, Amy memutuskan untuk masuk ke Komunitas Akar Cerita (KAC) dan menjadi relawan tamu untuk mencari jejak siapa sebenarnya Penulis Amatir yang memusuhinya.
Lalu, bisakah Amy memperbaiki reputasinya yang terlanjur hancur di dunia maya?
❤️❤️❤️
Menurutku :
Membaca novel Book Shamer karya Asmira Fhea ini sangat menyenangkan dan seru, karena temanya membahas pro kontra dunia literasi dalam sudut pandang baru.
Di novel Book Shamer ini, pembaca akan makin paham bagaimana posisi dan peran bookfluencer dalam memperkenalkan dunia literasi lewat review buku bermutu. 😍
Well... Emang nggak segampang itu untuk mereview buku dan menyajikannya dengan cara yang asyik dan gaya bahasa yang unik. Karena, kalau selera bukunya nggak cocok, ya... malah jadi DNF alias Did Not Finish. Trus kena reading slump. Nah lho... parah kan? Hehe
Buat bookstagram, booktwt, book blogger, booktok, booktuber, bookfluencer, or whatever you name it, sadar atau nggak... peran kalian buat mengenalkan dunia literasi patut diacungi jempol lho.
Menurutku, alur cerita novel ini padet banget dan kompleks. Selain bahas dunia literasi dan bookfluencer, juga menyentil sisi humanis lewat kisah anak-anak yang sekolah di kawasan Bantar Gebang. 🥺
Yeah... Boro-boro deh mereka bisa beli buku bermutu, bisa sekolah dengan baik aja sudah alhamdulillah. Anak-anak sekolah di gedung yang nggak terlalu layak. Bahkan, aroma sampah menguar dan bikin pernafasan sesak. Tapi karena mereka udah terbiasa dengan aroma sampah... ya mau gimana lagi? Sedih banget 🥺
Setelah baca novel Book Shamer ini, aku jadi tahu kalau book shaming juga bisa dilakukan oleh orang yang berpendidikan seperti ibunya Amy.
Bayangin aja nih. Gimana rasanya jadi Amy yang ngerasa tertekan karena tiap mau baca buku aja harus mikir, ini boleh dibaca nggak ya? Ibu bakal marah nggak ya?
Aduuuuh, puk-puk Amyyy~ 🥺
Btw, part yang paling aku suka waktu Amy berdiskusi sama Eddies buat nyari tahu siapa pelaku yang nyamar jadi Penulis Amatir. Pasalnya, ada 4 orang yang dicurigai sebagai pelaku yang nyebar gosip di thread twitter. Tapi keren lho cara Amy dan Eddies nyari siapa pelakunya.
Eh, ada beberapa lawakan juga yang dilontarkan penulis lewat dialog-dialog dan scenenya. Seperti pas penulisnya bahas tentang "main karambol", dan cowok yang mirip Suho EXO. Wkwk. Asli, lawak banget. Hahaha
Walaupun ending novelnya bisa ditebak, tapi tetep ada plot twist kok. Hehe. Asli yaa, nggak nyangka juga bakalan ada plot twist yang bikin aku ikutan terharu juga. Wehehehe. Apalagi liat perjuangan Amy buat nunjukin kalau dia layak buat memperjuangkan passionnya. Aku nangis jelek pas baca part ini. Huwaaa 😭😭😭
Wow, Amyyy dan Eddies~
Thank you buat semangat membara dari kalian. Huhu
Aku yang baca kisah di novelnya aja jadi ikutan terharu lho. Kisah bookfluencer bisa dibikin sebagus ini. Bahkan nunjukin gimana ruwetnya dunia literasi di Indonesia.
Buat penulis baru, memang harus siap dikritik ketika tulisan kita sudah disebar ke publik. Suatu saat itu akan jadi makanan kita sehari-hari. Buat bookfluencer, silakan pilih kata-kata yang baik untuk mengulas buku. Ndak perlu ngatain orang amatir kalau bacaannya bukan seleramu. (Hlm. 29)
Kisah para relawan sekolahnya nggak hanya sekadar selipan, tapi ini nunjukin kalau dunia literasi butuh lebih banyak pihak untuk terlibat. Yups... demi pendidikan dan literasi Indonesia yang lebih baik lagi di masa depan.
Yuk, mari sama-sama bikin dunia literasi Indonesia jauh lebih baik lagi.
Nah, selamat membaca yaa! ❤️
Buku ini akan sangat relate dengan para pembaca buku yang wara-wiri di IG dan X. Dan yang bikin saya penasaran apakah poin menulis resensi buku di novel ini dibahas dengan mendalam atau sekadar pelengkap cerita saja. Jadi pengen ikutan baca novelnya juga
BalasHapusYups betul banget, Adin.
HapusKalo liat di novelnya, ini lebih bahas pro kontra Amy sebagai bookfluecer yang pernah book shaming.
Jadi karena status Amy udah pereview profesional, bahasan tentang resensinya lebih cenderung ke integritasnya sebagai pereview.
Kalo cara mereview bukunya nggak gitu dibahas detail sih. Lebih ke pengenalan istilah2 dalam dunia bookfluencer. Hayuuu, baca jugaa novelnya. Seru! 😁