Judul Buku :
Aku, Juliet
Pengarang :
Leyla Hana
Penerbit :
Moka Media
Terbit :
Cetakan Pertama, 2014
Tebal : iv +
180 halaman
ISBN : 978-979-795-840-4
Genre :
Teenlit
Kisahku seperti Romeo dan Juliet.
Rasa cintaku padanya terhalang permusuhan.
Tapi bukan keluargaku yang bermusuhan, melainkan sekolahku.
Bibit permusuhan menyeruak di
dinding dua sekolah yang saling berseteru; SMA Eleazar dan Juventia. Bagi dua
sekolah SMA itu, permusuhan mereka akan tetap abadi sampai kapanpun. Keduanya memiliki kesepakatan hari tawuran di mana tak
boleh ada yang melewati area musuh jika tak ingin kena sasaran amuk anak-anak
perusuh. Anehnya, kejadian tawuran antar sekolah ini tak pernah bisa diredam
oleh sekolah maupun pihak kepolisian. Semuanya terjadi atas dasar solidaritas.
Abby dan Camar dipertemukan dalam
kisah yang tak sempurna. Abby yang berasal dari SMA Eleazar jatuh cinta pada
Camar, anak SMA Juventia. Gadis yang ia temukan terguyur hujan di hari pertama MOS
itu memikat hatinya. Cinta pandangan pertama tak ubahnya sebuah kelindan memori
yang akan selalu diingat sang pencinta.
Bagi Camar, Abby adalah teman, tapi
bagi Abby, Camar gadis yang menarik. Namun, Camar telah
jatuh cinta pada Bayu, kakak senior di SMA-nya. Mendamba Bayu menjadi
kekasihnya adalah sebuah obsesi yang sangat ingin Camar wujudkan. Camar jatuh hati
pada sosok kakak kelas yang memberi perhatian saat ospek SMA Juventia berlangsung.
Namun, perasaan itu harus ia simpan sebab cowok yang ditaksirnya sudah
berpacaran dengan Mentari.
Samar terdengar kabar, Mentari putus
dengan Bayu. Camar yang masih terobsesi ingin membuktikan apa benar Bayu memiliki
perasaan yang sama padanya. Bayu dan Camar dekat kembali saat Camar sering
menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Gadis itu menyukai buku-buku.
Menghirup aroma perpustakaan dengan buku yang ia sukai akan membuatnya nyaman. Diraihnya
buku sastra Romeo dan Juliet karya Shakespeare yang menemani perjalanannya saat
pulang.
“Tak
ada orang yang ingin menjalani hubungan seperti ini, berjalan mengambang di
udara; tidak di atas, tidak pula di bawah. Andai aku dapat menerka isi hatimu,
mungkin bisa segera kujawab segala tanya yang menyeruak.” (hlm 83)
Jalinan cinta yang rumit mulai
dirasakan oleh Camar. Sikap posesif Bayu membuatnya lelah. Disadarinya, cinta
membuat logika runtuh. Hingga kerumitan itu makin menimbulkan masalah. Camar makin
sering bertemu dengan Abby yang memberinya rasa nyaman, bukan cinta posesif
seperti yang Bayu tawarkan. Perseteruan dua sekolah makin memanas. Dapatkah
masalah rumit ini diselesaikan Camar? Haruskah kisah cintanya berakhir tragis
seperti Romeo dan Juliet?
***
Tawuran antar pelajar memang sering
terjadi di sekolah-sekolah baik di daerah maupun kota besar. Disadari atau
tidak, bibit perpecahan atas nama solidaritas seringkali mematikan rasa simpati
dan logika. Tak ada yang tahu bagaimana cara kerja dendam, tapi satu yang
pasti, dendam memintal ujung kehidupan menjadi sebuah pusaran kelam yang membuat
orang sulit untuk keluar darinya.
Novel teenlit karya Leyla Hana ini
mengisahkan tentang cinta segitiga antara Camar, Abby dan Bayu. Ketiganya
bersimpul pada kisah yang serupa cinta Romeo dan Juliet. Dendam memisahkan rasa
cinta dari cangkangnya, memberangus rasa sayang yang sudah dipupuk. Pada
akhirnya, yang terjadi adalah sebuah kesalahan fatal.
Dalam novel ini, penulis ingin
berbagi pemikiran tentang bagaimana cara menghapus bibit permusuhan yang memicu
tawuran. Ia ingin agar generasi penerus bangsa mau menjadikan masa depan mereka
berada di jalur yang benar. Beberapa tokoh seperti Mentari pun tak hanya mampir
lewat, tapi memiliki karakter kuat karena berani menyuarakan dampak kecanduan rokok.
Covernya yang ‘menggoda’ dengan
gambaran gadis memakai rok mini mungkin adalah salah satu trik untuk mengambil
segmen pembaca yang tepat agar sasaran buku ini sesuai dan pesan yang ingin
disampaikan dapat diterima dengan baik. Di pergantian bab, pembaca akan
menemukan ilustrasi cantik yang memberi visualisasi adegan dalam novel. Penasaran?
Yuk, baca kisahnya. ;)
Wah mengangkat tema tawuran antar pelajar ya mbak, dibumbui dengan cinta segitiga pasti bakal mengaduk-aduk emosi pembacanhya nih, hehehe.,.. Tawuran memang marak di negeri ini
BalasHapusIya, kalo dulu tawuran itu budaya yang udah turun temurun, sekarang pun masih banyak yang gitu juga. :( Ceritanya lebih kompleks dari Romeo Juliet, jadi ada kisah cinta segitiganya. :D
Hapusbener covernya menggoda :D
BalasHapusHehe, begitulah, mba Nath :D
HapusBun, bagi dong tips menulis dan menerbitkan buku... Wah seneng deh rasanya punya buku yang diresensi orang-orang hebat kayak admin blog ini...
BalasHapusTipsnya adalah menulislah tema buku yang disuka. :D
HapusMakasih udah mampir, kak. ^^