Biodata Buku :
Judul : My Toilet Prince-Kejebak Cinta di Toilet
Penulis : Niratisaya
Ukuran : 13,5 x 19 cm
Jumlah Halaman : 160
Terbit : 2007(cetakan kedua)
ISBN : 979-24-4852-7
Harga : 23.900
Sinopsis :
"Tolooooonggg!" Mello teriak-teriak saking paniknya. Tak ada seorang pun yang mendengarnya dalam toilet itu... Sampai akhirnya datang Raka, pangeran penyelamatnya. Sejak itu Mello jatuh cinta pada Raka. Tanpa malu, Mello minta Raka jadi pacarnya. Tahu apa jawaban Raka? Raka menolak cinta Mello mentah-mentah!
Meski begitu, Mello tak menyerah. Ia terus berusaha untuk jadi seperti gadis impian Raka. Mello bela-belain rajin belajar kimia, fisika, dan seabreg pelajaran sulit lainnya biar jadi cewek yang masuk hitungan Raka.
Sttt...tapi ada satu kejutan. Ternyata ada cowok lain yang memendam cinta sama Mello lamaaa banget. Namanya Moza, cowok blasteran yang jadi sahabat dan tetangganya sejak kecil. Berhasilkah Mello mengejar cinta Raka? Atau Mello malah menerima cinta Moza. Mau tahu jawabannya??? Baca novel ini sampe abis deh.Resensi :
Pertama kali baca novel teenlit ini karena penasaran aja dengan ide ceritanya.
Apalagi bahas tentang sesuatu yang nggak umum. Kejebak cinta di toilet? Nah
lho? Kok bisa ada seorang gadis yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama
hanya karena seorang cowok bantuin dia keluar dari toilet?
Mello yang ketemu tanpa sengaja karena kejebak di toilet
dengan Raka, menyatakan cinta sama Raka setelah dia dibantu keluar dari toilet
yang terkunci. Baginya mungkin dia percaya dengan love at first sight tapi
namanya cinta apa iya bisa datang dengan seketika? Apalagi dia baru kenal berapa
menit. Huah, jadi, saking sebelnya, si Raka sampai ga mau ketemuan sama Mello di sekolah.
Dia selalu menghindar setiap kali ketemu dengan gadis aneh ini.
Cerita berlanjut sampai si Mello bela-belain belajar demi
bisa jadi juara kelas dan dilirik Raka. Hasilnya dia emang masuk sepuluh besar
di kelasnya dan jadi sekelas sama Raka di kelas 11. Reaksi Raka? Cuek beibeh,
tuh! Raka masih jadi pendiam dan mengacuhkan Mello. Di samping Mello, ada
seorang sahabat cowoknya yang diam-diam suka sama Mello. Tiap Mello minta
bantuan, tiap curhat soal Raka, si cowok ini tetep aja masih nanggepin. Apalagi
Mello memang agak aneh. Sempet Mello pengen nyerah karena denger gosip kalo
Raka itu homo. Whoaa, berhasilkah Mello menjadi kekasih Raka, atau dia akan
pindah ke lain hati menerima cinta seseorang yang diam-diam mencintainya?
Novel ini emang remaja banget, tapi ada beberapa hal yang
bikin saya mengernyitkan dahi. Adegan ciuman terlalu jelas diungkapkan di novel
ini, sampai malah jadi obsesi si tokohnya. Glek! Bahasanya agak kurang bagus
menurutku terutama untuk tokoh Mello, karena jadi terkesan temperamen banget
tiap mengucapkan sesuatu harus dengan nada tinggi yang ditunjukkan oleh
penulisnya dengan tanda seru.
Untuk seorang remaja cowok yang belum berusia 17 tahun, bawa mobil tanpa SIM itu bahaayaaaa banget! Apalagi pake bawa APV cuma buat kencan. Err, saya ga bisa membayangkan kalau ini jadi trend di remaja sekitar saya. Apa jadinya? Mungkin bakal ada kecelakaan kalo gitu kali ya. Dan konfliknya hanya seputar kisah cintanya, mungkin kalo ada ada kisah lain yang menjadi bumbu lebih bagus. Jadi konfliknya kompleks. Overall, saya kasih 2,5 bintang, karena hmm, kurang suka sama hal-hal itu. Semoga karya berikutnya lebih bagus lagi. :)
Untuk seorang remaja cowok yang belum berusia 17 tahun, bawa mobil tanpa SIM itu bahaayaaaa banget! Apalagi pake bawa APV cuma buat kencan. Err, saya ga bisa membayangkan kalau ini jadi trend di remaja sekitar saya. Apa jadinya? Mungkin bakal ada kecelakaan kalo gitu kali ya. Dan konfliknya hanya seputar kisah cintanya, mungkin kalo ada ada kisah lain yang menjadi bumbu lebih bagus. Jadi konfliknya kompleks. Overall, saya kasih 2,5 bintang, karena hmm, kurang suka sama hal-hal itu. Semoga karya berikutnya lebih bagus lagi. :)
jangan2 si Dul terinspirasi novel ini ya, gak punya SIM tapi bawa mobil :)
BalasHapusharusnya buku-buku untuk segmen remaja itu harus yg kental pesan moral mendidiknya. kalu buku-bukunya model kek gini seolah-olah ya gaya hidup remaja yg demikian itu jadi lumrah padahal sih gak banget....
BalasHapus