Resensi Pelari Cilik- Shabrina
WS.
Biodata Buku :
Penulis : Shabrina WS.
Penerbit : Bestari Kids
Tahun Terbit :
Maret 2010
Halaman :
124
ISBN : 9789790630994
Harga : Rp 25.000
Sriwasti ingin sekali melanjutkan
sekolah ke SMP di kotanya. Tetapi ia juga tahu, bapak dan emaknya tak sanggup
membiayai sekolahnya nanti. Dia harus mencari cara agar dapat tetap bersekolah
tanpa membebani orang tuanya. Baginya selalu ada jalan asal mau berdoa dan
berusaha.
Ketika mengetahui bahwa salah
satu cara untuk mendapatkan beasiswa adalah dengan memenangkan lomba lari, Sri
berusaha agar dapat mengikuti lomba itu. Padahal tidak semua murid bisa
mengikutinya. Alasannya karena Sri sudah masuk kelas 6, sedangkan ujian sekolah
tinggal beberapa bulan lagi. Semua siswa kelas 6 tidak diperbolehkan ikut lomba
apapaun karena dikhawatirkan akan membuat tak bisa konsentrasi belajar. Lomba
lari hanya dapat diikuti oleh murid kelas tiga sampai kelas lima.
Maka, untuk dapat meraih mimpinya
ternyata Sri harus melewati berbagai cobaan. Menjelang lomba lari kakinya
terluka hingga bengkak terkena patahan kayu. Sepatunya pun sudah butut dan
bolong. Bahkan ada kabar yang membuatnya gelisah yaitu karena tak ada beasiswa bagi pemenang
lomba lari seperti yang dikatakan Isna sahabatnya.
Tentu saja kejadian-kejadian
tersebut membuatnya cemas. Tetapi dari semua hal yang terjadi dia tahu banyak
orang terdekatnya yang menyayangi dan mendukungnya. Mereka tetap akan
menyayanginya apapun yang terjadi. Apakah Sri akan menyerah begitu saja? Apa
yang akan dilakukannya untuk tetap dapat mewujudkan impiannya bersekolah di SMP
favoritnya?.
Shabrina WS mengambil tema yang
unik untuk novel anak ini. Saya acungi jempol untuk penulis karena membuat saya
yakin bahwa usaha sekecil apapun akan membuahkan hasil jika kita percaya pada
Tuhan. Tema tentang impian sering saya temui. Tapi kali ini saya dibuat takjub dengan
dialog tokohnya dan juga karakternya yang melekat kuat. Sri dengan kegigihannya,
keyakinannya akan impian dan doa, emak dengan kesabarannya, Pak Sigit guru
olahraga dengan ke”tega”annya yang ingin Sri bersungguh-sungguh dengan
impiannya meski harus seleksi lari dengan kaki bengkak. Saya merasakan aura
bintang di diri Sri. Anak miskin pun bisa berprestasi jika mereka mau. Dan Sri
membuktikan itu!
Kelemahan buku ini ada pada
penggambaran tempat estafet lari yang kurang greget. Mungkin bisa diperkaya
untuk settingnya agar pembaca bisa lebih merasakan setting tempat larinya. Over
all, saya suka buku ini dan menanti sosok seperti Sri hadir lagi dalam wujud
lain di buku-buku mba Shabrina. :)
Sinopsis buku :
“Terima kasih untuk Bapak dan Emak, guru-guruku, teman-teman, juga Pak Rt dan semua yang telah mendoakan dan percaya padaku, dan untuk Isna temanku yang telah memberiku sepatu ini. Terima kasih. Piala ini untuk mereka semua…” Begitulah kata-kata Sriwasti saat dirinya diwawancarai wartawan tv, pada saat menjadi pemenang lomba lari tingkat provinsi di Surabaya.Pelari itu bernama Sriwasti. Keinginannya untuk melanjutkan sekolah membuatnya selalu bersemangat mencari cara untuk mendapatkan beasiswa. Meskipun ia hanya anak dari keluarga tak mampu, namun tak sedikit pun menyurutkan mimpinya. Dukungan keluarga juga sahabat terbaiknya Isna, berhasil membuatnya terus berprestasi pada lomba lari.
#31 Hari Berbagi Bacaan
Ila, terima kasih sudah baca Sri dan membuat resensinya.
BalasHapusNgomong-ngomong, Pak Sigit itu memang benar-benar ada lho. Beliau guru olahragaku. :)
Ohya, makasih juga masukannya. Itu setting larinya memang kurang.
Masukan berharga untuk Sri Remaja :)
Novel anak memang harus memiliki pesan moral yang jelas ya La, supaya anak-anak yang membaca juga bisa langsung mengerti
BalasHapusmba shabrina : wah, beneran ada? aku kirain dia fiksi gitu, mba :D pantes karakternya kuat. makasih juga, mba. idenya unik ^^
BalasHapusmba esti : iya, kalo novel anak yang dibidik pertama kali pesan apa yang akan disampaikan. bukunya bagus, mba. dapet penghargaan juga :D
ooo ini toh bukunya mba shabrina. bagi saya buku-buku seperti ini layak baca untuk anak-anak ketimbang buku anak yang menawarkan kisah fantasi
BalasHapus