Novel Yang Kedua-Riawani Elyta |
Biodata Buku :
Judul : Yang Kedua
Penulis : Riawani Elyta
Penerbit : Bukune
Terbit : Desember 2012(cetakan keempat)
Tebal : vi + 250 hal
ISBN : 602-220-040-7
Sinopsis :
Kau bagai lagu indah, yang membuatku jatuh cinta dalam cara yang sederhana. Menyusup cepat ke dalam dada, mengentakkan hati, lalu mengisi penuh ruang kosong jiwa. Kaulah lirik yang selalu bisa kugumamkan berulang-ulang dalam benakku, tanpa jemu.
Kau tahu, ketika aku menyerahkan hatiku—telah kuserahkan seluruhnya. Namun, mengapa kita tak bisa sekadar saling tatap. Mengapa kita tak bisa teriakkan bahwa cinta yang kita rasa membuat bahagia dalam diri luruh hingga ke ujung-ujung jari yang menghangat.
Tak ada yang salah dengan cinta antara kau dan aku.
Mungkin, yang salah hanyalah waktu. Kau dan aku, seharusnya sejak dulu bertemu…
Resensi :
Dave,
Vienna dan Haris. Ketiganya bertemu dan terjalin dalam takdir yang rumit.
Vienna yang setelah menikah dengan Haris selama 5 tahun tak juga dikaruniai
anak, mendapatkan takdir barunya. Ia mendapat kesempatan untuk diorbitkan menjadi
penyanyi duet ternama bersama pasangan
duetnya, Dave. Kesempatan ini ada karena ia memenangi festival menyanyi tingkat Asia. Tak ada yang akan menyangka takdir kehidupan
Vienna berubah drastis sejak rekaman album duetnya meluncur di pasaran. Segala tentang
materi dengan mudah ia dapatkan berkat kerja kerasnya dalam menyanyi.
Dave
lelaki yang hadir dalam hidupnya meski tahu bahwa Vienna telah menikah, tetap
mencintai Vienna dalam diam. Ada kekaguman dalam diri Dave yang membuat ia
jatuh cinta pada Vienna. Bahkan sejak sebelum mereka bertemu di ajang festival
yang membuat namanya melambung. Tidak, justru mereka bertemu belasan tahun lalu
di suatu tempat yang berbeda tanpa Vienna sadari. Gadis itu dengan sorot mata
menunduk malu, tetap tenang menyanyikan lagu yang membuat seluruh penonton diam
terpukau mendengar suara emasnya di acara pesta ulang tahun seorang sahabat
keluarga Dave. Waktulah yang telah membawa kenangan itu muncul lagi di ingatan
Dave, tapi datang di saat yang tak tepat. Dave tau bahwa mencintai perempuan
yang sudah menikah adalah kesalahan, maka ia memilih diam.
Dilema
muncul ketika Vienna dihadapkan pada pilihan tentang Haris suaminya. Akankah
Vienna tetap mencintai Haris yang menuntut begitu banyak kebutuhan, termasuk memenuhi ambisi membuat perusahaan?
Akankah Vienna bertahan? Atau justru memilih mundur dari hidupnya karena tak
sanggup dengan tekanan yang dilakukan Haris demi ambisinya?
Kisah
domestik drama ini terbilang santun karena tiap adegan chemistry tokohnya tidak begitu kentara. Tokoh Dave yang nyaris sempurna bisa membuat siapapun akan jatuh cinta, termasuk Vienna. Dave digambarkan tampan,
mapan, dan perhatian. Siapa yang tak akan jatuh cinta? Tapi pesona Dave ditepis
Vienna sedikit demi sedikit karena sadar ia tetaplah masih istri orang.
Saya
merasa alur bergerak lambat di bagian awal. Beberapa kalimat yang saya baca
terkesan panjang-panjang. Mungkin maksud penulis agar deskripsi tempat,
kejadian dan penokohan lebih kuat. Tapi tanpa pecahan kalimat efektif, saya
membacanya ngos-ngosan. Apakah itu yang membuat alur terasa lambat ya?
Misalnya
saja di :
“Festival
duet yang bakal mereka hadapi, disponsori oleh salah satu perusahaan korporat
berskala raksasa di Singapura, perusahaan dengan puluhan anak cabang yang
tersebar di mancanegara—termasuk Indonesia, dan salah satunya dikelola oleh
Suta Widjaja. “(halm 67)
Sebagai
novel bertema domestik drama, penulis berhasil membalut kisah pernikahan dengan
banyak hikmah tentang cinta dan pernikahan. Bahwa cinta seharusnya memang
diperjuangkan. Saya suka bagian tokoh Dave bertemu dengan Paman Goh Kee. Ada kalimat yang saya suka yaitu “Biarkan kata
cinta hanya jadi milik mereka yang masih
terus mencari, aku cukup menjalani apa yang sudah kumiliki. Bagiku, cinta tak
lebih sekadar ucapan di bibir selama kau tak mampu memperjuangkan apa pun.”
Hanya saja, penyelesaian masalah serasa terlalu dipercepat dan dipaksakan lewat tokoh yang dimunculkan di akhir. Saya malah berharap kalau penyelesaian karena karakter tokohnya sendiri yang menciptakan solusi, bukan karena nasihat seseorang.
Hanya saja, penyelesaian masalah serasa terlalu dipercepat dan dipaksakan lewat tokoh yang dimunculkan di akhir. Saya malah berharap kalau penyelesaian karena karakter tokohnya sendiri yang menciptakan solusi, bukan karena nasihat seseorang.
Overall,
novel ini saya rekomendasikan bagi mereka yang ingin mencari makna cinta yang
sesungguhnya. ;)
Thanks resensinya ila:-)
BalasHapusSepakat sama Mba Ila, kalimat yang panjang emang bikin ngos2an. :)
BalasHapus