Judul : Kue Pai Lola dan Gori si Raksasa
(Lola’s Winning Pie and Gori The Giant)
Pengarang : El Firdaus
Penerbit : Progressio
Terbit : Juli 2013
Tebal : iv + 47 hlm.
ISBN : 978-979-055-490-0
Rating : 4/5
Lola ingin ikut dalam perlombaan
membuat kue. Namun ia tahu bahwa jurinya adalah Nenek Juwit, yang tidak suka
memakan kue pai buah ek. Padahal Lola hanya bisa membuat kue itu. Saat Lola
hampir menyerah, ia malah menemukan sebuah buku resep membuat kue. Lola membuat
kue dari resep yang ada di buku. Nama kue itu, kue pai bulan. Ternyata Nenek
Juwit suka dengan kue buatan Lola.
Pak Bulgogi, kepala koki istana
ratu peri, melihat Lola membawa buku resep di ketiaknya. Ternyata buku itu
milik Pak Bulgogi. Lola akhirnya mengaku pada Nenek Juwit dan Pak Bulgogi bahwa
ia menggunakan resep yang ada di buku. Ternyata Pak Bulgogi mengatakan hal yang
menyenangkan. Ia bilang bahwa Lola beruntung karena ia mencoba resep yang belum
pernah dipraktikkan olehnya. Nenek Juwit pun mengumumkan pemenangnya adalah
Lola.
Gori si Raksasa selalu
marah-marah. Ia sering melempar barang miliknya ke luar rumah. Barang itu
berukuran kecil baginya, namun besar bagi penduduk. Penduduk ketakutan setiap
kali Gori melemparkan barang-barang. Nenek Puri meminta pada Muni si ilmuwan
untuk membuat Gori berhenti bertindak kasar. Muni tidak mau menuruti permintaan
Nenek Puri karena ia sudah berjanji bahwa ilmu yang ia miliki tidak boleh
digunakan untuk menyakiti makhluk hidup.
Maka, Nenek Puri memberi saran
pada Muni untuk membuat Gori memiliki kekuatan aneh. Setiap kali Gori menyentuh
barang, maka barang itu akan menjadi lembek. Misalnya saja saat ia menyisir
rambut, sisir itu berubah jadi dodol. Saat ia memakai ketel, ketel itu mencair.
Gori sedih tidak bisa melakukan apa-apa. Akhirnya, Nenek Puri memberi saran
agar Gori mengubah perilakunya yang kasar. Ia tidak boleh melempar sembarangan
lagi keluar rumah. Gori pun menjadi raksasa baik hati sejak saat itu.
***
Dua cerita dalam satu buku ini
berisi tentang IESQ untuk mengajari anak-anak mengontrol intelegensi, emosional
dan spiritual mereka. Misalnya saja seperti Lola yang berusaha gigih untuk
meraih keinginannya. Ia mau mencoba resep lain selain yang biasa dibuatnya. Lola
juga mau mengakui kesalahannya saat ia menggunakan buku tanpa izin dari Pak
Bulgogi.
Ada juga Gori yang berperilaku
buruk. Anak-anak akan belajar bahwa berperilaku buruk akan merugikan diri
sendiri. Maka anak-anak akan belajar berperilaku lebih baik lagi. Gori juga
lebih senang membantu para warga di sekitar tempat tinggalnya.
Dua cerita ini dimasukkan ke
dalam buku setebal 47 halaman. Dongeng dengan format bilingual ini mengajak
pembaca untuk belajar berbahasa inggris lewat cerita Gori dan Lola. Penyelaras
bahasanya dilakukan oleh native speaker, jadi bahasanya sudah disesuaikan
dengan kaidah bahasa inggris. Anak-anak juga disuguhi ilustrasi menarik yang
bisa meningkatkan daya otak kanan. Meski kalimat yang digunakan agak panjang,
namun anak-anak bisa belajar dari kosakata yang dipakai dalam buku ini untuk
meningkatkan perbendaharaan bahasa mereka.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^