Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] Jangan Diklik #1: Rahasia Ayu - Lexie Xu

 

Jangan Diklik Series : Novel Rahasia Ayu - Lexie Xu


Judul Buku : Rahasia Ayu (Jangan Diklik #1 Series)

Pengarang : Lexie Xu

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (GPU)

Terbit : Cetakan Pertama, 2020

Tebal : 256 halaman

ISBN : 978-602-06-4356-4

Genre : Novel Remaja /Teenlit (U 17+)

Rating : 5 bintang

Harga Buku : Rp 79.000

Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital

 

Sinopsis Buku :


Ayu Rembulan menjadi saksi kematian Leoni, teman sekelasnya yang bunuh diri tahun lalu. Pada hari ulang tahun kematian Leoni, Ayu menerima sms aneh yang membuat sebuah aplikasi misterius bernama JanganDiklik terpasang di ponselnya. Melalui aplikasi itu, Ayu menemukan catatan harian Leoni yang menceritakan hari-hari terakhirnya sebelum meninggal.

Sejak itu, kecelakaan demi kecelakaan tragis menghantui teman-teman yang dulu mencelakai Leoni. Orang-orang lain mengira semua itu kebetulan, tetapi Ayu tahu hantu Leoni-lah yang sedang membalaskan dendamnya. Tak seorang pun percaya padanya, kecuali Rex, cowok jahat yang sudah menindas dan mempermalukan Ayu selama setahun ini. Bersama-sama mereka berusaha menyelamatkan teman-teman mereka... juga diri mereka sendiri.

 

Resensi Buku : 


Ayu Rembulan, gadis yang duduk di bangku SMA itu mendapatkan sms aneh di ponselnya. Sms itu memintanya untuk tidak membuka link yang dilampirkan.

 

“Jangan galau! Mendingan klik jangandiklik.net.”

 

Sekilas sms itu terlihat seperti spam, scam atau semacamnya, tapi karena Ayu penasaran, ia pun mengklik link itu. Tiba-tiba, sebuah aplikasi muncul di ponselnya dan tidak bisa dihapus atau dicancel. 


Namun, yang lebih mengejutkan adalah aplikasi itu menampilkan diary seorang gadis yang mengaku dibully oleh teman SMA nya. Gadis itu terus menulis hingga berlembar-lembar halaman. Ternyata itu adalah diary Leoni, temannya yang bunuh diri setahun lalu.

 

Anehnya, setiap kali muncul pesan yang diklik oleh Ayu, sebuah kecelakaan terjadi. Awalnya, Ayu mengira ini hanya kebetulan belaka, namun ia tahu sebuah kejadian di masa lalu pernah terjadi. Kejadian yang menyimpan trauma yang ingin dihapusnya hingga kini.

 

Setahun lalu, Ayu menjadi saksi dari kejadian bunuh diri yang terjadi pada Leoni, gadis yang meninggal di sekolahnya. Ayu dan Rex, yang saat itu sedang berada di gedung terlantar itu menemukan Leoni sudah meninggal. Jatuh dari lantai gedung hingga tubuhnya pun mengalami patah tulang dan meninggal.

 

Hari itu, setahun setelah kematian Leoni, ternyata terjadi kecelakaan yang menimpa teman-temannya. 


Anehnya, itu berhubungan dengan kematian Leoni yang mengenaskan. Ayu dan Rex menyimpulkan bahwa aplikasi itu menjadi perantara dendam di masa lalu yang terjadi pada diri Leoni. 


Leoni meninggal bukan hanya mati begitu saja, tapi juga membawa dendam masa lalu akibat bullying yang dialaminya. Leoni bahkan sempat dikurung di dalam ruangan hingga dua hari sebelum ia mati.

 

Sedangkan Ayu dan Rex memiliki hubungan yang complicated. Mereka dulu adalah sahabat alias teman yang saling menguntungkan. Hubungan itu terjadi begitu saja. Ayu meminjami Rex barang-barang yang tak pernah dikembalikannya, namun Rex menggantinya dengan membelikan makanan dan minuman untuk Ayu.

 

“Mungkin kami hanya semacam hubungan simbiosis mutualisme, hubungan ketergantungan yang saling menguntungkan. Aku meminjaminya barang -yang sebagian besar tidak dikembalikan- dan dia selalu membelikanku makanan, terkadang ditambah minuman. Tidak peduli apa pun pikiran cowok itu tentang kami, dialah temanku satu-satunya saat itu.” (hlm. 30)

 

Dulu Ayu dan Rex sangat dekat, namun kini mereka justru saling menjauh, dan Rex menjadi pembully selama setahun terakhir.

 

“Semua itu baru terjadi setahun lalu, tapi rasanya seolah-olah terjadi di masa yang berbeda, di kehidupan yang berbeda. Kini, meski kami masih teman sekelas, cowok itu terasa begitu asing. Tatapannya padaku begitu asing. Dan sekarang aku menganggapnya tukang bully mengerikan. Persahabatan kami yang dulu entah lenyap ke mana.” (hlm. 30)

 

Sebuah tulisan di aplikasi itu mengingatkan Ayu tentang kejadian yang dialami oleh Leoni. Dulu Leoni mendapatkan aplikasi itu dari sepupunya. Ia rutin mengisinya sebagai ganti diary. 


Kini, Ayulah yang mendapatkan akses untuk membaca pesan itu. Anehnya, kejadian yang dituliskan di aplikasi JanganDiklik itu malah membawa petaka. Setiap kali wishlist di akhir pesan muncul, maka hal itu akan terjadi. 

 

Saat Ayu dan Rex mencari tahu tentang aplikasi itu di sebuah toko milik sepupu Leoni, mereka justru mendapatkan info yang menarik. Bisa jadi, aplikasi itu telah dihidupkan oleh sepupu Leoni yang sangat mencintai Leoni. Sepupunya pun bunuh diri setelah Leoni meninggal. 

 

“Yang lo lihat Onnie, kan?”

“Seperti yang gue bilang, abang gue menggunakan nyawanya untuk memberi nyawa pada aplikasi yang dia buat. Setelah Onnie pake itu sebagai catatan harian, itu berarti catatan harian, blog, atau apa pun namanya, jadi bernyawa. Menilik sifat Onnie, gue nggak heran, setelah mati pun dia akan terus ngejer semua musuh-musuhnya. Tanpa kecuali.”

 

Jadi, aplikasi itu telah diberi nyawa dengan tumbal darah sepupu Leoni. Jadi, satu-satunya cara agar aplikasi itu hilang adalah dengan mencari tahu bagaimana menghilangkan kutukan di aplikasi itu.

 

“Apa ada cara buat menghentikan semua ini?”

“Satu-satunya penjelasan kenapa aplikasi itu masih bekerja adalah karena aplikasi itu punya nyawa.”

“Karena sekarang nyawa itu milik Onnie, kalian harus melakukan pendekatan dengan hati Onnie. Cari barang yang dulu pernah sangat dia sayangi, barang yang pernah bikin dia bahagia. Misalnya... kalung itu.” (hlm. 88)

 

Masalahnya adalah kematian demi kematian datang silih berganti. Seolah aplikasi itu selalu meminta tumbal untuk setiap keinginan Leoni yang harus terwujud yaitu balas dendam pada semua orang yang telah membuatnya menderita.

 

Orang-orang yang membuat Leoni menderita pun bahkan tidak tahu bahwa kadar penderitaan yang diakibatkan oleh bullying dan keperpihakan pada pembully itu telah membawa kesedihan dan kebencian yang mendalam. Dendam Leoni begitu kelam hingga mengisi seluruh sekolah SMA  itu.

 

Yang bikin heran adalah kematian dan kecelakaan beruntun itu selalu mengerikan. Seperti Della yang kehilangan kakinya karena kena mesin pemotong rumput, bahkan Levan yang jadi kerasukan hantu Leoni. Selain itu kematian teman-teman lainnya yang mengakibatkan kematian beruntun di sekolah itu.

 

Itu sebabnya, Ayu dan Rex harus mencari cara agar teman-teman mereka tidak menjadi korban dari keganasan dendam hantu Leoni. 


Dapatkah mereka menghentikan dendam itu?

 

***

 

Menurut Saya :

 

Novel Seri Jangan Diklik ini yang ditulis oleh Lexie Xu ini ada 3 judul yaitu : Rahasia Rembulan, Ketika Sukma Terjaga, dan Surat untuk Hera. Buku yang saya baca sekarang adalah judul pertama yang terbit yaitu Rahasia Ayu. Buku ini termasuk ringan karena bisa saya habiskan dalam waktu sehari.

 

Di novel Series Jangan Diklik 1 - Rahasia Ayu ini dikisahkan awal mula aplikasi Jangan Diklik yang menampilkan kematian demi kematian yang menghantui para penghuni sekolah Ayu. Bahkan, Ayu juga tidak tahu mengapa ia mendapatkan aplikasi Jangan Diklik itu sedangkan Rex tidak bisa menginstalnya. Padahal mereka sama-sama melihat Leoni meninggal. Mereka berdualah saksi hidup yang melihat kematian mengenaskan itu. Sedangkan kematian itu meminta tumbal dari aplikasi yang mengerikan yang sudah diberi nyawa.

 

Waktu saya baca novel horor Jangan Diklik 1 : Rahasia Ayu ini, saya nggak punya ekspektasi apa-apa tentang novelnya. Tapi ternyata bagus banget sih. Nggak nyangka juga alur novelnya sangat intens dan mendebarkan. Bahkan nggak bisa diskip karena bikin penasaran. 


Yang bikin saya ngeri justru waktu Ayu baru tahu bahwa ia ada hubungannya dengan kematian Leoni.  Ayu mengira ia nggak ada hubungannya dengan keputusasaan yang dialami oleh Leoni. Makanya Ayu heran kenapa Leoni juga menghantui dirinya.

 

Oh iya, di novel horor Rahasia Ayu ini dikisahkan dalam sudut pandang yang berbeda oleh setiap tokoh yang terlibat, tapi dengan alur yang maju mundur ya. Jadi setiap tokohnya mengisahkan apa yang terjadi sesuai dengan isi hati mereka. Tapi nggak ada gap antara satu plot dengan plot scene lainnya. Jadi terus berkesinambungan hingga akhir novel.

 

Ada satu hal yang bikin saya ngeri sih, ngebayangin efek bullying yang dialami oleh Leoni ternyata dampaknya sangat besar, bahkan bisa hingga menghilangkan nyawanya sendiri alias sampe pengin bunuh diri.

 

Ya, namanya remaja yang lagi galau karena puber dan kehidupan di sekolah yang sangat dinamis dan kompleks, plus ada geng-gengan juga. Jadi ya menjadi orang yang berbeda dengan geng populer sungguh membuat Leoni menjadi sosok yang tidak mendapatkan dukungan dari mana pun. Bahkan untuk membela dirinya sendiri pun dia tidak bisa.

 

Well ya, kisah Leoni sangat kompleks sih, jadi nggak bisa dilihat hanya dari satu sudut pandang. Karena setiap tokoh punya alasan kenapa mereka berbuat seperti itu. Ibarat kata, kita nggak bisa menyimpulkan bunuh diri hanya karena lemah iman atau jiwanya tidak stabil. Pasti ada faktor lain yang bikin insiden itu terjadi.

 

So, ya... begitulah. Dunia anak remaja memang sangat kompleks. Meskipun tema bunuh diri ini sangat tabu diperbincangkan, tapi kita bisa melihat sisi lain dari dampak bullying ini hingga memicu bunuh diri.

 

Semoga dengan membaca buku ini kita jadi tahu dan nggak segera menghakimi kenapa orang memilih jalan itu. Nah, selamat membaca ya!


Komentar

  1. Cerita soal aplikasi yang nggak bisa dihapus terus memakan jiwa, pernah ada filmnya, cuma saya lupa judulnya apaan. Bedanya, kalo di film, siapa aja yang mengklik aplikasinya, akan tertera waktu si orang tersebut hidup. Ketika waktunya habis, mereka akan mati dengan cara-cara menyeramkan khas Final Destination.

    Oalah pemicu kematian Leoni ternyata bullying. Memang bahaya banget nih perundungan, sampai bikin korban stres, depresi, bahkan karena makin besar tekanan jiwanya, akhirnya memilih mengakhiri hidup. Pelaku bullying memang harus dibuat jera.

    Saya penasaran pesan moral soal bullying ini dituturkan jelas nggak ya pas menjelang akhir kisahnya? Karena poin ini nggak boleh samar-samar, harus kena ke pembaca muda, hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com