Judul Buku :
Semangat, Tante Sasa!
Pengarang :
Thessalivia
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan
Pertama, September 2021
Tebal : 272
halaman
ISBN :
978-602-06-5648-9
Genre : Metropop
Rating : 4/5
bintang
Bisa dibaca di
Gramedia Digital
Sinopsis Buku :
Demi apa Sasita yang seorang wanita karier tiba-tiba diminta menjaga anak kecil? Sudah cukup hidupnya disibukkan dengan pekerjaan, sekarang harus memikirkan anak kecil pula. Sasita terpaksa mengorbankan kebiasaannya bersenang-senang sampai larut malam, kadang sampai mabuk, dengan teman-teman kantornya.
Belum lagi Mama yang tidak memercayai Sasita sanggup mengurus Velisa, keponakannya, anak almarhum Kak Vania. Mama tahu kebiasaan Sasita pulang malam, hura-hura, apalagi Sasita malah dekat dengan laki-laki beristri! Sasita sama sekali bukan contoh yang baik bagi Velisa.
Kalau sudah begini, apakah tugas yang terpaksa Sasita emban justru akan semakin meretakkan hubungannya dengan Mama? Apakah Sasita sanggup memenuhi janjinya kepada Kak Vania?
Resensi Buku :
Sasita bekerja sebagai wanita karier di Srikandi Sekuritas, sebuah perusahaan papan atas yang selalu digunakan emiten saat akan melantai di bursa. Perusahaan ini adalah dream job di bidag keuangan yang sudah lama diidamkan oleh Sasita. Aplikasi keuangannya sering dipakai sebagian besar investor Indonesia untuk transaksi jual-beli saham.
Sasita senang bekerja di Srikandi Sekuritas, meskipun di sana ia tidak memiliki banyak waktu luang karena harus sering lembur. Sasita yang tipikal wanita yang nggak bisa nolak permintaan orang lain, bikin dia sering nerima limpahan kerjaan teman satu kantornya. Inilah yang bikin Sasita bete, tapi juga tetap saja dijalaninya.
Sasita alias Sasa tak mengerti kenapa ia tetap bertahan di kantor itu, meskipun sering lembur. Bahkan ia tak punya waktu untuk dirinya sendiri. Hidupnya hanya berkutat dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Lalu hura-hura dengan teman kantornya demi melepas penat karena bekerja seharian.
Kini, sebuah permintaan dari Mama datang di hidupnya. Ia tak mungkin menolak permintaan itu, karena berhubungan dengan janjinya pada kak Vania, almarhum kakaknya yang telah meninggal. Vania meninggal dalam kecelakaan bersama dengan suaminya. Mereka meninggalkan satu anak kecil yang masih butuh kasih sayang orang tuanya. Anak kecil itu bernama Velisa alias Ve.
Mama meminta Sasa untuk membantu menjaga Ve, karena Mama akan pergi haji. Permintaan Mama terbilang sulit karena Sasa sering lembur di kantor. Praktis, segala pekerjaan kantor harus segera selesai sebelum malam karena Sasa harus menemani Ve di apartemennya.
Pertemuan Sasa dan Ve kembali mengingatkan Sasa pada masa lalunya yang ingin ia hindari. Mengingat lagi kebersamaannya dengan kakaknya yang selalu mendukungnya apapun yang terjadi. Kakak yang sangat supportif pada adik satu-satunya. Sejak orang tua mereka bercerai, Sasa sering bertengkar dengan Mama, itu yang membuat mereka selalu cek-cok setiap kali berusaha berkomunikasi.
Saat Sasa harus menjaga Ve, ia dihadapkan pula dengan kenyataan bahwa Sasa tak tahu apa-apa soal merawat anak kecil. Bagaimana bisa seorang wanita karier menjaga anak kecil yang masih butuh bimbingan dalam setiap langkahnya? Sasa sering mengalami banyak hal mengejutkan selama menjaga Ve, seperti memberi makanan bergizi seimbang, mengatur jadwal sekolah, bahkan mengecek tugas yang dibawa Ve ke sekolah.
Sasa belajar mengurus keponakannya, meskipun ia sendiri dilema karena mengurus Ve berarti meniadakan jam bersenang-senangnya selepas pulang kantor. Di sisi lain, Sasa juga harus berurusan lagi dengan cinta masa lalunya yang problematik. Sasa masih cinta dengan lelaki yang sudah ebristri, bahkan mereka masih sering berkomunikasi selayaknya sahabat lama.
Sasa tak tahu bagaimana hidupnya bisa sebegitu rumit ; memilih menjadi wanita karier yang mengedepankan pekerjaan, menjaga keponakannya di rumah, ataukah mengikuti permintaan kekasih masa lalunya yang terus menerus mengajaknya balikan?
Di sisi lain, Sasa ingin mewujudkan impiannya menepati janji pada almarhum kakaknya. Akankah Sasa bisa bertahan dengan hidup yang sedang dijalaninya, meskipun tak sempurna?
***
Menurut
Saya :
Novel Semangat, Tante Sasa! Ini mengulik sisi lain seorang wanita karier. Biasanya, genre novel Metropop seringkali berurusan dengan dunia kantor saja, tapi di novel Semangat, Tante Sasa! Ini, penulisnya yaitu mbak Thessalivia berusaha untuk menyoroti sisi lain seorang wanita karier. Meskipun dunia mereka sangat kompleks karena harus membagi waktu antara kehidupan di kantor, di rumah, maupun social life bersama teman-teman dan kekasih.
Well ya, kisah Sasa ini membuat saya berpikir bahwa nggak ada dunia yang sempurna. Kita akan selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan hidup yang tidak ideal. Jadi satu-satunya cara adalah berdamai dengan masa lalu tersebut.
Sasa yang ingin bekerja sebagai seorang wanita karier pun dihadapkan dengan pekerjaan yang bertubi-tubi bahkan sering membuatnya lembur karena sulit menolak permintaan rekan kerjanya. Sasa yang bolak-balik harus ngurusin revisi seperti membangun candi saking ekspressnya. Ngerjain kapan, harus kelarnya kapan. Wkwk. Deadliner garis keras banget ya, Sist. :p
Sasa yang ingin mewujudkan impian menjadi musisi, tapi dibenturkan dengan kenyataan bahwa ternyata passion job dan dream job itu emang pilihan hidup. Karena kita sendiri yang menentukan mau dibawa ke mana hidup ini. Kita hanya butuh percaya bahwa hidup bisa berjalan dengan baik asal kita mau berkompromi dengan banyak hal.
Sasa yang selalu ribut dengan Mama karena berselisih paham meskipun sudah bertahun-tahun lamanya. Kasus Sasa ini ngingetin saya dengan kenyataan bahwa dunia parenting itu sangat kompleks. Meskipun seseorang sudah memiliki anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri, tidak lantas membuat mereka bisa menjadi orang tua yang baik. Karena nggak ada sekolah untuk jadi orang tua, maka yang dilakukan mereka adalah belajar sambil jalan. Well ya... yang ada hanyalah orang tua yang berusaha untuk menjadi versi terbaik dirinya demi anak-anak yang mereka cintai.
Kasus Sasa yang hidup dengan kehilangan sebagian kenangan baik dengan orang tuanya bikin saya jadi mikir bahwa inner child dalam diri anak itu akan terus melekat hingga anak itu belajar mengikhlaskannya.
Sasa nggak akan bisa melupakan kehidupan kanak-kanaknya yang tak sempurna, yang seringkali memicu rasa marahnya pada Mamanya. Karena sadar atau tidak, kejadian masa lalu yang tak menyenangkan akan terus membekas dalam ingatan hingga dewasa.
Luka hati yang belum sembuh akan menambah luka-luka baru jika tidak diobati. Akibatnya akan sangat besar, hingga kehilangan kepercayaan pada orang tua. Bahkan bisa salah memilih pasangan karena kehilangan figur laki-laki baik dalam hidupnya. Trust issue ini nggak akan hilang begitu saja kecuali dikonsultasikan pada psikolog dan dikomunikasikan dengan orang yang memberi luka, yaitu mamanya sendiri.
Ini seperti yang dialami oleh Sasa karena berkali-kali sulit untuk lepas dari toxic relationship yang ada. Well ya, sebel sih liatnya, tapi jadi mikir iya juga ya. Sasa kehilangan rasa aman dan nyaman pada orang tuanya sendiri, lalu mencari rasa aman pada laki-laki lain meskipun orang itu problematik.
Di kisah Sasa, kehadiran Ve justru membuka kisah baru yang berusaha dijalani oleh Sasa. Sasa berusaha menjadi tante yang sesuai impian, meskipun sulit dan ribet. Saya salut dengan keteguhan Sasa buat belajar banyak hal saat mengurus Ve selama mamanya naik haji. Ve datang dalam hidup Sasa tanpa manual book, jadi Sasa harus berusaha mengenali apa yang dibutuhkan Ve sebagaimana yang seharusnya dilakukan oleh orang tua.
Asli sih, kalo saya jadi Sasa juga bakalan ngomel mulu. Wkwk. Karena banyak hal tak terduga yang terjadi saat mengurus anak-anak, apalagi anak yang masih butuh bantuan orang dewasa untuk menjalani hidupnya. Berasa jadi baby sitter tapi yang ini nggak dibayar. Haha :p
Sasa yang temperamen tuh bikin saya sadar, kerjaan yang overload itu memang bikin sensi. Jadi mending kelarin dulu tugasnya, jangan bawa sampe rumah deh. :p Kalo kerjaan udah kelar ya udah, nggak akan kepikiran tugas-tugas itu lagi.
Btw, di novel ini juga diselipkan tips-tips menjaga anak kecil, jadi di setiap akhir bab tertentu akan ada pelajaran mengasuh anak yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya :
“Jangan mengharapkan anak enam tahun berinisiatif
mengambil makan sendiri. Jadi jangan lupa menyiapkan makanan mereka.”
“Anak lebih bersemangat kalau membawa tas yang ringan
saat ke sekolah.”
“Jangan lupa makan buah dan sayur agar hidup lebih
sehat. Terutama, agar tidak bermasalah di toilet.”
Btw, di novel Semangat, Tante Sasa! saya suka dengan perubahan karakter setiap tokohnya. Nggak dipaksakan sempurna, tapi ya tetep ada perubahan meskipun sedikit seiring waktu. Ditambah konfliknya ini realistis banget ya, jadi pembaca juga bisa belajar dari setiap masalah yang dihadapi para tokohnya. Selain itu, yang bikin saya seneng adalah novel ini page turning banget, bikin saya bisa namatin baca dalam waktu sehari aja. Endingnya pun bikin gregetan. Uhuyyy. Hehe :D
Jadi, buat yang mau baca novelnya, bisa download di aplikasi Gramedia Digital ya, atau kalau mau nunggu buku fisiknya terbit bisa beli di Gramedia, karena akan terbit sebelum akhir tahun. Nah, selamat membaca! ;)
Oiya, Blog Tour ini akan berlangsung di beberapa blog lainnya, jadi buat yang masih penasaran ada apa dengan kisah di novel Semangat Tante Sasa!, jangan lupa buat kepoin di blog-blog ini ya!
See
you next time!
Wuaa, lengkap bangeet reviewnya mba ky 😍😍😍 Suka sukaaa 💖💖
BalasHapusBeda sama buku pertama aku yg karakternya lbh banyak yg sempurna, kalau buku ini memang mereka jauh dr sempurna. Karna memang begitulah hidup, tempat kita selalu belajar jd lebih baik 😊 #tiba2 sok bijak 🤣🤣
Makasii yaa Mbaa, udah memberikan kesempatan untuk cerita Ve dan Sasa. Makasi juga untuk bintang 4 nya. Terharuuu 💖💖😢
Aq baca ulasan ini jadi tertarik buat baca lho. Pingin tahu kehidupan wanita karir yang doyan kongkow pe mabuk. Hehe. Urus anak memang ga gampang. Apalagi kalau masih kecil
BalasHapusJadi kepo sama buku dan lanjtan ceritanya..menarik bngt kisahnya..
BalasHapusMenarik ternyata yaa ceritanya. Penasaran karena memang hubungan toxic tuh sulit buat dihindari. Kadang sering tanpa sadar malah ngancurin si tokohnya ya
BalasHapus"Kita hanya butuh percaya bahwa hidup bisa berjalan dengan baik asal kita mau berkompromi dengan banyak hal."
BalasHapusSetuju banget sama kalimat di atas. Saya juga merasa dapat pesan ini setelah baca bukunya. Bijak banget dan somehow bikin terharu, *ambil tisu*.