Judul Buku : Cabin
Notes
Penulis : Pratiwi
Hidayat
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Desember
2015
Tebal : 236 hlm.
ISBN :
978-602-03-1895-0
Baca di Scoop Premium
“Gue yakin dalam kondisi genting, cantik dan seksi enggak penting kalau kita enggak bisa lakukan sesuatu, pramugari itu lebih dari sekadar melayani. Gue bangga karena gue ditraining untuk kondisi terburuk. “
Banyak
orang beranggapan bahwa glamor, pacaran sama pilot, cantik, seksi, suka party,
pelayan pesawat adalah gambaran yang melekat di benak seseorang saat mendengar
profesi pramugari. Seolah nilai diri seorang pramugari hanya sebatas itu.
Padahal masih banyak pramugari yang benar-benar bekerja untuk tujuan mulia,
menenangkan para penumpang yang khawatir naik pesawat.
Pramugari
juga ditraining banyak hal untuk situasi darurat dengan ikut latihan SAR,
renang di laut, masuk ke hutan, pelatihan safety untuk keselamatan penumpang,
membantu ibu dan anak, orang tua yang sepuh, dll. Stereotip itulah yang ingin
dihilangkan lewat buku berjudul Cabin Notes. Lewat buku ini, sang penulis, Pratiwi
Hidayat mengisahkan cerita dari perjalanan yang pernah dialami, baik oleh diri
sendiri, sahabat maupun penumpang.
Pratiwi
Hidayat juga mengisahkan tentang jatuh bangun mengejar cita-cita menjadi pramugari Garuda Indonesia,
bahkan hingga ia pernah menjadi “pengangguran terbang” karena dinyatakan sakit
TBC dan harus banting setir jadi pengusaha. Namun semua itu membuat ia belajar
banyak hal bahwa ia tidak selalu bisa menggantungkan hidupnya pada kerja
sebagai pramugari. Ia pun mulai banyak belajar, bekerja di bidang lain hingga
kemudian setelah pulih ia pun tetap bekerja dengan hati yang tulus, melayani
para penumpang baik pesawat bisnis maupun ekonomi.
Di
buku ini ada 4 bab yang menjadi dasar dari kisah inspiratif ini. Ada Thrust,
Lift, Drag dan Weight. Keempatnya adalah istilah yang digunakan untuk pesawat
terbang namun bisa digunakan sebagai filosofi dalam menjalani kehidupan.
Thrust
“Gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin pesawat mewakili sebuah Motivasi dalam diri kita. Motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang melakukan tingkah laku tertentu. Tanpa motivas kita hanya sebatas follower kehidupan yang hanya mengikuti kemana arus akan membawa kita. Dengan motivasi kita memiliki kekuatan untuk bergerak walau terkadang harus melawan arus kehidupan yang ada.”
Di
bab Trust, ada 6 cerita yang dibagikan oleh Pratiwi Hidayat. Pratiwi menulis
tentang motivasi dirinya untuk menjadi pramugari. Dulu hidupnya miskin, dan
dihina oleh orang lain ketika mengungkapkan ingin menjadi pramugari. Jatuh
bangun dilaluinya hingga akhirnya ia pun mulai merasa bahwa pramugari adalah
jalan hidupnya. Karena itu ia pun memperjuangkan hingga diterima sebagai
pramugari di penerbangan haji. Mulai dari situ ia pun menapaki jalan takdir
menjadi pramugari dengan beragam kisahnya.
Motivasi
yang kuat mampu membuatnya bangkit lagi saat dinyatakan sakit TBC yang
mengharuskannya menjalani pengobatan selama 9 bulan. Sejak itu ia pun mendalami
kegiatan lain yaitu membuka usaha laundry yang ada di Tangerang. Setelahnya ia
pun menjadi pramugari kembali setelah sehat lagi. Tak disangka dari sakit
itulah ia jadi paham bagaimana menjalankan bisnis hingga bisa menghasilkan
income yang luar biasa banyak. Uang dari gaji sebagai pramugari selalu ia putar
untuk menjalankan bisnis kembali.
Ada
kisah lain tentang pilot yang kecelakaan hingga tidak bisa menjadi pilot
kembali melainkan hanya bertugas sebagai pengawas. Ada pula kisah petugas FA
yang akhirnya berpindah-pindah tempat kerja karena menaati atasan. Tak disangka
justru di sana jalan takdir membawanya untuk tetap bertahan ketika teman
lainnya di PHK.
Lift
“Gaya angkat yang dihasilkan oleh efek aerodinamik sayap pesawat yang membuat pesawat bisa naik ataupun turun mewakili sebuah PENGARUH lingkungan pada diri kita. Sebuah pengaruh pasti ada dampak negatif maupun positif. Semua kembali pada diri kita mau mengambil pengaruh baik atau buruk.”
Dalam
bab Lift, penulis mengisahkan tentang betapa besar pengaruh seseorang pada
lingkungan, pun sebaliknya. Seperti saat seorang direktur BUMN ditugaskan untuk
mengajar di sebuah sekolah dasar selama satu hari. Ia baru sadar bahwa selama
ini dirinya dikenal sebagai alumni yangberhasil karena hanya dia yang menjadi
direktur BUMN. Betapa banyak orang yang terinspirasi karena dirinya. Karena itu
ia ingin lebih sering memberi sumbangsih positif bagi daerah tempat tinggalnya.
Ada lagi kisah seorang penumpang yang ternyata petinggi perusahaan namun ia
tetap rendah hati dan membaur bersama penumpang lainnya di kelas ekonomi. Ada
juga kisah dua tangan yang dianalogikan sebagai perumpamaan untuk menggunakan
tangan dengan benar.
“Mbak Tiwi, semua orang memang pasti akan mendapatkan komentar dari orang lain, tidak semua komentar sesuai dengan harapan kita karena yang lebih banyak pasti komentar yang buruk-buruknya. Makanya Allah membekali kita hanya dua tangan, kita tidak bisa memakai dua tangan itu untuk menutup mulut mereka satu per satu, yang kita bisa lakukan dengan kedua tangan kita adalah menutup kedua telinga supaya kita tidak mendengar komentar pedas yang dilontarkan pada kita.” (hlm. 116)
Drag
Gaya hambat yang awahnya ke belakang pesawat (rearward resistence force) yang disebabkan karena badan pesawat yang melaju di udara mewakili HAMBATAN dan RINTANGAN. Karena setiap individu pasti akan menemui ujian dan kesulitan dalam kehidupannya.
Saya
paling suka bagian bab Drag ini karena banyak hal yang bisa saya petik dari
pengalaman hidup mba Tiwi. Seperti yang ia bahas di “Please, check” Ia menyebut
bahwa ada beberapa daftar checklist menurut beberapa penelitian yang mengatakan
bahwa ada berbagai sebab mengapa orang mengalami kegagalan.
Katanya
orang gagal karena : tidak ada tujuan/goal yang tepat, tidak pernah mencatat
tujuan, selalu mencari alasan, NATO, membatasi diri, malas, salah pilih teman,
tidak bisa mengatur waktu, salah mengatur strategi dalam bertindak, kurang
mengembangkan diri, tidak ada komitmen untuk sukses, sombong, kurang
menggunakan pikiran bawah sadar, dan memiliki kecemasan yang berlebihan.
Di bab
Drag ini juga ada kisah bagaimana mba Tiwi menggunakan sedekah sebagai
pancingan rezeki. Terbukti berbisnis dengan Allah memang luar biasa, karena
balasannya lebih dari yang diinginkan. Misalnya saat mba Tiwi saat itu ingin
memiliki sebuah cafe bergaya eropa, namun banyak orang yang meremehkannya
karena mengangap pramugari yang sok kaya sehingga menimbulkan keinginan dalam
hatinya untuk semangat mewujudkannya. Saat itu ia pun bersedekah dengan satu kali
gajinya diberikan untuk berkurban. Ternyata tak disangka tahun 2013,
keinginannya terwujud lewat keajaiban sedekah. Cafe impiannya bernama Cafe Mon
Tiy dibuka di Bandara Halim perdanakusuma.(hlm. 165)
Buat
saya cerita ini meginspirasi sekali, terutama bagi orang yang mempertanyakan
apakah ada balasan bagi orang yang bersedekah di jalan Allah? Apakah ada kisah
keajaiban sedekah? Ada. Balasannya sangat besar malah. Bahkan ada cerita
seorang pramugari yang saat itu ditanya oleh seorang penumpang, masih ada ya
pramugari yang sholat di pesawat. Dia kira pramugari tidak sholat. Karena stigma
pramugari yang telanjur melekat di benaknya. Saat akan turun, penumpang itu
memberi amplop berisi 10 juta. Sang pramugari pun kaget karena hal ini baru
kali ini ia alami.
Weight
Gaya gravitasi menimbulkan bobot (weight) yang arahnya selalu ke bawah ke pusat bumi. Seperti kita ketahui, di permukaan bumi ini setiap benda yang bobotnya lebih berat dari udara pasti akan jatuh ke perukaan bumi karena adanya gaya tarik bumi (gravitasi). Dan seberapa jauh kita terbang adakalanya kita akan mendarat juga, adakalanya jalan Tuhan adalah jalan kembali yang terbaik.
Ada
lagi kisah dalam bab Weight di mana penulisnya menceritakan tentang bagaimana
tragedi kecelakaan pesawat banyak terjadi di udara. Hal ini membuat ia menjadi
semakin semangat untuk terus berbuat baik setiap hari. Karena sejatinya hidup
adalah perjalanan.
“Kita sebagai pilot, pesawat sebagai alat yang berupa amal perbuatan kita di dunia, tombol pesawat adalah perangkat diri kita, kemudi pesawat adalah hati kita yang memutuskan mau ke mana tujuan hidup kita, dan cuaca adalah lingkungan kita. Kita haruslah berilmu agar pesawat kita terbang menuju tempat yang benar.”
Menurut
saya buku ini lengkap berisi potongan inspirasi yang diambil dari kisah hidup
sang penulis, yang dikisahkan dengan apik dan bahasa yang mengalir. Sehingga
saya sebagai pembaca bisa dengan mudah menerima pesan-pesan yang ingin
disampaikan. Juga ada beberapa bagian yang menjadikan para pembaca lebih paham
tentang cara kerja sebuah pesawat dan fakta-fakta seputar itu. Di beberapa
bagian juga diselipkan kisah dengan petikan ayat dan hadist sehingga bagi
muslim hal ini menjadi penguat bahwa sains dan agama bisa seiring sejalan. Saya
salut dengan penulisnya yang memiliki wawasan yang luas tentang berbagai macam
hal. Overall, 5 bintang untuk kisah inspiratif ini.
Bukunya bisa membuka mata orang-orang agar ga sebelah mata menilai pramugari ya. Menarik.
BalasHapusKebetulan aku punya sepupu mantan pramugari. Tahu banget gimana jungkir baliknya berjuang untuk bisa lolos jadi pramugari dan saat kerja jadi pramugari. Dandan cantik dan kesan glamor cuma bagian luarnya aja yang kita lihat.
Resensinya nice mb
BalasHapusSerba bisa banget ya Pramigari itu. Aelama ini tau tapi kok ya ngga terlalu menyadari how amazing flight attendant is
BalasHapusSetuju banget dengan analogi dua tangan kita. Yang gak akan bisa menutup mulut orang banyak tapi bisa digunakan untuk menutup telinga kita.
BalasHapusSekilas, kalau hanya "memandang" pramugari dari segi fisik atau tampilan saja memang enggak ada bedanya dengan SPG kebanyakan. TERNYATA, sampai ditraining memiliki kemampuan untuk membantu persalinan (disebut bidan!) ini keren dan luar biasa. Cuma memang dibenak awam, kalau denger ada yang cita-cita atau mencoba menjadi pramugari pasti yang dinilai awal keproporsionalan tubuh. Enggak dipungkiri sih, bagaimanapun pelayanan pramugari itu bagian terdepan dari sebuah perusahaan penerbangan, jadi harus yang paling optimal dari segala aspek.
BalasHapusIni semacam memoar seorang pramugari ya, sangat layak buat membuka dan mengubah cara pandang agar bisa lebih empati lagi pada segala profesi...