Judul
Buku : Cinta 4 Sisi
Pengarang
: Indah Hanaco
Penerbit
: Grasindo
Terbit
: Cetakan ketiga, Februari 2015
Tebal
: 264 hlm.
ISBN
: 978-602-251-896-9
Baca di Scoop Premium
Resensi Buku :
Violet dan Queen menjadi dua orang yang patah hati saat
pasangan mereka justru saling jatuh cinta dan menunjukkan sikap simpati. Bukan
sebagai sahabat lama yang bertemu kembali, tapi ada nada kekaguman yang muncul
di wajah Jeffry, kekasih Violet setiap ia menyebutkan nama Eirene di hadapan
Violet. Mata Jeff memang sering tak fokus saat berhadapan dengan perempuan
cantik. Tapi baru kali ini Violet merasakan kejanggalan yang sangat dalam. Ada
apa dengan kekasihnya sehingga ia merasa aroma cemburu yang teramat sangat pada
perempuan itu? Tak ada inisiatif dari Jeffry dan Eirene untuk memperbaiki
situasi, yang ada justru mereka semakin sering bertatap muka setelah bertemu di resepsi pernikahan sahabat SMA-nya.
Violet tak tinggal diam. Ia merasa perlu berbicara serius
mengenai kedekatan Jeff dengan Eirene. Namun Jeff menyanggah bahwa mereka hanya
bersahabat sejak SMA. Sebuah pertemuan tak sengaja terjadi antara Violet dan
Queen. Violet yang ingat bahwa Queen adalah kekasih Eirene mendadak heran
kenapa Queen ingin sekali mereka bertemu lagi untuk membicarakan suatu rencana.
Recana yang sungguh janggal namun berpotensi membuat kekasih mereka kembali ke
pelukan masing-masing. Eirene akan kembali pada Queen, dan Jeff akan fokus pada
Violet.
Pertemuan demi pertemuan terjadi. Violet menyanggupi rencana
yang dibuat Queen. Mereka akan berpura-pura saling jatuh cinta dan menunjukkannya
di kedua orang tersebut. Tak disangka, permainan iseng ini justru membuat
Violet dan Queen semakin jauh ke dalam pusaran permainan. Siapa yang akan
menang? Siasat Violet dan Queen atau mereka justru membuat percikan api cinta
semakin membara?
***
Ini kali ke sekian saya baca novel mba Indah Hanaco. Novel
yang terakhir saya baca sebelum ini adalah Love in Pompeii. Cinta 4 Sisi yang
saya baca ini sudah cetak ulang sebanyak 3 kali. Wow banget ya? Karena label
best seller di depan cover inilah yang membuat saya penasaran dan ingin tahu
bagaimana ceritanya. Surprise, buat saya kisah ini manis sekali. Beberapa kali
baca karya Indah Hanaco jadi tahu bahwa ia memang selalu menyajikan cerita
dengan ending yang bahagia. Jadi saya nggak kaget juga kalau ceritanya akan
membekas seperti ini.
Saya penasaran pada jalan cerita novel
Indah Hanaco yang saya baca kali ini. Bagaimana Indah Hanaco mengemas cerita
cinta 4 orang manusia yang saling jatuh cinta menjadi sebuah kisah yang tak
jatuh ke dalam label picisan. Namun penuh dengan sweet things
yang berbeda dibanding di novel penulis lainnya. Meskipun sikap Queen kadang terkesan lebay dan Violet terlihat labil. :D
Ada satu cerita tentang sahabat Violet yang terkena kekerasan fisik oleh
kekasihnya dan Violet membantu untuk memberi nasihat. Di dunia nyata ada banyak
kekasih yang justru merasakan kekejaman lelaki yang dicintai. Dan mereka tak
segan untuk menutup kasus tersebut, tidak mengadukan ke polisi hanya karena
kasihan atau masih cinta. Kekerasan fisik tak bisa didiamkan. Indah Hanaco menyisipkan
kisah itu dalam novel Cinta 4 Sisi untuk menunjukkan bahwa perempuan seharusnya
tahu bagaimana cara untuk bahagia. Bahagia dengan cara yang normal. Jatuh cinta
tanpa terkena kekerasan fisik, maupun verbal.
Karakter tokohnya sangat manis, misalnya Queen yang sering
mengajak jalan ke luar untuk menghabiskan waktu bersama Violet. Juga saat Queen
dan Violet saling bertukar data tentang diri mereka. Mereka jadi tahu apa
kesukaan masing-masing, apa yang tidak disukai. Selama ini Jeff dan Violet
hampir tak pernah melakukan hal itu, mendiskusikan tentang sifat yang disukai
dan tidak disukai dari pasangan sehingga hanya Violet yang merasa Jeff perlu
berubah, tapi Jeff tak kunjung menunjukkan reaksi yang sesuai dengan keinginan
Violet. Jeff yang membiarkan cinta bertumbuh tanpa perlu dipupuk agar subur,
namun justru sering menunjukkan hal-hal yang bertentangan dengan keinginan
Violet.
Saya nggak bisa bayangin kalau Violet tetap bertahan dengan
lelaki playboy begitu, yang tiap kemana-mana matanya selalu melirik perempuan
lain. Haha. Kalau saya jadi Violet juga bakalan mending udah nggak usah
komunikasi lagi. Bye! :P Ya gimana nggak kesel ya, lha sudah komitmen dengan
satu cinta tapi kok ada perempuan lain tetep aja perhatiannya mudah berpaling.
Komitmen, kesetiaan, adalah harga yang mahal untuk sebuah hubungan jangka
panjang. Jika keduanya tak ada, apalah arti cinta jika tidak saling mengimbangi
satu sama lain. Dalihnya sih cuma sahabatan, nggak tahunya... ;))
Violet meski awalnya terkesan seperti perempuan yang tak
setia karena menerima rencana Queen untuk saling terlihat jatuh cinta, tapi
lucunya hal itu tak tampak di wajahnya. Masih terasa kaku meski kemudian situasi
mulai mencair. Bagian paling cute, waktu Violet dan Queen bertemu setelah
sekian lama. Bener-bener gokil, penampilan Violet pagi itu seperti apa ya. Hihi.
:D Trus, sahabat Violet juga lucu banget waktu Queen dateng. Reaksi mereka
emejing. Haha. Lagu-lagu jadul zaman tahun 90’an juga menemani pembaca membuat suasana
romantis kian terasa di setiap perpindahan bab. Overall, 3,5 bintang untuk
kisah ini.
kayaknya bagus dech ceritanya..finally paling ga suka juga kalau ada cowo yang belum apap udah kasarin cewenya apalagi udah nikah jadi samsak kali..
BalasHapusAku juga penggemar karya-karyanya ka Indah Hanaco, sangat, meski ga banyak koleksiku. Pernah disatu kesempatan aku tanya-tanya ke ka Indahdi twitter tentang ending yang diambil. Dan sebenernya ka Indah pernah buat novel yang endingnya sad, judulnya Love Letter. Aku nyari udah susah juga, dan udah ga terbit lagi. Kata ka Indah perlu mikir-mikir lagi (enggak dulu deh) buat ambil sad ending, soalnya sedihnya kebawa terus-terusan kata ka Indah, dan aku jadi penasaran.
BalasHapusLabel persahabatan beda gender itu emang ya, bikin iri pasangan masing-masing. Rasanya agak aneh juga kalo diantara persahabatan seperti ini ga ada perasaan yang timbul.
Buat Violet, cowok kayak Jeffry itu ga pantes buat diperjuangin, harusnya diuwel-uwel terus lempar ke tong sampah, playboy cuma manis di mulut. Hehehe, mangap kok jadi kebawa esmosi gini :D :D