Judul Buku : Greyfriars
Bobby
Pengarang : Eleanor
Atkinson
Penerbit : Gramedia
Terbit : Agustus
2010
Tebal : 280 hlm.
ISBN : 978-979-22-6044-1
Rating : 4/5
bintang
Sinopsis Buku :
Greyfriars
Bobby adalah anjing kecil berbulu kusut yang tak dapat dipisahkan dari Auld
Jock, pemiliknya, seorang gembala baik hati dan sederhana. Ketika Auld Jock
meninggal setelah melalui sekian banyak musim dingin, Bobby pun hancur hati.
Anjing
tidak diperbolehkan memasuki halaman gereja sekaligus pekuburan. Namun, Bobby
yang berani dan banyak akal ini bertekad memenangkan simpati Mr. Brown, si
penjaga kuburan berwajah muram, supaya diperbolehkan tidur di atas makam Auld
Jock, suatu hal yang sangat didambakannya. Petualangan demi petualangan
dialaminya, dan masih banyak hambatan yang harus diatasinya. Namun, Bobby
selalu setia menjaga makam tuannya.
Berdasarkan
kisah nyata, Greyfriars Bobby ditulis untuk orang dewasa namun tidak kalah
populer di antara anak-anak. Kehangatan dan daya tariknya membuat kisah ini
menjadi salah satu kisah hewan yang paling disukai.
Resensi Buku :
Bobby,
si anjing kampung kecil berjenis Skye Terrier bertubuh mungil dan kusut sering
mengikuti tuannya untuk berjalan kemana saja ia mau. Ia tumbuh di tahun 1858. Tuannya
yang seorang gembala baik hati, Auld Jock, adalah buruh tani yang menghabiskan
malam musim dinginnya di penginapan kumuh yang ia sewa.
Kegiatan
Auld Jock sehari-hari adalah menyusuri pasar Grassmarket di ibukota Skotlandia
yang terletak di lembah sempit di selatan Castle Crag. Enam puluh meter di
atasnya, meriam penanda waktu itu dipasang di atas tumpukan setengah lingkaran
yang terletak di atas batu menjorok berbentuk bulan sabit. Setiap dentuman
meriam, menandakan waktu yaitu pukul 1 siang. Suara dentuman meriam itu membahana
sehingga terdengar di seluruh penjuru kota, termasuk oleh Bobby sehingga ia
mengingatnya sebagai jam makan siang yang sudah dijanjikan Auld Jock.
Dari
Grassmarket, sebuah gereja tua dan halamannya tidak tampak karena tertutup
bangunan-bangunan yang dahulunya agung namun sekarang telah nyaris runtuh dan
dijadikan rumah-rumah petak kumuh Edinburgh. Kala itu Edinburgh masih memiliki
pemandangan yang indah bak lukisan di abad pertengahan yang diliputi suasana
gothic.
Sudah
jadi kebiasaan Auld Jock untuk mengajak Bobby menuju kedai makan kecil yang
menjadi langganan orang-orang miskin di Greyfriars Place. Di tempat bernama Ye
Olde Greyfriars Dining Rooms milik Mr John Traill yang terletak empat rumah dari
gerbang pemakaman, terdapat perapian yang bisa digunakan oleh Bobby dan Auld
Jock secara pribadi.
Baca juga : [Resensi Buku] The Railway Children - Edith Nesbit
Suatu
hari, Bobby melakukan kesalahan karena memasuki pekuburan Greyfriars secara
ilegal. Anjing dilarang masuk ke pekuburan, itulah yang tertulis di peraturan.
Sedangkan Boby memasuki pemakaman tua itu karena mengejar seekor kucing malang
yang melompati tembok pemakaman. Akibatnya, Auld Jock ditegur oleh penjaga
makam sehingga ia memarahi Bobby, membuat anjing kecil itu pun akhirnya mau
patuh untuk tidak menggonggong dan merusak kesunyian makam yang sakral itu.
Suatu
hari, Auld Jock demam hingga ia tidak mampu lagi mengurus dirinya sendiri. Ia
berteduh di kedai milik Mr Traill, namun saat Mr Traill berbaik hati ingin
memanggilkan dokter, lelaki itu justru ketakutan dan memilih kabur bersama
Bobby ke penginapan yang ia sewa.
Tak
disangka, Auld Jock ditemukan meninggal beberapa hari kemudian, menyisakan duka
yang mendalam bagi seekor anjing kecil yang kehilangan tuannya. Anjing itu ikut
ke pemakaman dan tetap diam di sana selama beberapa jam hingga membuat penjaga
kuburan, Mr. Brown geram. Ia masih belum bisa mentolerir anjing yang masuk ke
pekuburan, sehingga ia pun mengusir Bobby.
Tapi,
anjing kecil itu sangat cerdik hingga mampu bersembunyi di dekat makan tuannya.
Bobby akan keluar dan tidur di atas makam tuannya saat tidak ada satu pun orang
yang melihatnya. Sungguh pemandangan yang memilukan. Kejadian ini terjadi
berkali-kali hingga Mr. Brown pun jatuh iba pada anjing kecil itu.
“Banyak anjing yang nyaris gila saking sedihnya dan menangis seperti manusia saat tuannya mati. Mereka sedih untuk beberapa waktu, kemudian pergi kepada orang-orang yang mengenal mereka, dan adakalanya dipelihara orang lain. Jangan khawatir. Dia takkan menangis lama.” (hlm. 61)
Kejadian
demi kejadian terjadi, Bobby masih tetap bersikukuh ingin diam di pemakaman
Greyfriars, selama yang ia bisa. Ia pun sering bolak-balik keluar masuk gerbang
kuburan, lalu lari menuju kedai Mr. Traill demi bisa makan dari belas kasihan
pemilik kedai. Kadang ia juga bermain bersama anak-anak kampung dari rumah
susun di sekitar pemakaman Greyfriars.
“Anjing itu boleh jadi telah meninggalkan kuburan, karena biasanya anjing terrier suka menggonggong. Sungguh luar biasa bila sudah selama itu ia diam di sini dan tidak membuat keributan sama sekali.” (hlm. 75)
“Jenis anjing Highland bukanlah anjing terrier biasa. Sifat aslinya memang cukup ribut hingga bisa memekakkan kuping orang. Tapi beri seekor anjing Skye kecil sebuah alasan, dan dia akan mendekam diam seharian di bawah semak bagaikan rubah. Kau telah memberi Bobby alasan untuk bersembunyi di sini dengan cara mengusir dia keluar. Selain itu, Auld Jock juga orang yang sangat saleh. Tidak heran apabila ia mengajar Bobby untuk tidak ribut di pekuburan.” (hlm. 76)
Mr.
Traill ingin Bobby menjadi anjingnya demi menebus rasa bersalahnya karena ia
tidak bisa menolong Auld Jock saat sakit. Anjing itu sangat pintar menangkap
tikus, namun Bobby tidak mau menjadi anjing siapapun. Ia tetap memilih tinggal
di pemakaman, selama yang bisa ia lakukan untuk menjaga tuannya. Bagi Bobby,
bersama tuannya adalah sebuah kebahagiaan, meski yang ia temani bukanlah sosok
manusia lagi melainkan hanya batu nisan. Ia bisa berlama-lama di pemakaman,
menatap sedih nisan yang tertanam di tanah pekuburan, hingga tanpa sadar hari
sudah malam.
“Sudah dua hari ini dia tinggal di sini tanpa setahumu dan dia tidak mencemarkan orang mati maupun hidup. Dia sama setianya dengan setiap pengikut Ketetapan Nasional di sini, dan berperilaku lebih baik daripada banyak bangsawan. Anjing ini bukanlah jenis yang suka cari urusan demi sebuah prinsip dia akan melawan mati-matian.” (hlm. 78)
Suatu
masalah muncul, Bobby dinyatakan sebagai anjing ilegal karena tidak memiliki
tuan. Jika tidak ada tuannya, ia harus dimusnahkan karena tidak ada orang yang
akan mengurus anjing dan memberinya makan. Kesedihan mendalam dirasakan oleh
anak-anak kampung, mereka pun melakukan hal yang hebat untuk memeperjuangkan
anjing Terrier itu.
“Bobby tidak mati! Bobby tidak mati! Oh, Mr. Traill, kau tak perlu lagi menyerahkannya kepada polisi. Tammy menyimpan tujuh shilling di topinya.” (hlm. 192)
“Eh, Nak, dari mana kaudapatkan uang ini?”
“Anak-anak di sekitar pekuburan menyumbangkannya untuk membayar polisi supaya Bobby tidak dibunuh.” (hlm. 193)
Mr. Traill pun tak terima saat ia harus disidang untuk kasus Bobby tersebut. Jika
ia mau Bobby tetap hidup, ia harus membayar pajak anjing sebesar 7 shilling
kepada pengadilan. Tak disangka, hal ini memunculkan perasaan terharu pada Lord
Provost, orang yang berwenang di gereja setempat. Ia memperbolehkan Bobby tetap
hidup, bahkan ia memberi Bobby ban di leher bertuliskan namanya sehingga status
Bobby bukanlah anjing ilegal lagi.
Kini,
anjing itu bukanlah anjing ilegal lagi. Ia bisa tetap hidup dan bersuka cita
sambil berlari-larian antara pasar Grassmarket, pemakaman Greyfriars dan kedai
Mr. Traill. Masalah muncul lagi saat seorang tentara ingin Bobby menjadi
miliknya dan dibawa ke gerbang, namun Bobby menolak. Ia pun kabur dengan
caranya sendiri hingga hampir membahayakan nyawanya dan terluka parah.
Bobby
juga tidak mau dipindah ke desa kelahirannya, namun ia tetap tidak mau tinggal.
Ia mencium aroma dan menelusurinya hingga bisa menemukan makam Greyfriars lagi
dan masuk dengan diam-diam hingga tidak diketahui Mr. Brown.
Bagi
Bobby, kesetiaan kepada tuannya adalah harga mati yang harus ia pegang teguh.
Ia tak mau berpindah sedikit pun dari kuburan itu setiap malam tiba. Ia hanya
pergi saat butuh makan dan bermain di kota, lalu kembali lagi ke pekuburan. Lalu,
bagaimana ending kisah Greyfriars Bobby?
Baca juga : [Resensi Buku] The Adventures of Pinocchio - Carlo Collodi
makam Auld Jock (doc : https://www.george-heriots.com/news/1545_greyfriars-bobby-memorial-day) |
***
Kisah
tentang kesetiaan anjing sering saya dengar, namun membacanya dalam sebuah
novel Greyfriars Bobby membuat saya tertegun lama hingga ikut terhanyut dalam
kisah petualangan Bobby, si anjing terrier kecil ini. Bobby bukanlah anjing
biasa, ia telah dididik dengan baik oleh tuannya hingga ia bisa tahu bagaimana
agar ia tidak dimarahi lagi akibat kesalahannya. Bobby banyak belajar pada Auld
Jock bahwa menggonggong di saat yang tak tepat telah membuatnya mengalami
masalah di pekuburan dan tuannya harus berdebat dengan penjaga makam hingga
menanggung malu.
Bobby
mengingatkan saya dengan Hachiko, anjing yang juga dikenal dengan kesetiaannya.
Juga dengan anjing yang disebut dalam Surat Al Kahfi yang mengikuti tuannya
saat bersembunyi di dalam gua. Ternyata anjing sesetia itu ya, sampai tetap mau
diam-diam hidup dalam kesunyian. Bobby bahkan bisa tidak bersuara seperti
anjing pada umumnya, padahal setahu saya anjing saat menggonggong sungguh
membuat kepala pening. Berisiknya minta ampun. Tapi dengan tuannya, ia bisa
jadi penurut.
Yang
bikin saya mewek waktu baca novel ini saat seorang Lord Provost mengatakan
bahwa, “Anjing yang tidak memiliki tuan bukanlah anjing siapa-siapa.”
Maksudnya, anjing tersebut tidak akan ada yang menjaga, memberi makan, dan
perlindungan dari hal-hal buruk, termasuk saat ia akan mati nanti tidak akan
ada yang menguburkan dengan layak jika ia adalah anjing tanpa tuan. Ibarat
Ronin, anjing tanpa tuan akan berkeliaran kemana-mana sehingga membahayakan
warga karena sulit diatur, ia juga bisa mati di mana saja tanpa dikenal oleh
orang. Seperti itulah yang dikhawatirkan hingga membuat polisi lebih suka
membunuh anjing ilegal.
Saya
jadi membayangkan kehidupan Edinburg di masa itu, apakah sesuram itu ya?
Maksudnya, kenapa seekor anjing saja harus melewati rintangan semacam itu untuk
tetap hidup. Sampai Mr. Traill harus berurusan dengan perizinan tentang pajak
anjing. Sungguh ironi mengingat seharusnya ada banyak hukum yang jauh lebih
penting untuk dibahas dibandingkan hukum memiliki anjing. Mengapa anjing liar
tidak diperkenankan untuk hidup seperti hewan liar lainnya?
Kisah
Auld Jock dan Bobby semasa hidup membuat saya trenyuh, bagaimana seekor anjing
bisa memilih tuannya sendiri. Bahkan meski Mr. Traill rutin memberinya makan selama
14 tahun sejak Auld Jock meninggal, Bobby tidak pernah menganggap Mr. Traill
adalah tuan pengganti. Ia tetap setia pada tuannya yang telah wafat dan memilih
menjaga makam Auld Jock hingga bertahun-tahun lamanya.
Baca juga : [Resensi Buku] Dua Belas Pasang Mata - Sakae Tsuboi
monumen Greyfriars Bobby (doc : http://caroramsay.blogspot.co.id/2013/10/greyfriars-bobby.html) |
Jika
kisah Greyfriars Bobby hanya fiksi, saya akan menyeka air mata saya sejenak, dan
tidak akan terlalu sedih saat tahu perjuangan Bobby untuk kembali ke pemakaman
setiap kali ia pergi keluar. Tapi, ini adalah kisah nyata yang diangkat dari
kisah seekor anjing di kehidupan masyarakat Edinburgh pada zaman itu. Jadi,
sungguh hal ini membuat mata saya jadi terbuka lebar bahwa hewan pun bisa
memiliki kesetiaan luar biasa, bahkan hingga bertahun-tahun lamanya. 14 tahun
bukan waktu yang singkat bagi hewan untuk tetap setia melakukan tugasnya
menjaga makam tuannya sepanjang masa hidupnya.
Novel
Greyfriars Bobby merupakan salah satu novel klasik (seri cap mawar merah)
terbitan Gramedia. Novel indah ini tak lekang oleh waktu karena meski kisahnya
sudah lama berlalu, perasaan hangat masih menjalar saat membaca kisahnya. Bobby
mengingatkan saya pada kucing yang saya pelihara, saat ia kehilangan
saudaranya, rasa sedihnya tak kunjung hilang hingga ia meninggal. Saya pikir
hanya manusia yang bisa bersedih sampai selama itu, tapi ternyata hewan pun
bisa. :’)
Yang
bikin saya trenyuh lagi saat ada seorang pelukis yang akan membuat monumen
untuk Bobby, ia tersentuh dengan kisah perjuangan Bobby hingga ia pun merasakan
rasa ibanya pada hewan di sekitarnya. Greyfriars Bobby, seperti dalam sinopsisnya
memang dibuat untuk orang dewasa, tapi menurut saya masih relevan dibaca oleh
anak-anak.
Saya
juga jadi paham bagaimana kehidupan orang Skotlandia, mereka menjunjung tinggi
harga diri bahkan hingga kematian menjemput. Seperti Auld Jock yang mati dengan
terhormat karena ia bisa menyisihkan uang terakhirnya untuk biaya pemakamannya
di sebuah pemakaman untuk para bangsawan. Sungguh ironi yang menyayat hati. Overall,
4 bintang untuk novel klasik ini. :)
Rajinnya...mbak ila ini bikin resensi. Terus saya langsung ingat dong beberapa exp buku yang udah dibeli kapan hari dan belum juga dibaca. Huhuhuhu
BalasHapushehe, sesekali aja mba Andy kalo pas sempet. ni malah lagi jarang ngereview :D yuk baca lagi, mba. sayang bukunya kalo dianggurin. :D
HapusAnjing itu memang binatang yang paling setia ya? Aku terenyuh sama kesetiaannya. Jadi teringat sama kisah Hachiko. Mirip-mirip seperti ini.
BalasHapusIya, hachiko bikin mewek ya, mba Dian. keren dia, sampai dibikinkan film juga. :')
HapusWahh abis baca artikelnya jadi pengen nyoba juga belajar bikin artikel tentang resensi buku
BalasHapusYuk, bikin resensi buku, mba Ria. Sama-sama belajar :D
HapusSo sweet banget si Bobby ðŸ˜
BalasHapusMba Ila jagoan banget bikin resensi. Ku suka cara menuliskannya.
BalasHapusJadi berasa baca bukunya...
Beneran yaa....anjing yang gak ada pemiliknya bakalan dibunuh?
Kejaamm banget yaa aturannya?
aaah tentang kesetian anjing. Ini kisah nyata tho? Bobby hebat deh dan masyarakat di sana concern banget ya terhadap anjing sampai disidang segala.
BalasHapusBobby ini mengingatkan aku sama Hachiko mbak... ^^
BalasHapusAnjing itu sosok yg setia. Jd inget film Hachiko sama My Love Toram mbak. Pasti kalau baca novel ini aku bakalan terharu kyk aku nonton film2 itu T.T
BalasHapusJelas terlihat kesedihan Bobby ya, sejak tuannua meninggal, berusaha masuk ke area kuburan sampai dinyatakan tak bertuan dan harus dimusnahkan. Aku tahunya yg di Jepang itu, anjingnya juga setia kepada pemiliknya
BalasHapus