Cover Novel Little Edelweiss |
Judul : Little Edelweiss
Penulis : Nita Trismaya
Penerbit : Moka Media
Terbit : Cetakan Pertama, 2014
Tebal : vi + 162 halaman
ISBN : 9789797958473
Dilarang
keras jatuh cinta ke sahabat sendiri. (hlm. 112)
Kika, cewek SMA yang menyukai alam
bebas. Arka, cowok penakluk gunung, pencumbu alam raya. Di ekskul pecinta alam,
mereka adalah teman dekat. Sedekat gunung dengan lembah, atau selekat pantai
dengan lautan. Namun bagi Arka, perasaannya pada Kika melebihi sepasang
sahabat.
Di ekskul pecinta alam Narapala,
Kika harus melewati serangkaian tugas sebelum menjadi anggota ekskul. Beragam
olah fisik hingga mental membuatnya tidak bisa tahan dengan suasana pelatihan
di alam yang mengharuskannya jatuh bangun hingga tersesat dan hampir kena hipotermia.
Arka kelabakan, namun dia masih menahan gengsi untuk membantu Kika secara
terang-terangan. Posisi senior membuat Arka dilema.
“Tadi
gue udah wanti-wanti, kalo lo ngantuk ngomong terus terang. Biar gue yang
pegang bagian jaga! Gue nggak akan pernah maafin diri sendiri kalo sampe ada
apa-apa dengan Kika.” (hlm 43)
Berkali-kali Kika kena hukum karena
melanggar aturan. Baginya, jika ia tidak lulus, ada andil besar Arka yang sedari awal senang membuatnya menumpuk
banyak kesalahan. Tapi ternyata ada skenario yang dibuat Arka. Kika pun
terkaget melihat skenario itu berjalan penuh dramatisasi yang membuatnya kesal
pada Arka.
Di sekolah, Kika patah hati karena
Brian, cowok yang suka basket, mulai menjauh darinya. Disadarinya ada perubahan
yang terjadi. Brian memang tak suka jika gadis yang disukainya itu lebih
mementingkan pecinta alam dibanding hubungan mereka. Begitu pun yang terjadi
pada Arka. Dea, gadis masa lalu yang pernah dekat dengannya datang kembali.
Kali ini dengan segumpal perasaan yang rumit, karena Dea mengalami masalah
dalam keluarganya.
"Sahabat
bisa mengerti kita bahkan ketika kita tidak mengerti diri kita sendiri."
"Ketika
sahabat pindah ke tempat lain maka sebagian dari sejarah hidup kita pergi
bersamanya."
Kika, Dea dan Arka dipertemukan lagi
dalam sebuah acara pendakian di Gunung Salak. Bersama Diaz, teman Arka,
berempat melakukan perjalanan menakjubkan. Kika memang masih 14 tahun, masih
SMP. Baginya, menjadi pendaki adalah hal yang mengagumkan. Ia mencintai
keindahan alam, mengagumi keindahan bunga edelweiss, dan matahari terbenam di
puncak gunung. Banyak hal yang Kika dapat dalam perjalanan kali ini, termasuk
tentang perasaan apa yang sebenarnya ia rasakan pada Arka. Sampai suatu tragedi
membuat Kika harus ikut bersama tim SAR mencari keberadaan Arka yang menghilang
tanpa jejak. Di mana Arka berada?
***
Kisah cinta anak gunung memang
selalu menarik untuk dituliskan. Sebelumnya, saya pun pernah membaca novel
sejenis yang bertema alam, namun kali ini penulisnya yaitu Nita Tris membuat
saya lebih memahami detail yang luput saya amati dari anak-anak pecinta alam.
Seperti yang dituliskan Edmund Hillary, “It’s not the mountain we conquer, but
ourselves.” Yaps, ini tentang menemukan dirimu sendiri dalam perjalanan yang
terlewati. Ini bukan tentang pegunungannya.
Tidak akan ada cerita tentang
keindahan bunga edelweiss, karena penulis lebih fokus pada karakter tokoh dan
suka duka anak gunung selama pendakian. Memahami bahwa menjadi pendaki butuh
mental baja, bukan lagi sebuah kebanggaan semu yang terwarnai ego semata.
Seperti yang Dea rasakan saat naik gunung. Bagi gadis seperti Dea yang manja
dan lebih suka libur dengan ‘nyaman’, mendaki adalah hal yang diluar
ekspetasinya. Little Edelweiss adalah penjabaran dari karakter Kika si tokoh utama menjadi gadis yang lebih tahan uji di alam liar seperti gunung.
Novel ini juga berkisah tentang
persahabatan jadi cinta, yang menaungi perjalanan keempat pendaki saat menuju gunung
Salak. Detail riset setting yang dibuat penulis mampu menghidupkan suasana di
pegunungan. Membuat pembaca awam yang tahu apa saja yang dirasakan oleh para
penjelajah alam itu di puncak gunung. Pembaca juga jadi lebih mengerti bagaimana caranya untuk mengatasi hambatan saat tersesat atau hipotermia. Semuanya tersaji dengan detail alam yang mengagumkan. Sayangnya dialog dalam novel ini sedikit, sehingga
karakter tokoh muncul lewat proses penceritaan. Overall, selamat memaknai persahabatan dan cinta yang sejati di
novel ini. ;)
makasih atas resensinya ya kak! semangat!
BalasHapus