Judul : Mari Lari
Pengarang : Ninit Yunita
Penerbit : Gagas Media
Terbit : Cetakan pertama, 2014
Tebal : iv + 184 halm.
ISBN : 978-979-780-736-8
Hidup itu seperti berlari
maraton, tak ada pemberhentian, dan selalu butuh perjuangan untuk sampai pada
satu titik bernama impian.
Rio telah lama
meninggalkan sesuatu yang bernama rumah. Mencoba menemukan pemberhentian untuk
langkah yang semakin tak tentu arah. Namun, masih saja kecewa yang ia temukan
dalam nyala mata orang yang ia kasihi, mengguratkan luka, perih.
Bapak dan
ibunya sejak kecil tak tahu apa yang Rio inginkan dalam hidup. Rio sering
berganti hobi dan keinginan, tak menyelesaikan apa pun yang ia mulai. Bahkan,
saat ia harus menyelesaikan kuliahnya, ia gagal dan harus dropout. Terpaksa Rio
memulai lagi apa yang ia abaikan selama ini. Semangat ibunya menurun, ditambah
dengan acuhnya sikap bapaknya yang lebih memilih diam sejak Rio tak lagi jadi
anak kebanggaannya. Buatnya, seorang atlet lari maraton seharusnya memiliki
anak berbibit unggul, mental juara, bukan seperti Rio yang mudah menyerah dan
patah bila berhadapan dengan rintangan.
“Aku ndak minta dia untuk ranking satu kok,
bu. Tapi, mbok ya, ndak ranking empat puluh amat gitu, lho.”
“Coba kita kasih dia ruang dan waktu untuk
berkembang. Kita cari tahu apa yang dia mau. Mungkin, dia bisa berkembang di
area itu.”
“Aku ingin punya anak yang bisa dibanggakan,
Bu.”
“Suatu saat, dia pasti akan bikin kamu
bangga, kok. Aku bangga sama dia.”
“Atas dasar?”
“Karena dia anak kita.”
Rio
menyimpan kecewanya sendiri. Tak hanya kuliah yang berantakan, tapi juga di
tempat kerja ia bahkan kalah dari rekannya di divisi penjualan mobil. Buat Rio,
ini kekalahan telak. Jika dianalogikan, Rio bahkan tidak bisa menjual plester
pada seseorang yang sedang terluka, saking tidak ada sinar yang menghuni
kepercayaan dalam dirinya. Tak ada yang bisa dibanggakan dari hidupnya selain
kegamangan yang terus melanda.
Sampai suatu
hari, Rio mendapat kabar ibunya sakit. Buatnya, ini pukulan yang memhujam. Rio
harus menyelesaikan apa yang ia mulai, itu janjinya pada ibunya sebelum ia
meninggal. Rio berhasrat mewujudkan impiannya yang sulit diraih, selain
menyelesaikan bimbingan skripsi dan memperbaiki kinerja kerjanya, ia juga harus
mematuhi training plan lari maraton dua event sekaligus.
Dibantu Nisa,
gadis yang ia sukai, Rio mengikuti training plan dengan jadwal latihan yang
menguras energi. Ia ingin menggunakan nomor lari ibunya untuk lari di event Bromo
Marathon 2013. Berharap di ujung saja, ada semangat yang menyala, kemenangan
yang akan ia temukan. Masih bisakah ia temukan impian dan semangat saat
segala-galanya sudah telalu penat?
***
Novel Mari
Lari ini merupakan novel Ninit Yunita yang kedua setelah Test Pack yang pernah
saya baca. Buat saya, gaya bercerita Ninit luwes dan ringan, sehingga mudah
untuk memahami apa yang ingin ia sampaikan. Bahasa yang digunakan pun khas anak
muda, ditambah guyonan ringan seperti yang biasa ia tuliskan di novel
sebelumnya. Buku ini meski semi parenting, namun dibumbui dengan informasi
tentang event lari, bahkan orang awam yang belum mengenal lari pun bisa belajar
untuk meniru semangat Rio memulai lari.
Di buku ini
pula saya baru tahu ada event Bromo Marathon, aplikasi android bernama
Endomondo, juga training plan yang wajib dipatuhi untuk mencapai target lari.
Jadi, kalau dibilang lari itu tanpa rencana, wah, bisa dehidrasi dan lemas di
jalan. Lari memiliki filosofi yang dalam, seperti mengatur perencanaan, membangun
target, disiplin, dan belajar menghargai proses.
Ada yang ingin
Ninit bagikan lewat kisah Rio ini, bahwa mungkin ada banyak orang di luar sana
yang memiliki impian, berlari terus dan teruuusss, tapi tak pernah
menyelesaikan apa yang pernah ia mulai. Karena, impian bukan hanya tentang apa
yang kita inginkan, tapi semangat yang naik turun meluap bak hembusan angin
bisa bisa sesekali rapuh juga kalau tidak ada penopangnya. Seperti Rio yang
tanpa dukungan ibunya, ia menjadi Rio yang sangat berbeda.
Buku ini
tentang menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai. Apa pun ujung di akhir
perjalanan yang sudah dimulai itu. Apa pun. Semangat yang diberikan Rio membuat
pembaca yakin bahwa yang terpenting adalah mencoba menikmati prosesnya, jatuh
bangunnya. Hingga kelak ada ujung yang akan membentang, memberi warna pelangi
yang akan dirindukan. Overall, 4 bintang untuk novel yang juga telah difilmkan
ini. Saya tunggu karya berikutnya ya, mba Ninit. ;)
sekarang udah ada komunitas nya juga buat yang suka lari-lari... namanya Indonesian Runner... kalau nggak salah... ada dibahas juga nggak ya... :)
BalasHapusIya, dibahas di buku juga, kak. Udah baca juga ya? :D
HapusBaca review ini jadi pengen baca. Filmnya kok nggak masuk di Gorontalo ya. T.T
BalasHapusAyo baca, Kang. Bagus lho, jadi pengen lari *eh :D
HapusKata temen sih udah ada filmnya, tapi aku juga belum nonton, hehehe ^^v
jika membaca resensi ini maka timbul rasa ingin baca bukunya.
BalasHapussalut buat Mbak Ila
btw beruntung ya tokoh Rio ketemu tokoh yang encourage keputusannya
Yuhuu. Monggo dibaca bukunya.
HapusAku jadi pengen baca deh mbaaakk...
BalasHapusKayaknya pesannya cocok banget buat aku: tentang menyelesaikan apa yg kita mulai. hehe
Ayo dibaca, Ca. Apa mau minjem di aku? :D
HapusMauuu mbak... mau....
HapusKetemuan SSemarang yuukk... ;)
bukunya bagus...tapi blm liat filmnya!!!
BalasHapus