Judul : The Lovely Bones
Pengarang : Alice Sebold
Penerjemah: Gita Yuliani K.
Penerbit: Gramedia
Terbit : Cetakan kelima, Juli 2010
Tebal : 440 halaman
ISBN : 978-979-22-5291-0
Peraih penghargaan :
Bram Stoker Award for Best First Novel (2002), Book Sense Book of the
Year Award for Adult Fiction (2003), South Carolina Book Award for Young Adult
Book Award (2005), Iowa High School Book Award (2005), Puddly Award for Fiction
(2003) Abraham Lincoln Award Nominee (2005)
Resensi Buku :
“Namaku Salmon, seperti nama ikan, dan nama
depanku Susie. Umurku empat belas saat aku dibunuh pada tanggal 6 Desember
1973.”
Kisah ini
bermula dari kematian Susie Salmon, seorang anak perempuan dari keluarga Salmon
yang meninggal di daerah pinggiran bernama Norristown, Pennsylvania. Gadis itu pulang
sekolah dan mengambil jalan pintas menuju rumahnya seperti biasa melewati
ladang jagung. George Harvey, 36 tahun, tetangga yang tinggal sendirian dan
membuat rumah boneka untuk nafkah hidup, membujuk Susie untuk melihat sebuah
ruangan bawah tanah yang baru saja dia gali di ladang jagung. Sekali Susie
masuk, George memperkosa dan membunuhnya, memutilasi tubuhnya, menaruh mayatnya
dalam tempat penyimpanan (sejenis brankas besar) yang dikubur dalam lubang
pembuangan. Arwah Susie melarikan diri ke surga pribadinya.
Keluarga
Salmon pada awalnya menolak untuk percaya bahwa Susie sudah mati, sampai
potongan siku Susie ditemukan anjing tetangga. Polisi bicara pada George
Harvey, menyadari pria itu aneh tapi tak punya alasan mencurigainya. Ayah
Susie, Jack, mulai mencurigai Harvey. Adik Susie yang masih hidup, Lindsey,
juga mencurigai Harvey. Jack mengambil cuti panjang dari pekerjaan.
Len Fenerman,
detektif yang ditugaskan untuk kasus ini, mencurigai Ray Singh, cowok yang
menyukai Susie dan menuliskan surat cinta di buku yang diberikannya pada gadis
itu. Namun alibi Ray sempurna, ia menghadiri acara bersama ayahnya di hari
Susie meninggal. Ray bebas dari tuduhan. Satu-satunya bukti kejahatan yang
ditemukan hanyalah siku yang telah dimutilasi itu. Tapi tak ada jejak di
mana-mana karena salju menghilangkan semua sidik jari pelakunya.
Kasus ditutup
karena tak ada bukti. Di sisi lain, Susie yang berada di alam baka melihat
pemandangan yang tidak ingin ia ketahui. Sejak kematiannya, keluarganya
terberai, ibunya sibuk menghindar. Ayahnya mencari siapa pelakunya sampai
frustasi karena puteri kesayangannya meninggal dengan cara tragis. Adiknya
menjadi pemberontak dan bersikap seolah ia tegar menghadapi duka mendalam itu.
Sedang, Buckley, adik lelakinya berusia 4 tahun harus belajar memaknai arti “meninggal”.
Susie tak akan ada di sisinya lagi, dan ia harus meyakini bahwa Susie tak akan
pernah kembali ke rumah mereka lagi.
Pelaku yang
sesungguhnya berkeliaran menutupi dirinya dengan cara yang sangat cermat bahkan
hingga ia bisa pindah kota dengan leluasa. Kecurigaan Jack, ayah Susie pada
Harvey tak ada bukti, namun Lindsey menemukan satu sketsa yang menggambarkan
ruangan bawah tanah yang digunakan Harvey. Sayangnya, kasus itu tak bisa dibuka
tanpa bukti yang jelas. Hingga 8 tahun setelahnya, semua orang mulai menjalani
kehidupannya masing-masing. Termasuk keluarga Susie dan orang yang ia cintai,
Ray Singh. Bagaimana akhir kisah ini? Baca saja buku ini hingga selesai. ;)
***
Buku ini
bertema dark dengan perpaduan antara triller,
horor, dan young adult terasa kental mengisi detail karakter dan plot yang
dibuat penulis. Bagi penyuka genre ini, buku ini bisa menjadi favorit. Apalagi
detail kehidupan yang dibuat di dalamnya serasa nyata. Meski awalnya saya
membeli buku ini karena ada di rak diskon, tapi setelah membacanya saya jadi
tahu mengapa buku ini mendapatkan banyak penghargaan. Kisah Susie memberi
gambaran sosial yang ada di daerah pinggiran Amerika. Selain menyasar pada
masalah keluarga sesudah kematian Susie, namun juga mengajarkan bagaimana
kehilangan dan kesedihan yang menyakitkan bisa ditebus dengan cinta dan
penerimaan.
Pergerakan
tokohnya dari mulai tahun pertama kematian Susie, hingga delapan tahun
setelahnya serasa alamiah. Sehingga perubahan karakter setiap tokohnya terasa
di akhir novel. Saya rasa karena detail inilah penerimaan yang diperoleh oleh
keluarga terhadap kenyataan bahwa Susie telah meninggal akhirnya bisa didapatkan.
Bayangkan bisa hanya satu dua tahun saja, tentu itu waktu yang terlalu singkat
untuk menghapus kenangan seseorang yang sudah menempati ruang di hatimu.
Dari awal saya
membaca buku ini, cover dan paragraf pertama di pembukanya sudah menggelitik
untuk mengajak pembaca mengikuti kisahnya. Meski saya merasa janggal di bagian
di mana arwah Susie masuk ke dalam tubuh Ruth untuk memberi ending yang
klimaks, sayangnya saya tidak suka endingnya. Jauh lebih menyenangkan jika akhirnya
Susie tetap pada tempat yang ia sebut ‘surga’ tanpa pernah bersentuhan lagi
dengan orang-orang di dunia. Btw, buku ini hanya untuk pembaca dewasa ya. Pastikan
kamu cukup umur sebelum membacanya. Overall,
3,5 untuk novel ini.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^