Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] Gara-gara Teleskop - Enid Blyton

Judul : Gara-gara Teleskop (Sapta Siaga #12)
Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan keenam, 2012
Tebal : 128 hlm.
ISBN : 978-979-22-7785-2
     
    Jack mendapat hadiah dari Pamannya berupa teleskop. Benda itu besar dan ia ingin menggunakannya bersama Sapta Siaga. Sayangnya, karena teleskop itu diberikan oleh paman untuk Jack dan Susie, jadi adiknya itu berhak mendapat mainan itu juga. Karena Sapta Siaga sepakat Susie dan Binkie boleh menggunakan teleskop itu di gudang, maka Peter menyimpan kunci di tempat persembunyian yang disetujui Susie.

      Suatu hari, Peter melihat ada orang di dalam puri, lelaki bertopi pet yang naik puri. Karena penasaran, Sapta Siaga berencana pergi ke sana. Sayangnya, mereka malah ketakutan mendengar suara  lolongan dan bunyi tembakan yang entah dari mana asalnya. Sapta Siaga pun kabur dan pulang ke rumah Peter. Di sana mereka malah ditertawakan oleh Susie dan Binkie yang ternyata mengerjai mereka.
“Kami semula menyangka orang yang di puri itu laki-laki, bukan wanita. Orang yang kulihat lewat teleskop kelihatannya  mengenakan topi pet yang biasa dipakai laki-laki.” (hlm. 70) 
“Wanita itu tidak memakai topi pet. Tapi rambutnya disanggul tinggi di atas kepala. Mungkin sanggul itu yang kau sangka topi pet, dilihat dari jauh. Yah...”(hlm. 70)
         Susie mengaku ia bercakap-cakap dengan seorang wanita yang mengaku pelukis puri. Wanita itu tidak tinggal di puri. Susie bahkan mengoceh tentang teleskop yang digunakan Peter untuk melihat aktivitas di puri. Susie dimarahi oleh Peter. Suatu hari, Susie melihat cahaya dari dalam puri. Ia mengira ada orang di sana, selain wanita itu. Tapi karena Peter telanjur kesal dengan Susie, ia tak mau percaya pada adik Jack itu.  Selang beberapa waktu kemudian, teleskop di gudang telah raib. Siapa yang mencuri dan apa hubungannya dengan orang di dalam puri?
“Aku kesal sekali pada Susie! Kalau dia semalam tidak lupa mengunci pintu, pasti orang itu takkan bisa masuk!” (hlm. 92) 
Peter dan tiga orang anak lainnya ingin mengetahui jejak pelaku di puri. Mereka pergi menggunakan sepeda. Dan Skippy ditinggal bersama anak-anak perempuan lainnya. 
“Kalau ada bahaya, salah satu dari kita harus memberi isyarat dengan senternya. Tak peduli siapa!” (hlm. 103)  
Sayang sesuatu terjadi sehingga mereka tak sempat memberi isyarat pada Janet untuk minta bantuan. Dapatkah mereka lolos dari bahaya?
***
       Saya senang membaca seri ini. Makin mendekati akhir, porsi kemunculan Susie dan Binkie makin banyak. Anak-anak bandel itu bukan hanya menjadi biang keladi dari munculnya masalah, namun juga membuat suasana jadi lebih seru dan menegangkan. Susie yang bawel, keras kepala dan iseng itu sering membuat Peter sebal. Jack bahkan kadang marah pada adiknya.

         Saya tidak suka Peter menggunakan kata “tolol” untuk memarahi Jack karena tindakan Susie. Itu terdengar kasar. Tapi di lain waktu Peter kembali menjadi anak yang baik. Karena ia dengan sigap mampu menjadi ketua tim yang keren. Misalnya saja saat Peter mengatakan bahwa Susie dan Jack sama-sama memiliki hak untuk menggunakan teleskop karena itu pemberian pamannya, Peter mengatakan bahwa ia ingin Jack adil terhadap adiknya. (hlm. 21)

        Seri kali ini banyak menggunakan tebak-tebakan, karena interaksi di puri tidak begitu sering. Hanya tiga kali terhitung sejak Sapta Siaga datang, Susie bercakap-cakap dengan orang, lalu mereka menyelidik di malam hari. Hanya tiga kali itu, namun mereka menganalisis dari gelagat lewat peneropongan teleskop sebanyak tiga kali. Jadi interaksi dengan penjahat memang sangat minim. Hanya di akhir cerita anak-anak benar-benar berhadapan dengan penjahatnya langsung. (hlm. 117)

      Cara penulis memberi teka-teki terhadap masalah puri ini benar-benar membuat saya harus mengacungkan jempol. Ia memberi clue hampir di semua bagian, bahkan sosok yang akan menolong pun dimunculkan perlahan. Uniknya, ini yang membuat suasana jadi lebih menyenangkan; ending yang tak terduga. Ah, bersiaplah untuk petualangan selanjutnya. 4 bintang untuk kisah ini.

Komentar

  1. Balasan
    1. hehe, lumayan seru, Sulis.
      Buat yang suka buku anak rekomen banget. :D

      Hapus
  2. jadi teringat masa kecil kalau lihat buku ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, iya, mba Mira.
      Bukunya masih worth it buat dibaca anak2 walau udah lintas generasi. ^^v

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com