Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan ketujuh, Mei 2012
Tebal : 144 hlm.
Ketika Peter mencari pesawat
terbang model milik Susie yang hilang di Rumah Bartlett, ia melihat api gas
menyala dalam salah satu kamar di rumah itu. Mungkinkah ada orang yang tinggal
di situ? Padahal itu rumah kosong!
Rumah kosong itu hanya didatangi
oleh dua orang, yaitu tukang cuci dan bebersih bernama Alice yang memastikan
semua air, gas, dan listrik mati, juga Grim, si tukang kebun. Grim dikenal
dengan kejujurannya, meski ia sering cemberut. Termasuk saat Peter dan Jack
berusaha mengambil pesawat model dengan melompati pagar. Sedangkan Alice justru
sedang sakit, lengannya patah sehingga tidak bisa bekerja di rumah Jack, yang
juga terbiasa menggunakan tenaganya.
Dugaan
bertambah aneh saat melihat api gas itu tetap menyala di malam hari. Padahal
pemilik rumah sedang ada di luar negeri selama satu tahun. Kunci rumah
dititipkan pada bank, sehingga hanya orang bank bernama Mr. Frampton yang bisa
membukanya. Lalu siapa yang menggunakan kamar di balkon atas itu? Sapta Siaga
menduga ada hubungannya dengan Grim. Apa motif dibalik kejadian ini? Apakah
akan ada perampokan rumah selama pemiliknya pergi?
***
Kasus
Sapta Siaga makin seru. Kali ini melibatkan Susie, adik Jack, sebagai pemicu
terjadinya peristiwa di rumah kosong. Susie yang selama ini selalu menjadi
musuh bagi Sapta Siaga, kini justru menjadi teman. Bahkan rapat pun dibatalkan
dan diganti dengan rekreasi, padahal selama ini rapat selalu ada meski tanpa
kasus yang harus dipecahkan. Ada kekonyolan yang terjadi saat Susie mengatakan
Asta adalah nama pengganti Sapta dikarenakan jumlah mereka yang menjadi delapan
; Asta Astaga. ;)) (hlm. 14)
Cara Peter mencari clue yang berhubungan dengan kasus sangat mengasyikkan. Misalnya saja : ia melihat api gas, jarum jam di atas perapian yang tetap bergerak, tanaman dalam pot dan bau asap tembakau.(hlm. 75) Melihat ketelitian Peter, saya salut dengan kerjanya yang mantap. Ia memang layak menjadi pemimpin tim, apalagi caranya membagi tugas didasari atas kemampuan setiap anggota. Di seri ini pula porsi kemunculan Pam lebih banyak, dengan hasil investigasi yang ia catat detail di notes.(hlm. 91)
Cara Peter mencari clue yang berhubungan dengan kasus sangat mengasyikkan. Misalnya saja : ia melihat api gas, jarum jam di atas perapian yang tetap bergerak, tanaman dalam pot dan bau asap tembakau.(hlm. 75) Melihat ketelitian Peter, saya salut dengan kerjanya yang mantap. Ia memang layak menjadi pemimpin tim, apalagi caranya membagi tugas didasari atas kemampuan setiap anggota. Di seri ini pula porsi kemunculan Pam lebih banyak, dengan hasil investigasi yang ia catat detail di notes.(hlm. 91)
Ada quote yang saya suka dari seri ini :
“Hanya karena dia tak mau mengambilkan pesawat model Susie, bukan berarti kita punya alasan untuk menuduhnya tidak jujur.” (hlm. 58)
“Yah – setiap kemungkinan perlu kita selidiki. Tak ada sesuatu yang mustahil sehingga tak perlu diselidiki.”(hlm. 82)
Misteri
makin menegangkan saat Sapta Siaga mengajak ayah Peter dan Mr. Frampton untuk
membantu menyelesaikan kasus.(hlm. 133) Baru kali ini ide tentang kehidupan
sosial dimunculkan. Sampai Susie dan Jack pun turun tangan untuk mewujudkan ide
Peter di akhir cerita. Dan, ada lagi yang seruu! Sapta Siaga juga mengganti
sandi hingga dua kali. Coba tebak apa kata sandinya? Grim! :D Nah, 4 bintang
untuk buku ini.
sy membaca buku ini sekitar tahun 1980, dan setelah puluhan tahun nama Asta Astaga tetap menempel di ingatan
BalasHapus