Langsung ke konten utama

Resensi Buku Things Left Behind by Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won

 



Judul Buku : Things Left Behind 

Penulis buku : Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won 

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (GPU)

Terbit : Cetakan pertama, Desember 2021

Tebal : 220 halaman 

Genre : non fiksi (self improvement)

ISBN : 978-602-06-5751-6

Harga buku : Rp 82.000

Rating Buku : 5 🌟


Download dan baca ebook Things Left Behind pdf di aplikasi Gramedia Digital

Beli buku Things Left Behind di Gramedia.com


❤❤❤


[Sinopsis Buku] Things Left Behind by Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won : 



Hal-hal yang kita pelajari dari mereka yang telah tiada


Apakah yang akan terjadi setelah kita mati?

Bagaimanakah kisah sesungguhnya di balik kematian seseorang? 

Sungguhkah kesepian bisa membuat orang kehilangan semangat hidup? 

Mengapa ada orang yang memutuskan untuk bunuh diri?


Buku ini mengungkap beragam kisah nyata di balik kematian yang diceritakan oleh seorang pengurus barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal, baik yang meninggal karena sebab natural maupun tidak—misalnya pembunuhan atau bunuh diri.


Saat diminta membersihkan barang milik orang yang telah meninggal, terkadang ditemui kasus-kasus mengejutkan, seperti orang tua yang meninggal tanpa diketahui orang lain dan jenazahnya baru ditemukan berminggu-minggu kemudian.


Ditulis dengan jernih dan menyentuh, buku yang mengilhami K-drama Move to Heaven ini menggabungkan pengalaman pribadi dan renungan personal dengan bahasa yang mengalir dan enak dibaca.


Inilah buku menarik yang akan membuat pembaca menangis terharu, sekaligus menyadarkan kita akan hal-hal penting yang selama ini luput dari perhatian, antara lain betapa berharganya kehidupan, keluarga, kasih sayang, dan persahabatan.


❤❤❤


Review Buku Things Left Behind by Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won : 


Bagaimana rasanya membersihkan barang-barang peninggalan orang yang telah tiada? Akankah kamu akan membersihkannya tanpa perasaan bersalah, sedih, ataukah justru merasa lega karena bisa membersihkannya?


Banyak orang yang telah meninggal, bukan hanya meninggalkan dunia ini. Tapi juga memberi cerita tersendiri setelah kematian mereka lewat orang-orang terdekat. Bahkan barang peninggalan pun bisa membawa kenangan tersendiri. 


Kalau kita selama hidup berinteraksi dengan orang itu, tentu ada banyak kenangan yang tak bisa dihapuskan begitu saja dari ingatan kita. 


Baca juga : Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi


Manusia memiliki perasaan yang sensitif saat berhubungan dengan kematian seseorang. Kita bisa jadi sangat sedih, mengingat betapa pendeknya usia manusia dan kenangan yang muncul karena mengingat kisah hidupnya.


Siapa yang tidak tahu K-drama Move To Heaven? Serial drama Korea itu terinspirasi dari buku Things Left Behind. Buku ini dalam bahasa Koreanya berjudul Tteonan Hu-e Namgyeojin Geotdeul. 


Buku berjudul Things Left Behind: Hal-hal yang Kita Pelajari dari Mereka yang Telah Tiada merupakan buku karangan Kim Sae Byoul. 


Buku non fiksi ini menceritakan seorang pengurus barang-barang peninggalan orang yang telah tiada. 


Melalui buku ini, penulis membukakan mata kita untuk lebih memaknai kehidupan, dan menghargai sesama manusia.


Buku Things Left Behind ini ditulis dalam empat bagian: yaitu 


Bab 1 : Seandainya Mereka Lebih Saling Mengasihi

Bab 2 : Seperti Apapun Hidup Kita, Kita Berharga

Bab 3 : Harapan yang Muncul di Titik Terendah

Bab 4 : Yang Tersisa dalam Hidup Pada Akhirnya


Buku Things Left Behind mengisahkan kisah sang penulis, yaitu Kim Sae Byoul dan Jeon Ae Won yang menjadi pengurus barang-barang peninggalan orang yang sudah meninggal. 


Mereka telah bekerja membangun perusahaan untuk mengurus peninggalan orang meninggal. Bahkan, kini sudah hampir 10 tahun bekerja sebagai profesi tersebut. 


Sang penulis buku Things Left Behind yaitu Kim Sae Byoul menceritakan bagaimana mereka membersihkan lokasi kematian seseorang dalam buku ini. 


"Aku berharap kita juga dapat mensyukuri hidup kita dan hidup orang-orang yang kita kasihi, serta menyadari bahwa sekadar hidup begitu saja dan hidup dengan penuh syukur itu sangat berbeda." (hlm. xviii)


Bagi orang Korea, mereka yang meninggal biasanya tidak dikubur melainkan dikremasi. Namun, bagaimana jika kematiannya sudah lama hingga mayat menjadi busuk dan sulit diidentifikasi?


Dalam buku Things Left Behind, penulis mengisahkan banyak kisah sedih perihal kematian tanpa siapapun yang menangisi. 


Kematian ini seringkali dilalui oleh orang yang dulunya sudah lama hidup sendiri, baik tinggal di apartemen, rumah sewaan atau rumah pribadi. 


"Kematian hanyalah sepenggal bagian dari alam semesta." (hlm. 16)


Ketika seseorang telah meninggal, petugas kebersihan diminta mendatangi tempat kematian setelah mayatnya dibawa oleh pihak berwajib. 


Tugas Kim Sae Byoul hanya membersihkan barang. Bukan membersihkan mayat. Namun, TKP tempat mayat meninggal seringkali meninggalkan bekas darah atau bau busuk jika kematian terlambat diketahui.  Misal, orangnya sudah meninggal 3 minggu atau 1 bulan, baru tercium bau mayat. 


Nah, hal inilah yang membuat ruangan tempat mayat itu harus dibersihkan dengan alat-alat kebersihan khusus, seperti desinfektan dan obat pembersih lainnya. 


Baca juga : Resensi Buku : Sunny Everywhere by Sunny Dahye


Banyak benda peninggalan almarhum yang seringkali belum sempat dibersihkan atau disingkirkan. Benda itu akhirnya harus dibuang jika sudah lama terkontaminasi dengan aroma mayat yang membusuk.  


"Tetapi, hati manusia tidak bisa diisi dengan barang. Dia sangat menderita karena kesepian dan akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri." (hlm. 37)


Inilah yang memberatkan dalam hal menangani benda milik orang meninggal. Petugas harus membersihkan TKP itu sampai bersih dan aroma busuknya hilang, selain itu benda peninggalan, baik dompet, surat-surat berharga, bahkan benda yang masih bisa dipergunakan. Misal : buku tabungan. 


Buku Things Left Behind ini terdiri dari 4 bab, epilog, dan diakhiri dengan tips atau tujuh prinsip untuk mengakhiri hidup dengan indah.


Quotes Buku Things Left Behind


Banyak quotes yang memberi makna mendalam tentang arti kematian. 


"Penderitaan adalah seperti uang sewa yang kita bayarkan setiap bulan kepada kehidupan. Tetapi, jauh lebih banyak kebahagiaan yang datang kepada kita daripada penderitaan. Kita tak sadar karena kita menganggap hal itu wajar."


"Meskipun penderitaan yang melebihi kekuatan kita menimpa kita, kita harus bangkit lagi dan melanjutkan kehidupan. Karena itulah hidup."

 

"Salam singkat kita yang menanyakan kabar, atau sepatah kata hangat dari kita, bisa membuat orang-orang yang berharga bagi kita tidak memilih kematian, tetapi memilih hidup. Yang tersisa bagi kita hanyalah satu hal, yaitu kita mengasihi seseorang dengan segenap hati dan dikasihi oleh seseorang."


Menurut saya : 


Buku Things Left Behind ini memberi gambaran bagaimana kehidupan di dunia yang dilalui oleh orang yang telah meninggal. Para petugas pembersih ini sering menemukan kisah sedih di balik kematian dalam kesendirian. 


Di Korea Selatan, normalnya orang hidup sendiri baik di apartemen maupun rumah. Saat kematian datang, bisa saja hal ini terlambat diketahui karena kultur atau budaya Korea Selatan yang hidup individualis sehingga jarang menengok teman atau mengurusi hidup orang lain.


Kematian dalam kesendirian ini juga sering dialami oleh orang yang depresi, punya masalah financial, dan konflik dengan pasangan atau keluarga. Misal kehabisan uang dan dikejar debt collector sehingga memutuskan untuk bunuh diri. 


Baca juga : Resensi Buku Annyeong Korea by Elvira Fidelia


Ada cerita menyedihkan tentang kematian tuan rumah yang terlambat diketahui hingga anjingnya sudah sangat kurus. Anjingnya melolong sangat lama hingga bola matanya rusak, dan kekurangan gizi. Bahkan akhirnya anjing ini dibawa oleh penulis untuk dirawat di kantornya. 


Ada juga kematian karena pembunuhan. Sebuah keluarga menjadi korban dendam laki-laki madesu yang numpang tinggal di rumah pacarnya. Setelah ditegur karena kesalahannya, dia malah pergi dari rumah. Tapi, saat pemilik rumah lengah, dia membakar rumah korban hingga ada yang meninggal. 


Ada lagi kematian seorang perempuan yang menghilang dari rumah. Setelah dilacak, dia sudah meninggal dalam kesendirian.  Yang mengejutkan lagi adalah cerita bahwa dia ternyata menjadi seorang paranormal. Dan dia tahu bahwa ibunya merindukannya, seperti dia merindukan ibunya juga. Kematian yang dialami orang ini sungguh menyedihkan karena tidak diketahui oleh orang sekitarnya.


"Kematian seorang diri dalam kesepian tanpa ada yang mendampingi bukan menunjukkan bahwa dia mati dalam kesepian, melainkan menunjukkan bahwa dia hidup dalam kesepian."


Di dunia ini, kita tak hanya tinggal sendiri, tapi juga berinteraksi dengan orang lain. Namun, seiring waktu rasa individualis membuat kita tidak peka dengan kondisi orang lain. 


Yaa… Bisa saja ada teman yang depresi dan kita tidak tahu tentang hal itu. Atau… Bisa saja ada orang yang kesulitan keuangan dan tidak bisa makan. 


Ketukan di depan pintu, atau sapaan pagi hari yang hanya butuh waktu 30 detik bisa saja membantu orang lain untuk bisa bertahan hidup. 


"Jika kamu mempunyai keberanian untuk mengakhiri hidupmu sendiri, jalanilah hidupmu dengan keberanian itu."


Di tengah hidup yang sulit dan rumit, kita akan bisa menolong orang lain dengan lebih peduli pada mereka. 


Sapaan hangatmu bisa saja menolong seseorang dan membuatnya ingin hidup lebih lama. Jadi, jangan lupa untuk menyapa orang lain. Meskipun hanya dengan sapaan ringan dan senyum sederhana. 


"Pada hakikatnya, hidup ataupun mati adalah hal yang terjadi dalam kesepian, tetapi kita menjalani hidup kita sampai akhir tanpa menyerah karena kita mendapat kekuatan dalam hubungan dengan orang-orang terdekat."


Overall, buku Things Left Behind ini cocok untuk kamu yang ingin tahu lebih jauh tentang kisah di balik petugas kebersihan yang membantu orang untuk membersihkan peninggalan orang meninggal. 


Penulis sengaja menulis buku ini untuk memberitahu kita bahwa di balik kematian seseorang, bisa saja ada kesepian yang datang, yang tak pernah kita sadari. Jadi, semoga kita lebih peduli dengan sesama dan memanusiakan manusia lainnya ya. ❤️


Baca juga : Resensi Buku : Ayana Journey to Islam - Ayana Moon


Kutipan Favoritku :


"Dunia sudah berubah. Kita tidak bisa sendirian menetap di masa lalu. Apakah dunia mau menyesuaikan dirinya dengan diri kita? Kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan dunia."


"Hidup adalah berkat dan mukjizat. Keberadaan kita adalah peristiwa yang paling istimewa sejak alam semesta ini diciptakan. Kita lahir ke dunia berarti kita telah dipilih oleh Yang Mahakuasa."


❤️❤️❤️


Komentar

  1. Oleh karenanya kita gak bisa individualis juga ya, kudu saling kenal tetangga dan teman soalnya gak tahu kapan maut akan menjemput. Buku yang menginspirasi, semoga kita wafat dalam keadaan Husnul khatimah, aamiin

    BalasHapus
  2. bagus banget bukunya
    andai penulis kita juga lebih beragam dalam menulis buku ya?
    jangan cuma kisah asmara cinderella dan pangeran berkuda putih

    BalasHapus
  3. Ini bukunya berbahasa Indonesia kan? Kalau mau beli, gimana caranya? Aku penasaran banget... Coba ke sophee ah

    BalasHapus
  4. Things Left Behind, rupanya ini yang menginspirasi move to heaven. Saya belum nonton sih, tapi pernah baca beberapa review nya.
    Mengakhiri hidup dengan indah, semoga kita nanti pun demikian ya mbak

    BalasHapus
  5. Setuhu bgt sama quote terakhir, bikin smangat di kala sedih melanda. Buku yg kaya makna ya, aku jdi kebayang sata membersihkan barang2 alm ayah ku, smua kenangan lgsg memenuhi isi kepala rasanya

    BalasHapus
  6. Kira-kira kalau baca novel korea, seseru film atau dramanya gak ya? Apa lebih seru? Hehehe. Eh, ternyata novel ini pernah diangkat jadi K-drama Move to Heaven ya?

    BalasHapus
  7. Pengen baca buku Things left behind, kutipan-kutipannya banyak yang menarik dan bahan renungan. Kita yang budayanya ramah tamah malah pada bersikeras untuk hidup individual dengan mengatasnamakan privacy. Padahal hidup hanyalah persinggahan yg sayang baget jika dilewatkan dalam kesendirian.

    BalasHapus
  8. Pikiran saya langsung terbang ke drakor MOVE TO HEAVEN yang ternyata memang terinspirasi oleh buku THINGS LEFT BEHIND ini. Salah satu drakor yang begitu berkesan untuk saya pribadi. Banyak cerita tentang makna kehidupan dan bagaimana sebuah kematian itu akan datang pada setiap orang dengan cara yang berbeda-beda.

    Ah, jadi pengen beli bukunya nih. Bisa untuk jadi kenangan dan pengingat diri agar selalu berusaha hidup dengan baik dan keimanan yang terus terjaga, hingga akhirnya wafat dalam kondisi husnul khotimah.

    BalasHapus
  9. Membereskan barang2 peninggalan itu bagian tersedih bagi yang ditinggalkan.
    Apalagi kalau Alm punya kesan baik dengan banyak orang. Jadi keinget Alm.Bapak. Alfatihaaah

    Nanti kalau nemu buku ini sepertinya aku bungkus 😊

    BalasHapus
  10. Wajib punya buku ini nih. Bisa menjadi pengingat kita untuk saling berbuat baik sesama manusia dan alam semesta. Mengingatkan kitauntuk dekat kepadaNya jg.

    BalasHapus
  11. Aku jadi inget sedang baca essay Things Left Behind jugaa..
    Rasanya memang orang meninggal itu mungkin ada yang masih ingin disampaikan dan dengan adanya jasa kebersihan orang meninggal ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua yang masih hidup untuk tidak menyia-nyiakan waktu.

    BalasHapus
  12. Asli sih. Kematian itu memang sebuah misteri. Tapi yang paling sedih memang orang-orang yang ditinggalkan.Apalagi kalau nemu barang-barang yang ditinggalkan. Pingin baca bukunya.

    BalasHapus
  13. Sejatinya kematian itu pelajaran paling berharga ya. Membaca buku novel ini pasti banyak hal yang langsung kita jadikan acuan untuk pakem dalam menggenggamnya
    Bagus ini ide ceritanya

    BalasHapus
  14. Banyak hikmah ya abis baca Buku Things Left Behind tentunya kita lebih menghargai kehidupan dan mempersiapkan kematian, cuma kadang kalau tema Korea ini, konsep kematiannya beda dengan keyakinanku, sering menimbulkan pertanyaan baru heheh...

    BalasHapus
  15. apik banget ulasan resensi bukunya mbak, bikin aku jadi tahu sebagian isi dari bukunya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com