Judul Buku : Jip dan Janeke 2
Penulis Buku : Annie M.G. Schmidt
Alih bahasa : Alma Almanar
Penerbit : Elex Media Komputindo
Terbit : Cetakan ke-63, 2011
Tebal : 150 halaman
Genre : buku kumpulan cerita anak
ISBN : 978-602-02-2478-7
Rating Buku : 4/5 🌟
Beli buku di toko buku Gramedia
Sinopsis Buku Jip dan Janeke 2 by Annie M.G. Schmidt :
Jip dan Janeke bersahabat karib dan selalu bersama-sama. Mereka mengalami berbagai petualangan di dalam dan di sekitar rumah.
Dalam buku kedua ini. Jip dan Janeke menggambar telur paskah, bermain toko-tokoan dan naik komidi putar di pasar malam. Tapi, ada sesuatu yang ekstra menegangkan terjadi menjelang akhir tahun. Sinterklas datang!
Jip dan Janeke pernah diterbitkan di Indonesia pada akhir tahun 70an dengan judul Tono dan Tini. Kini diterbitkan kembali dengan versi lengkap.
Ceritanya yang sederhana dan menggelikan membuatnya tetap dikenang sepanjang masa dan dianggap sebagai buku klasik dunia.
Walaupun hanya dengan warna hitam putih. ilustrasinya tetap unik dan 'berbicara. Itulah mengapa Jip dan Janeke tidak hanya terkenal. tapi juga menjadi duo anak-anak yang paling dicintai di seluruh dunia.
❤❤❤
Review Buku Jip dan Janeke 2 by Annie M.G. Schmidt :
Dua anak balita bernama Jip dan Janeke sering bermain bersama. Mereka sering melakukan tingkah konyol dan lucu khas anak-anak. Bahkan, saking lucunya sampai terasa sangat natural dan polos. Tidak dibuat-buat. Ya, meskipun buku ini adalah kumpulan cerita fiksi, namun kisah yang dibicarakan dalam buku ini sangat membekas di hati.
Buku Jip dan Janeke adalah buku kumpulan cerita pendek yang lucu dan menggelikan tentang sepasang anak balita yang nakal dan jenaka.
Ada cerita berjudul "Mengupas Kacang" yang menceritakan tentang seorang anak bernama Jip dan Janeke yang mendapat banyak kacang walnut dari Pak Jansen.
Jip merasa senang, lalu ingin membuka kacang itu dengan ibu jarinya. Sayangnya ia sulit melakukannya. Lalu, ia pun membuka dengan cara menjepit kacang walnut itu di pintu, hingga kemudian kacang itu terbelah dan bisa dimakan.
Sayangnya, Ibu Jip datang dan ia tidak membolehkan anaknya untuk melakukan hal itu. Ia bilang bahwa mereka bisa memecah kacang menggunakan pemecah kacang berbentuk seorang laki-laki kecil.
Cerita ini terkesan lucu dan polos khas anak-anak. Rasa ingin tahu mereka sangat tinggi sehingga membuat mereka melakukan hal itu tanpa berpikir panjang. Padahal jika memecah kacang menggunakan pintu, bisa jadi pintunya akan rusak karena digunakan terus menerus.
Ibu pun mengajarkan cara yang lebih mudah bagi mereka untuk mengupas kacang yaitu dengan menggunakan pemecah kacang yang didesain lucu seperti seorang anak laki-laki kecil.
Uniknya, cerita ini ditutup dengan imajinasi anak-anak yang ingin membuat ayunan untuk boneka dengan memasukkan sedikit kapas ke dalam ayunan. Saya masih mikir ini ayunan beneran atau gimana ya bentuknya. Hehe
Ya, sama seperti saat kita masih kecil. Imajinasi anak-anak sulit dilogikakan, dan hanya sesama anak-anak sajalah yang bisa memahaminya. Hehe
Ada juga cerita berjudul "Bermain Petak Umpet" di halaman 90 yang mengisahkan Jip dan Janeke yang bermain petak umpet di rumah. Awalnya, Jip menghitung 10 hitungan, lalu ia harus menemukan Janeke. Sayangnya, Jip terlalu cepat menghitung hingga Janeke mudah ditemukan. Jadi, akhirnya permainan diulang lagi.
Kali ini ada sepasang kaki yang terlihat di bawah baju yang tergantung jas-jas. Saat Jip sedang mencari Janeke, ia menemukan kaki Janeke yang nampak.
Saat tiba giliran yang lain ngumpet, Janeke tidak menemukan Jip di mana-mana. Untungnya, ada suara pip yang membuat Janeke bisa menemukan Jip.
Ternyata, Jip sedang ngumpet di keranjang cucian ibu. Untungnya, cerita berakhir lucu. Kalau tidak, ibu akan memasukkan ke dalam bak cucian bersama isi keranjang lainnya. Wkwk
Menurutku, cerita Petak Umpet ini bisa dialami oleh semua anak. Bahkan, anak-anak di daerah saya juga pernah melakukannya. Hanya saja, biasanya anak desa lebih sering melakukan permainan main petak umpet di lapangan yang lebih luas.
Sedangkan bermain di dalam rumah agak sulit dicari karena harus menjelajah kamar dan ruangan lain, padahal itu termasuk area pribadi yang bisa saja tidak boleh dimasuki.
Dalam cerita lain yang berjudul "Mencuci Piring", dikisahkan Jip dan Janeke membantu ibu membersihkan piring yang sudah dicuci. Jip dan Janeke hanya mengeringkan. Namun karena kelalaian salah satunya, piring itu jatuh hingga pecah menjadi tiga.
Jip marah, dia bilang bahwa, "Ini pekerjaan perempuan, saya tidak mau ikut lagi."
Lalu, ibu memanggilnya dan mengatakan bahwa,
"Mencuci piring juga pekerjaan laki-laki. Kamu harus belajar, Jip. Ini masih ada tiga mangkuk. Berhati-hatilah."
Jip dan Janeke membersihkan piring, namun berakhir dengan piring dan cangkir milik ibu pecah. Well, meskipun endingnya cerita ini berakhir dengan cara ibu meminta Jip dan Janeke keluar dari ruangan dapur, namun bisa dibilang cerita ini menggambarkan bagaimana peran laki-laki dan perempuan yang seharusnya setara dalam pembagian tugas.
Yaaah, seharusnya anak laki-laki dan perempuan sama-sama harus membantu membersihkan rumah. Well… meskipun membersihkan identik dengan tugas yang dilakukan anak perempuan.
Saya rasa, anak laki-laki harus tetap diajarkan bagaimana cara merawat rumah, sebagaimana ibu mereka melakukannya setiap hari.
Masih banyak cerita lainnya tentang keseruan Jip dan Janeke selama berada di rumah bersama ibu dan keluarga lainnya. Tapi, lebih seru kalau kamu baca sendiri ya. Hehe
Buku Jip dan Janeke #2 ini ditulis dengan alam pikiran kanak-kanak yang penuh imajinasi dan rasa ingin tahu. Buku ini juga diilustrasikan secara manis berupa gambar-gambar siluet hitam putih yang tetap menarik. Layak dan harus dibaca anak-anak!
Overall, rating buku 4/5. Nah, selamat membaca ya!
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^