Judul Buku : The Tasteless Country (Negeri Hambar)
Penulis Buku : Mama Deora & Fitra
Penerbit : Nyo-nyo (Imprint Penerbit Andi Offset)
Terbit : 2013
Tebal : 30 halaman
Genre : buku anak
ISBN : 978-979-29-3871-5
Rating Buku : 5 🌟
Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital
Sinopsis Buku :
Buku ini bercerita tentang peri-peri penghisap rasa, yang mengambil semua rasa sayur dan buah. Akibatnya semua sayur dan buah di negeri itu menjadi hambar.
Seorang ajudan Raja berhasil menangkap mereka, dan raja memperbolehkan mereka tinggal di negerinya, asalkan tidak lagi mengambil semua rasa buah dan sayur.
❤❤❤
[Resensi Buku] The Tasteless Country (Negeri Hambar) by Mama Deora & Fitra:
Alkisah, ada sebuah negeri yang sangat subur dan menghasilkan banyak sayuran dan buah. Segala tanaman bisa tumbuh di sini. Sayangnya, meski semua tanaman tumbuh dengan baik, namun rasanya hambar.
Buah-buahan menjadi hambar. Tidak ada seorang pedagang pun yang menjual dagangannya. Mereka harus mengimpor buah dari luar negaranya.
Harga sayur dan buah menjadi tinggi. Rakyat jelata tidak mampu membelinya dan lebih memilih memakan buah dan sayur yang hambar rasanya.
Buah ginseng kesukaan raja hanya tumbuh di negeri ini. Raja merasa aneh dengan apa yang terjadi. Padahal semasa kecil, buah ginseng dipanennya sendiri.
Raja mengutus ajudannya untuk mengecek tanaman yang akan dipanen. Beberapa hari sebelum panen, tanaman masih terasa manis. Namun, setelah panen buah menjadi hambar. Itu sebabnya negeri itu berubah menjadi negeri hambar.
Karena hal itulah, ajudan memberi saran pada raja agar meminta rakyatnya memanen lebih awal, beberapa minggu sebelum panen buah sudah dipetik.
Hal ini membuat peri penghisap rasa menjadi geram. Mereka yang telah membuat rasa sayur dan buah menjadi hambar. Tak ada rasa makanan yang tersisa.
Sehari sebelum panen, buah dan sayuran tersebut dihisap rasanya oleh peri penghisap buah.
Sang ajudan penasaran sehingga ia membuat jebakan pada tanaman yang akan dipanen. Setelah itu, ia menemukan ada seorang peri penghisap rasa yang berpakaian seperti buah anggur
Ajudan Raja pun menangkap peri penghisap rasa dan membawanya ke istana. Bangsa peri pengisap rasa meminta raja membebaskan temannya.
Raja mau melepaskan tawanannya asalkan mereka pergi dari negerinya. Setelah itu, negeri itu pun bisa kembali memanen buah dan sayuran yang enak dan lezat. Rasa buah dan sayuran kembali seperti semula.
Menurut saya :
Rasanya menyenangkan bisa kembali menulis resensi buku anak setelah beberapa hari tidak melakukannya karena aktivitas lain.
Saya membaca buku ini bulan lalu, tapi baru sekarang saya sempat mereviewnya. Buku anak ini ditulis oleh penulis pada tahun 2013. Wow, sudah lewat 9 tahun yang lalu ya!
Buku ini terbilang unik karena idenya sangat di luar dugaan. Saya baru kali ini melihat ada dongeng seperti ini, di mana penulis menggunakan imajinasi yang sangat kreatif.
Bayangkan ada negeri yang rasanya hambar karena seluruh buah dan sayuran tak memiliki rasa. Yaa, karena rasa makanannya dihisap oleh peri pengisap rasa.
Ide ceritanya sangat sederhana bahwa makanan yang akan dimakan oleh orang lain akan terasa hambar ketika saripatinya tidak ada. Alias... makanannya tuh nggak ada rasanya.
Baca juga : [Review Buku Anak] Siapa yang Makan Kesemek Nenek? - Liu Hangyu
Rasa makanan baik buah dan sayuran itu pasti akan sangat mempengaruhi lidah pengecapan manusia. Walau bagaimana pun yang bikin kita suka makan kan karena kita bisa mengecap rasa makanan tersebut.
Nah, kalau hambar, trus gimana rasa makanannya?
Ternyata ini yang ingin diangkat penulis, di mana ia memberi tahu bahwa makanan buah dan sayuran itu justru yang enak adalah saripatinya. Baik rasa dan seratnya sama-sama dibutuhkan tubuh. Jadi nggak hanya seratnya aja, karena kalau cuma seratnya aja trus rasanya jadi hambar dong.
Kalau saripatinya aja tanpa serat ya sama kayak kita minum jus buah ya. Ada rasanya tapi seratnya nggak kita rasain karena sudah dihaluskan.
Kalau menurut saya, penulis ingin memberi tahu ke pembaca anak kalau rasa makanan tuh jadi enak ya.... karena ada sari patinya. Lidah kita merasakam aneka rasa tersebut. Ada manis, asam, dan sebagainya.
Anyway, gambaran peri pengisap bunga yang pakai kostum buah anggur itu juga unik. Penulis menggambarkan bagaimana peri pengisap itu seperti alien bermata satu yang warna bajunya kayak anggur. Jadi peri itu berkamuflase menjadi buah anggur agar tidak terlihat oleh para petani.
Baca juga : [Resensi Buku Anak] The New Cook's Soup by Arleen Amijaya
Lalu, penulis juga menggambarkam bagaimana kondisi negeri yang tidak bisa menghasilkan buah dan sayur sendiri hingga harus mendatangkan buah dan sayur dari luar negerinya.
Entah kenapa... habis baca buku ini, saya jadi ingat sama cerita horor yang sering bilang bahwa makanan yang disajikan untuk sesajen itu biasanya saripatinya bakalan hilang setelah disajikan. Alias, nggak ada rasanya. Wiiih, serem. Huwwaaaa 😨
Ya, kalau makanan dimakan oleh manusia kan pasti masih ada rasa makanan ya. Tapi kalau yang makan bangsa makhluk tak kasat mata alias jenis peri/ jin itu bikin makanan jadi hilang rasanya.
Hmmm.... Jadi, secara tampilan yaa... kayak makanan pada umumnya, tapi udah nggak ada rasanya alias tasteless.
Tapi, buku ini hanya menampilkan cerita ini dengan tone netral ya. Nggak ada kesan horor juga, meski tampilan perinya kayak dajjal bermata satu tapi pake kostum buah anggur. Wkwk
Overall, saya merasa buku ini seru sih. Hehe. Bisa menampilkan cerita yang unik dan menggambarkan ke anak bahwa yang menyenangkan itu kalau kita bisa menikmati rasa makanan yang kita konsumsi.
Oiya, buku dongeng anak ini ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan ada tambahan kosakata bahasa inggris dan artinya yang bisa dipelajari oleh pembaca anak.
Misalnya :
Tasteless = hambar
Fruit = buah
Tax = pajak
Expensive = mahal
Vegetable = sayuran
King = raja
Investigative = menyelidiki
Strange = aneh
Sweet = manis
Harvest = panen
Other = lain
Before = sebelum
Nah, selamat membaca ya!
Salam Kenal dan Salam Sahabat. Maaf sebelumnya, saya hanya ingin mengucapkan banyak Terima Kasih. Indah sekali resensinya nostalgia mengenang 2013. Semoga Lancar Dan terus merensi banyak buku lainnya. Salam dari mama Deora /Narendra Deora Paramatma.
BalasHapus