Judul Buku : The Boy I Knew From Youtube
Penulis : Suarcani
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan pertama, 2020
Tebal : 256 halaman
Genre : novel teenlit/remaja
ISBN : 978-602-06-3819-5
Harga : Rp 75.000
Rating : 5 ⭐
Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital
❤❤❤
[Sinopsis Buku] The Boy I Knew From Youtube by Suarcani
Pada hari pertama di SMA, Rai terkejut. Ternyata Pri, pemilik channel Pie Susu, adalah kakak kelasnya. Mereka sering berinteraksi di kolom komentar YouTube, bahkan lanjut ke e-mail. Pie Susu tidak pernah mengetahui identitas Rai.
Video cover lagu-lagu yang Rai nyanyikan di channel Peri Bisu hanya menayangkan sosoknya dari belakang. Itu pun sebatas pundak ke atas. Karena sudah tiga tahun Rai tidak lagi nyaman menampilkan bakat menyanyinya di dunia nyata.
Saat tiba-tiba Rai terpaksa harus tampil lagi di depan umum, Kak Pri bersedia mengiringinya dengan gitar. Persiapan lomba akustik pun menggiring interaksi mereka di dunia nyata.
Namun, Rai masih tidak percaya diri. Terutama ketika gosip dan perlakuan tidak menyenangkan atas ukuran tubuhnya kembali mencuat.
❤❤❤
[Review Buku] The Boy I Knew From Youtube by Suarcani
Suatu hari, Rai yang berkenalan dengan Pri, cowok di balik akun youtube Pie Susu, memintanya mengunggah video yang menampilkan wajahnya. Pri penasaran dengan gadis di balik akun Peri Bisu. Tapi, Rai tak mau menunjukkan jati dirinya karena tak percaya diri.
Tak disangka, ternyata Pri dan Rai satu sekolah di SMA Denpasar. Pri adalah kakak kelas Rai, dan menjadi member klub musik juga. Nahkan mereka sempat diminta duet di acara sekolah. Rai menyanyi dengan diiringi petikan gitar oleh Pri.
Bagi Rai, channel Pie Susu milik Pri telah membantunya untuk bisa mengembangkan bakat menyanyi.
Sejak Rai berkomentar di channel youtube Pie Susu, mereka saling bertukar kabar lewat komentar, bahkan saling berbalas email. Namun Rai tak pernah mau menunjukkan wajah aslinya pada Pri.
Masalah terjadi antara Kiki dan Rai karena Kiki (sahabat Rai) menjual nama Peri Bisu kepada Pri agar bisa dekat dengan cowok itu. Padahal Kiki tahu Rai tak mau dirinya dikenali oleh siapapun dengan nama samaran itu, apalagi oleh Pri yang sangat dikaguminya.
Selama ini Pri mengira sosok di balik akun youtube Peri Bisu tinggal di luar pulau Bali, namun ia curiga Rai mirip dengan Peri Bisu karena ada anting yang digunakan Rai di video cover lagunya.
Dengar-dengar, anting milik Rai itu hanya dijual di kalangan terbatas saja, bahkan dibuat dengan desain khusus. Jadi ada kemungkinan Rai adalah orang Bali atau tinggal di kota sekitar tempat tinggal Pri.
Sejak duet di sekolah itu, banyak kejadian yang dialami Rai. Mulai dari mendapatkan bullying terkait body shaming, cemburu dengan Lolita si kakak kelas yang dekat dengan Pri, juga kejadian lain yang di luar dugaan Rai.
Akankah Rai akhirnya mengaku pada Pri siapa dirinya yang sebenarnya? Ataukah ia lebih memilih bersembunyi di balik sosok Peri Bisu yang misterius?
❤❤❤
Menurut Saya :
Novel The Boy I Knew From Youtube yang menggunakan setting di daerah Bali ini ditulis oleh Suarcani. Penulis ini memang sering membahas tentang setting/latar cerita, adat dan budaya Bali dalam setiap karyanya.
Menurut saya, novel teenlit ini sangat berbobot karena mengusung tema bullying dan body shaming yang seringkali terjadi di kalangan remaja.
Saat masa remaja, anak remaja mengalami perubahan bentuk tubuh karena hormonal. Dan itu sebenarnya wajar saja, namun Rai mengalami perubahan bentuk tubuh yang sangat kontras.
Rai merasa tidak percaya diri dengan ukuran tubuhnya, terutama ukuran PD. Hal itulah yang membuat dia takut dianggap berbeda dan digunjingkan di belakang punggungnya.
Saya merasa bahwa Rai lebih senang dikenal sebagai pribadi misterius, demi bisa lancarkan hobi menyanyi dan mengembangkan bakat musiknya. Namun ternyata ada sosok yang terus memperhatikan siapa orang dibalik akun Peri Bisu ini.
Karakter Pri, Mas Pengcover Lagu di Youtube Channel Pie Susu
Menurutku, karakter tokoh Pri terbilang sudah cukup dewasa dalam tindakan dan pemikiran. Hanya saja Pri terlihat sangat penasaran, jadi menurutku wajar aja kalau Rai merasa takut rahasianya akan terbongkar.
Ya... karena bisa saja Pri menganggapnya sebagai seseorang dengan image yang berbeda, dibanding persona sosok yang ia tunjukkan di youtube-nya.
Pri merasa penasaran dengan Rai karena dia kenal dengan suara yang didengarnya di event nyanyi sekolah. Ia sangat kenal dengan suara Peri Bisu yang sering didengarnya. Jadi dia menebak suara itu adalah milik Rai.
Oh iya, kerjaan Pri sebagai youtuber kupikir bakal dieksplore lebih banyak, tapi ternyata nggak terlalu.
Soalnya Pri nggak kasi lihat gimana cara dia membuat video covernya. Padahal kalau misalnya tema youtuber sukses dengan ratusan ribu subscriber dieksplore pasti bakal seru ya.
Penulis lebih fokus pada Rai dan dilemanya tentang trauma bullying dan body shaming. Tapi dalam kasus Rai, hal ini nggak sampai bikin dirinya harus konsultasi ke psikolog atau psikiater karena trauma itu. Meski ada sih tanda stress, tapi nggak sampai depresi.
Anyway, saya baru sadar kalau penulis tidak terlalu mengagungkan profesi youtuber di buku ini. Hmm... Biasanya kan youtuber identik dengan kemewahan ya.
Pri dan Lolita yang sudah sangat populer di youtube memang punya banyak penggemar. Tapi nggak terlalu menunjukkan seberapa wah penghasilan youtuber. Ya, paling Lolita yang kemana-mana bawa mobil sendiri.
Penulis lebih fokus dengan kisah gadis yang ngefans dengan youtuber pemetik gitar yang keren. Jadi karena Pri adalah sentral dari konflik di novel ini, porsi kemunculannya juga terbilang banyak. Ya, meski penulis menggunakan sudut pandang (POV 1) dari sisi Rai.
Konflik Novel Khas Anak Remaja
Konflik dalam novel teenlit ini emang khas remaja banget. Tentang memupuk rasa percaya diri, menemukan bakat terpendam, ikut kompetisi, mengatasi bullying, pengalaman pertama untuk setiap hal baru, hukuman dan award untuk hal yang dilakukan di sekolah, dll
Endingnya suka banget sih. Apalagi Pri juga bisa dibilang adil dalam bersikap pada Lolita. Juga meski ada kejadian yang bikin surprise, tapi Pri nggak mempermalukan gadis itu.
Pri tuh kayak softboy ya. Nggak galak, kecuali terpaksa. Sangat pengertian dengan kondisi teman-temannya. Jadi dia bisa jadi penengah antara teman-temannya yang bermasalah.
Saya malah penasaran dengan tokoh Saka. Soalnya dia tuh kayak nyebelin banget. Haha.
Saka tuh tipikal kakak yang ngeselin, yang suka jailin adeknya dan tukang nyuruh-nyuruh, tapi ya sayang sama adeknya. Wkwk. Tukang nitip jilidin makalah, nitip beliin minuman, bahkan minta bikinin mie malem-malem. Lol
Adat dan Budaya Bali dalam Novel Teenlit Karya Suarcani
Sejak awal, penulis sudah menunjukkan banyak hal unik dalam novel remaja ini, karena mengusung adat dan budaya Bali. Selain itu juga menggunakan latar setting di sekolah Denpasar.
Well... bisa dibilang suasana Bali tuh kerasa banget. Pembaca bisa serasa ikut menikmati Bali, bukan sebagai pelancong, tapi sebagai orang Bali sendiri.
Hal ini terlihat dari bagaimana cara penulis menggambarkan kehidupan di Bali yang lekat dengan unsur adat dan budaya. Dalam setiap acara penting, wajib pakai kebaya dan sangul khas Bali. Selain itu, upacara adat juga sering dilakukan.
Bahkan dalam adat Bali, ada hari spesial bernama Tilem. Ini salah satu hari khusus agama di Bali. Jadi anak-anak wajib pakai pakaian adat dan ikut upacara adat.
Selain itu, di Bali juga lekat dengan bahasa Bali dalam keseharian. Jadi penulis menyelipkan kalimat percakapan/dialog dalam bahasa daerah Bali yang disertai terjemahan di foot notes.
Nah, kalau kamu gimana? Pernah punya pengalaman baca novel teenlit yang seru? Share dong komentarmu di bawah ya. 🥰
❤❤❤
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^