Judul Buku : Amore: Kapan Kau Bilang Wo Ai Ni?
Penulis Buku : Awie Awan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2019
ISBN : 978-602-0622217
Tebal: 288 halaman
Genre : novel romantis (series Amore)
Rating buku : 3/5 🌟
Harga buku : Rp 75.000
Baca ebook di aplikasi Ipusnas
Sinopsis Buku Amore: Kapan Kau Bilang Wo Ai Ni? by Awie Awan :
Saskia mengira malam itu ia akan dilamar, nyatanya justru diputusin. Padahal ia sudah berdandan, sudah wangi, sudah cantik, dan siap menyambut kebahagiaannya. Saskia harus merelakan makeup-nya porak-poranda dan luntur oleh air mata.
Tampaknya semesta pun masih mau mempermainkan Saskia, karena tak lama kemudian dia bertemu Edwin. Ganteng sih dan kelihatannya cukup mapan. Tapi, ya ampun... tingkahnya belagu banget dan lidahnya setajam silet.
Yang lebih menyebalkan, pertemuan tak disengaja itu malah berlanjut dan terjadi berkali-kali, bikin Saskia semakin benci sama cowok itu.
Yang bikin Saskia syok, ternyata mamanya dan ibu Edwin saling kenal, bahkan diam-diam berniat menjodohkan mereka dengan segala macam cara.
Luka hati Saskia belum sepenuhnya sembuh dan segala hal tentang perjodohan dengan Edwin hanya membuat kepalanya semakin sakit. Tapi mengapa hatinya justru bertanya-tanya kapan ucapan wo ai ni terucap dari bibir Edwin?
❤️❤️❤️
[Resensi Novel Amore] Kapan Kau Bilang Wo Ai Ni? By Awie Awan :
Baru kali ini saya baca novel bergenre Amore, tapi latar belakangnya etnis Tionghoa Medan yang gaya bahasanya campuran hokian melayu batak. Ya, rasanya jadi nano-nano deh. Hehe
Novel Kapan Kau Bilang Wo Ai Ni? ini bisa dibilang novel lokal yang sukses membahas tentang budaya etnis Tionghoa dalam urusan perjodohan.
Penulis membahas bagaimana ibu Mei dan ibu Yuni, orang tua dari Saskia dan Edwin yang kekeuh pengin menjodohkan kedua anaknya.
Mereka sampe ke klenteng buat ngecek tanggal lahirnya cocok apa nggak buat jadi calon besan. Intinya sih semacam kayak hari weton gitu ya kalo di Jawa. Kalo di tionghoa istilahnya apa ya,
Nah, Edwin dan Saskia ini pernah ketemu nggak sengaja karena Edwin make mobil ngebut. Trus, ban mobilnya bikin Saskia kecipratan noda kubangan air sisa hujan. Bener-bener deh. Gara-gara kejadian itu, mereka nggak mau dijodohin. Hahaha
Masalahnya, Saskia belum move on dari pacarnya, Ramon. Sedangkan Edwin sempat ketemu lagi dengan Clarissa mantannya juga.
Di satu sisi, Edwin mulai jatuh Saskia, namun gadis itu tidak suka padanya karena masih merasa Edwin menganggapnya enteng. Hanya gara-gara Edwin memberi uang Rp50.000 untuk pengganti baju yang sudah kotor.
Bu Mei dan Bu Yuni pun mulai membuat rencana untuk agar kedua anaknya bisa bertemu seolah seperti sebuah kebetulan dan takdir, padahal itu direkayasa oleh kedua ibu tersebut.
Edwin dan Saskia mulai sering bertemu di toko souvenir, nggak sengaja ketemu di toko buku, belanja pakai voucher di toko milik Edwin, sampai makan di restoran tempat makan Saskia.
Hingga suatu hari, ibu Yuni pun mengatakan bahwa mereka akan datang ke pesta pernikahan saudaranya di Singapura.
Yups... karena itu, mereka mengajak anaknya masing-masing untuk pergi ke Singapura. Namun ternyata di hari H, malah Edwin dan Saskia yang datang ke Singapura. Wkwk. Emang nggak tahu diri nih. Ajaib banget kelakuan emaknya. 😆😅🤣
Gara-gara itu, mereka pun tidur dalam satu kamar twin bed, karena manajernya sudah kongkalikong dengan ibu calon besannya itu. 🤣
Di Singapura, Saskia malah bertemu dengan Joni teman masa sekolahnya. Saat itu, Joni mulai melancarkan pendekatan pada Saskia agar bisa PDKT lagi dengan gadis itu. 😮
Saat makan malam pun, Joni pun mengatakan bahwa ia jatuh cinta dengan Saskia. Namun, ternyata Edwin yang berniat memberi surprise untuk Saskia malah zonk, karena cowok itu tidak mengatakan secara langsung untuk mengajak Saskia makan malam.
Edwin ngasih kotak berisi gaun ke Saskia via pelayan hotel, tapi nggak nyebutin siapa nama pengirimnya. Ya, dikiranya yang ngasih gaun cantik itu si Joni. Wkwk
Endingnya, Saskia malah pergi bersama Joni. Dan... sesuatu terjadi yaitu Joni, Ramon dan Saskia bertemu di suatu tempat. Hingga sebuah percakapan pun terjadi.... jreng jrenggg ....
Tenyata Joni dan Ramon pernah pacaran, tapi Joni sudah mau bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
Intinya sih, Ramon pernah pacaran dengan Joni. Padahal Ramon ini pacaran 3 tahun sama Saskia. Trus, Joni mau memanfaatkan situasi untuk mengajak Saskia pacaran dengannya ketika ia bertemu di Singapura
Untungnya, ketiganya akhirnya menyadari situasi tersebut. Jadi nggak perlu berpura-pura lagi. Dan Saskia nggak jadi terjebak dalam cinta dengan status palsu itu.
"Lagian, kamu nggak jelas sih hitam atau putih. Aku kan perempuan. Aku perlu kejelasan. Perlu pernyataan." (Hlm. 281)
Jujurly, saya nggak nyangka ada ending seplot twist ini. Saya kira, urusan Saskia sama Ramon itu udah selesai waktu tahu kalau Ramon itu nggak cinta lagi sama dia.
Walaaahhh, ternyata malah kayak gini??? 😨😡
Saya malah lebih pengen endingnya nggak ada unsur LGBT. Aslinya, saya mau kasih nilai bintang 4. Sayangnya, karena ada unsur LGBT-nya, jadi kesan saya terhadap bukunya jadi langsung turun drastis. Huwaaa
So, saya kasih rating 3 aja ya. Mohon maaf yaa. Gimana lagi dong. Saya nggak suka kalau ada unsur LGBT-nya guys. Hiks. 🥺
Novelnya seru, menegangkan dan kocak. Saya merasa diajak jalan-jalan di Medan dan Singapura oleh penulis.
Bahasan budaya dari etnis Tionghoa juga sangat kental. Sayangnya, nggak ada penjelasan atau arti kata bahasa Hokian yang dipakai dalam dialognya. Misal : kata hamik, er bo, em chai, ancua, cokimsu, dll.
Bahkan, dalam dialog pun penulis menyelipkan nama pangggilan dengan menggunakan nama khas Tionghoa misalnya Aching dan Win Ar.
Overall, rating buku 3/5 🌟
Nah, selamat membaca ya! ❤️
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^