Judul : The Musketeers
Original Written : Alexandre Dumas, Senior
Written and cartooned : Han Gyeol
Penerbit : Elex Media Komputindo
Terbit : 2011
Tebal : 207 hlm.
ISBN : 978-979-27-9928-6
D’ Artagnan, seorang jago pedang yang
berasal dari Tarbes, di selatan Prancis berangkat ke Paris. Demi menjadi
seorang Musketeer, ia pergi berbekal surat pengantar dari sang ayah untuk
menemui Monsieur de Treville, komandan kesatuan Musketeer. Ayahnya berpesan
tiga hal.
“Pertama, jangan lupakan bahwa kamu adalah seorang Gascon. Seorang Gascon nggak akan melakukan kejahatan. Yang kedua, apa pun yang terjadi harus menepati janji sampai mati. Ketiga, jangan mudah tunduk pada sembarang orang. Orang yang patut kamu hormati hanyalah yang mulia Raja, Kardinal Richelieu dan Monsieur De Treville.”(hlm. 10)
Di tengah perjalanan menuju
Prancis, D’ Artagnan dicegat oleh orang berwajah codet dan diajak berduel. Saat
ia tak sadarkan diri, surat pengantar yang disimpannya hilang. Lelaki bercodet
bersama seorang wanita melarikan diri sebelum D’Artagan bisa mengejarnya.
“Milady, kembalilah ke Inggris sesegera mungkin. Pastikan apakah Duke of Buckingham sudah meninggalkan London, lalu sampaikan langsung pada Kardinal, aku mau ke Paris!” (hlm. 24)
D’ Artagnan dipertemukan oleh
takdir dengan The Musketeers yaitu Athos, Porthos, dan Aramis. Kedekatan mulai
terjalin setelah D’Artagnan terlibat kesepakatan untuk berduel dengan mereka
bertiga. Tak disangka mereka berempat malah harus berhadapan dengan pasukan
pengawal yang berisi enam orang, termasuk Jussac yang terkenal dengan
kehebatannya.
“Haruskah aku memihak Monsieur de Treville? Atau memihak Kardinal? Bisakah memihak keduanya? Kekuasaan Kardinal dapat mencapai Raja, ini jadi jalan pintas. Sedangkan jika berada di pihak Monsieur de Treville, artinya seumur hidupku pasti dibenci oleh Kardinal, tapi keputusanku… Ah, nggak, dari sisi kemanusiaan, nilai kardinal nol. Sedangkan Monsieur de Treville seratus! Dengan demikian aku sudah memutuskan.”(hlm. 70)
Sementara itu, Kardinal, pemimpin
agama paling berkuasa di Perancis yang membentuk satuan pengawal menggunakan
Raja Louis XIII sebagai boneka, memanfaatkan kekuasaannya dan berusaha mencari
celah demi berperang dengan Inggris. Kardinal menyusun siasat untuk menjatuhkan
Ratu.
Kepada Milady
Menyusuplah ke rumah Duke of Buckingham dan cari kalung bertahtakan 12
mata berlian di dalam kotak kayu. Curilah 2 di antara mata berlian tersebut,
kemudian kabari aku.
Kardinal dari Perancis.
(hlm. 132)
D' Artagnan berencana mengambil kalung berlian ke Inggris |
Meski Ratu dan Duke of Buckingham
yang berusaha mempertahankan perdamaian menjadi korban persekongkolan kardinal.
D’Artagnan bersama Three Musketeer berusaha menyelamatkan Ratu dari rencana
persekongkolan Kardinal dan mengembalikan perdamaian antara Perancis dan
Inggris.
***
The Musketeers adalah novel
menarik dan mengesankan yang dibuat berdasarkan tokoh-tokoh nyata di Perancis
dan Inggris pada abad ke-19 yang menyuguhkan drama persahabatan, kesetiaan dan
keadilan yang dialami D’ Artagnan bersama Three Musketeer. Novel ini dibuat edisi
komik klasik modern agar lebih mudah dipahami inti ceritanya. Ilustrasinya dibuat oleh orang Korea, sedangkan naskah aslinya diadaptasi dari karya Alexandre Dumas, Senior.
Awal baca buku ini saya kira akan
mengisahkan tentang Three Musketeers, ternyata tentang D’Artagnan yang ingin
menjadi The Musketeers. Keahlian pedangnya ia dapatkan sejak kecil karena dididik
langsung oleh ayahnya. Sebelum membaca komik ini, saya sudah membaca komik lain
yaitu The Count of Monte Cristo yang juga ditulis oleh Alexandre Dumas Senior.
Tidak jauh berbeda dengan kisah
sebelumnya, latar belakang kejadian yang diambil pada abad ke-19 membuat orang
Prancis dan Inggris saling serang. Mengingat kedua negara itu dalam kondisi
yang belum stabil. Dua negara yang sama-sama menginginkan ekspansi politik
untuk menguasai wilayah sekitarnya. Sehingga membuat isu tentang pengkhianat
dan pengawal yang setia sangat dibicarakan pada masa itu.
Jika menilik dari fakta bahwa
kisah ini dibuat berdasarkan kisah nyata, berarti menjadi prajurit dalam
barisan The Musketeer terlihat menampakkan status sosial prajurit tersebut.
Makin loyal seseorang, maka makin banyak uang yang akan dihasilkan, karena
kepercayaan dan informasi berharga bisa diperjualbelikan.
Sayangnya, penggambaran Three
Musketeer dalam komik ini membuat saya tidak suka dengan mereka, karena ego sentris yang digunakan seringkali
malah membuat mereka harus bertarung tanpa berpikir panjang apa akibatnya,
seperti saat pertama kali berduel dengan D’Artagnan. Padahal seharusnya seorang
prajurit sejati tidak akan mudah untuk mengayunkan pedang hanya karena marah. Dan
sangat kontradiksi saat melihat Three Musketeer masih mau tunduk dibawah
perintah Kardinal meskipun mereka tahu Kardinal merencanakan pengkhianatan. Overall, saya menikmati komik ini,
karena kisah klasiknya lebih mudah dipahami. 4 bintang untuk ceritanya.
wahh mbak ila banyak banget ikutan challenge tahun ini :D
BalasHapussukses yah mbak
Ikutan challenge biar blog bukunya tetep keisi, che. :D Makasih doanya.
Hapussaya buta bgt sama kisah ini... seru ya :)
BalasHapusHehe, aku juga, mba Nath :D
Hapus