18 Februari 2015

[Resensi Buku] Mr. Fox yang Fantastis - Roald Dahl


Judul : Mr. Fox yang Fantastis
Pengarang : Roald Dahl
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan kedua, Januari 2010
Tebal : 96 hlm.
ISBN : 978-979-686-501-7

Boggis, Bunce, dan Bean adalah tiga peternak yang sangat pelit dan jahat. Di ladang mereka tinggal Mr. Fox sekeluarga. Setiap malam dia mendatangi salah satu peternakan itu dan mengambil ayam, bebek, atau kalkun.

Boggis, Bunce, dan Bean sangat membencinya dan ingin menghabisinya, tapi Mr. Fox selalu berhasil menyelamatkan diri. Mereka akhirnya kehabisan akal dan memutuskan untuk berjaga di luar sarang Mr. Fox sampai Mr. Fox sekeluarga kelaparan dan terpaksa keluar.

Nah, bagaimana cara Mr. Fox mengakali mereka kali ini sehingga akhirnya dia sekeluarga dan teman-temannya malah bisa berpesta dengan makanan dan minuman yang melimpah ruah?

***

            Roald Dahl dikenal sebagai pengarang favorit anak-anak sedunia. Bukunya diterjemahkan ke dalam 35 bahasa. Ia memulai karir menulisnya karena cedera setelah perang. Membaca Mr. Fox yang fantastis ini seperti melihat cermin diri yang ingin dipantulkannya atas apa yang pernah terjadi. Ia cedera, begitu pun dengan Mr. Fox yang kehilangan ekornya karena ditembak oleh tiga peternak yang jahat. Lewat kisah ini, ia ingin bercerita bahwa dalam tubuh yang cacat terdapat perasaan terluka.
“Ekormu adalah ekor terindah di daerah ini.”“Sakit,” kata Mr. Fox.“Aku tahu, Sayang. Tapi tidak lama lagi akan sembuh kok.”“Dan segera akan tumbuh lagi, Dad,” celetuk salah satu Fox Kecil.“Ekorku tidak bakal tumbuh lagi,” kata Mr. Fox.“Seumur hidup aku takkan punya ekor.” Dia tampak muram. (hlm. 23)
Atau saat Badger, si luak bertanya tentang ekor Mr. Fox.
“Astaga, Foxy! Kenapa ekormu?”“Tolong, jangan bicara soal ekorku. Itu topik yang menyakitkan.” (hlm. 58)
Kecerdikan Mr. Fox sangat fantastis. Ia bisa mengendus aroma tubuh ketiga peternak itu, hanya dengan membandingkannya berdasarkan jenis makanan yang dimakan. Boggis memancarkan bau memuakkan kulit ayam yang sudah busuk. Bunce menyebarkan bau hati angsa, sedangkan Bean, aroma sari buah apel menyelubungi seperti gas beracun. (hlm. 19)

Mr. Fox juga memotivasi anak-anaknya. Ia tidak mau memberi terlalu banyak harapan.
“Dad, beritahu kami dong kemana tujuan kita,”, pinta salah satu anak Mr. Fox.“Aku tidak berani mengatakannya. Karena tempat yang kuharap bisa kita capai ini begitu luar biasa sehingga jika kuceritakan pada kalian sekarang, kalian pasti tidak akan kuat menahan kegembiraan. Lalu, kalau kita gagal sampai ke sana(dan kemungkinannya sangat besar), kalian akan mati karena kecewa. Aku tidak ingin membangkitkan harapan kalian terlalu tinggi, anak-anakku sayang.” (hlm. 46)
Meski ia takut memberi harapan yang membumbung tinggi, tapi ia mengatakan kalimat penuh semangat untuk terus berusaha. Saat ia menggali, ia terus berkata :
“Traktor! Dan sekop mekanis! Selamatkan nyawa kalian. Ayo gali! Gali, gali, gali!” (hlm. 31)
Mendengar kalimat ini, anak-anak Mr. Fox jadi bersemangat menggali karena percaya pada ayahnya. Mr. Fox juga pintar mengatur siasat saat akan mengadakan pesta dan mencari makanan. Ia lakukan semua rencana penggalian terowongan demi keluarga dan teman-temannya yang kelaparan selama berhari-hari. Seperti saat ia mengatakan pada Badger untuk memilih hanya makanan yang paling enak dan lezat di tiga peternakan. Ia pun kembali ke terowongannya yang nyaman dengan membereskan hal-hal kecil lainnya, demi rencana jangka panjang yang mengagumkan.

Saya salut dengan Roald Dahl yang memadukan kisah dongeng dengan kalimat motivasi yang penuh inspirasi. Saya suka ilustrasi yang ada di sepanjang cerita. Ilustrasinya membuat pembaca jadi tahu seperti apa suasana yang dialami Mr. Fox dan teman-temannya. Apalagi pas bagian terakhir, epic sekali melihat ketiga peternak itu masih berusaha memburu Mr. Fox. :D Overall, 5 bintang untuk kisah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Big Ad