Judul Buku : Hari yang Luar Biasa (Fabel Mengenal Emosi Anak)
Pengarang : Stella Ernes
Penerbit : BIP (Imprint Gramedia)
Terbit : Cetakan Pertama, 2021
Tebal : 112 halaman
ISBN : 978-623-04-0479-5
Genre : Children Book/Pictorial Book (usia 3 tahun)
Rating : 5 bintang
Harga buku : Rp. 75.000
Baca ebook di Gramedia Digital
Sinopsis Buku Hari yang Luar Biasa by Stella Ernes :
Di sebuah hutan yang damai, Mimi menyambut paginya dengan gembira. Namun, saat berkeliling ke rumah teman-temannya, ternyata ada yang tampak SEDIH. Mimi ingin membantunya agar jadi kembali CERIA. Kira-kira apa, ya, yang dilakukan Mimi untuk temannya?
Yuk, simak kisah lengkapnya!
Cerita-cerita dalam buku Hari yang Luar Biasa-Fabel Mengenal Emosi Anak ini, tak hanya menyajikan cerita kepada anak, tapi juga mengajak mereka mengenal beragam emosi dalam bentuk cerita fabel yang seru.
Resensi Buku Hari yang Luar Biasa by Stella Ernes :
Baca buku dongeng Hari yang Luar Biasa ini singkat banget, tapi beneran baguuss, bisa jadi mood booster di masa PPKM ini. Hehe. Buku dongeng ini bisa dibaca oleh anak usia 3 tahun. Jenis bukunya adalah pictorial book (picbook), jadi lebih banyak gambar daripada tulisan. Dalam 1 halaman paling cuma 1 kalimat singkat aja. Namanya juga buat anak-anak ya.
Yang bikin menarik, ilustrasi buku dongeng "Hari yang Luar Biasa" ini dibikin sama mbak Stella Ernes sendiri. Cakep banget deh. Karakternya ceria dan bikin hari-hari jadi makin seru. :D
Buku dongeng fabel Hari yang Luar Biasa ini berisi 5 fabel tentang pengenalan emosi anak. Dengan mengenali emosi, harapannya anak makin bisa berempati dengan teman dan lingkungan tempat mereka bersosialisasi. Baik di sekolah, rumah, maupun tempat lainnya.
Aku inget mbak Iva, psikolog anak yang pernah ngisi acara di BloggerCrony. Mba Iva bilang ketika orang dewasa kesulitan mengenali emosi mereka sendiri, itu disebabkan karena ada miss di dalam tahapan pengasuhan anak pas kecil. Hal ini bisa membuat anak-anak kurang terasah empatinya.
Nah, di masa pandemi ini yang bikin anak jarang ketemu anak lain, hampir nggak ada interaksi sosial dengan anak sebayanya. Hal ini bakal bikin anak susah belajar tentang emosi dan empathy. Padahal hal ini penting dalam perkembangan anak di usia dini. Jadi, harapannya dengan belajar mengenali beragam emosi, anak jadi tahu, "Oh ini yang namanya sedih, oh ini marah". Dengan begitu dia bisa belajar mengendalikan emosinya di tempat umum maupun di dalam rumah.
Gembira, marah, kesal, sedih, iri hati, dan segala emosi sebenarnya adalah bentuk reaksi juga atas sikap orang lain terhadap kita, pun sebaliknya. Bisa jadi anak nggak mengenali alasan kenapa dia bisa marah, kenapa dia bisa tiba-tiba sedih.
Di kisah Popo, si Landak yang baik hati, ia sedih karena teman-temannya terluka karena duri di tubuhnya. Balon-balon pecah, sedangkan baju temannya tersangkut durinya dan robek. Hal ini membuat Popo sedih dan mengurung diri di rumah.
Namun, saat di rumah, ia menemukan ide untuk melapisi duri di tubuhnya dengan marshmallow.
"Ternyata seperti ini, ya, rasanya tertusuk. Sakit sekali." Kata Popo sambil mengumpulkan tusuk lidi yang tajam.
"Nah, kalau dilapisi marshmallow seperti ini durinya tidak akan melukaiku." pikir Popo sambil menyentuh Marhsmallow.
Dengan belajar memberi nama emosi tersebut, hal ini akan membuat anak sadar terhadap perubahan emosi. Jadi ga denial terhadap perasaan sendiri. Dengan kenal beragam jenis emosi, anak juga makin paham, oh teman lagi sedih, dia bisa nanya "kamu lagi sedih ya?". Jadi dia bisa menghibur atau puk-pukin temennya.
Keliatan sepele ya? Tapi ini bisa meruntuhkan beragam emosi lain yang lebih ekstrim. Kalau dia nggak tahu lagi dirinya sedang marah, bisa jadi lebih egois dengan sikapnya. Bisa ga mau rukun dan baikan dengan temannya. Pas anak udah gede, nanti dampaknya akan merempet ke banyak hal. Itu sebabnya, mengenalkan beragam jenis emosi lewat buku dongeng/fabel adalah salah satu cara untuk belajar mengenalkan emosi diri sendiri pada anak.
Nggak ada orang yang sedih terus, nggak ada yang marah terus, nggak ada juga yang bahagia terus. Segala macam emosi sama-sama berperan dalam hidup kita.
Jadi kenali emosinya, dan belajar untuk mengontrol dampaknya dalam kehidupan itu penting, dimulai dari anak-anak pas masih kecil.
Jadi kalau anak trantum, ngambek, jangan diemin aja. Ajak dia mengenali emosi itu dengan nanya, "Kamu lagi marah ya?" Nanti dia bakal belajar untuk menjelaskan emosinya sendiri pada ortu atau teman. "Iya, aku lagi marah karena..."
See? Mudah kan?
Oh iya, di tiap akhir cerita fabel, ada kuis yang bisa mengajak anak mengenali perubahan emosi. Mulai dari gestur wajah, sampai kuis-kuis seru lainnya.
Nah, ini contoh kalimat dalam buku ;
"Semua temannya pernah marah. Namun, cepat atau lambat semua akan membaik. Bobo jadi lega. Ternyata bukan hanya dirinya yang pernah merasa marah."
Saat Bobo, si tupai marah, ia bertanya pada temannya, apa saja yang membuat mereka marah. Nah, Bobo pun mendapatkan jawaban yang beragam dari pertanyaan itu.
Teman-temannya menjawab begini,
"Ketika kueku jatuh ke lumpur, aku kesal dan marah."
"Aku marah saat pensil kesayanganku patah."
"Topiku hilang diterbangkan angin. Aku marah sekali waktu itu." (hlm. 77)
Fabelnya seru karena kalimatnya bener-bener imajinatif khas dongeng anak-anak.
"Sekarang Bobo tidak marah lagi. Biar saja daun-daun gugur, nanti jadi mereka akan tumbuh dan menjadi indah lagi."
Ini setelah Bobo marah karena daun-daun berguguran.
Ya kalau dipikir-pikir sama orang dewasa, "Masa liat daun gugur aja bisa marah?" Tapi buat anak, perubahan sesuatu hal bisa bikin mood mereka berubah. Jadi kenali emosinya, belajar menamai emosi dan mulailah mengontrol dampaknya agar aman.
Overall, 5 bintang untuk buku dongeng fabel "Hari yang Luar Biasa" karya Stella Ernes ini.
Waah..bagus ya buku ini..sepertinya krucil kami akan suka juga nih bila punya buku ini.. Thx infobya, Ila..
BalasHapus