Pria yang aku kencani tidak pernah memutuskan hubungan, tapi juga tidak sepenuhnya punya komitmen. Mereka selalu memiliki satu kaki di dalam dan satu kaki di luar.
Kisah cinta sejati akan selalu ada bagi mereka yang memperjuangkannya. Namun, apakah benar cinta harus selalu diupayakan dengan cara yang sulit dipahami oleh hatimu?
Bagaimana kisah cinta berakhir? Bagaimana kisah cinta bermula?
Buku Conversations on Love karya Natasha Lunn membawa cerita-cerita seru dan mendebarkan tentang cinta yang membuatku merasa tidak sendirian menghadapi lika-liku kisah cintaku.
Buku ini bukan hanya membahas cinta antar pasangan. Tapi juga membuatku mengenali tentang relasi dengan keluarga dan persahabatan dengan lebih mendalam.
Bagi sebagian orang, jatuh cinta artinya menempatkan prioritas orang yang ia cintai di atas kepentingannya sendiri. Saling memberi cinta, kasih sayang dan harapan untuk selalu bersama seumur hidup.
Tapi hingga saat ini banyak orang yang masih bertanya-tanya "adakah seseorang yang akan memperjuangkanku sebagaimana aku juga memperjuangkannya?"
Buku nonfiksi ini membawaku menjelajahi pertanyaan demi pertanyaan tentang cinta yang diutarakan oleh Natasha Lunn. Setelah berkali-kali mengalami kesulitan dalam relationship dengan pasangannya, Natasha Lunn mencoba memahami bagaimana cinta bekerja dan berkembang sepanjang hidup.
Natasha mengutarakan pertanyaan pada seorang psikiaternya tentang mengapa orang-orang kehilangan diri mereka dalam sebuah hubungan.
Jawabannya membuatku tertegun lama karena mengingatkanku dengan kisah temanku yang berada dalam toxic relationship.
Ketika kepribadian palsu muncul, semua bisa kabur.
Banyak orang yang kehilangan dirinya sendiri saat jatuh cinta. Ia menjadi sosok orang lain demi memenuhi ekspektasi sosok yang ideal bagi pasangannya. Padahal pasangannya jatuh cinta karena apa yang ada dalam dirinya.
Hal ini membuatku bertanya-tanya mengapa hubungan cinta banyak yang tidak berjalan sesuai rencana?
Buku Conversations on Love ditulis dengan menjabarkan setiap kisah yang dialami penulis. Baik dirinya sendiri maupun yang dialami orang sekitarnya.
Buku ini melukiskan bagaimana kisah cinta memiliki lika-liku yang sangat rumit. Untuk memahaminya, kita perlu memahami hati manusia yang sangat unik dan kompleks.
Setiap masalah diutarakan dengan lugas, bahkan melibatkan pakar seperti psikiater maupun psikolog.
Penulis juga mengutip berbagai kutipan dari buku bertema cinta yang relevan dengan bahasan yang sedang dikupas. Sehingga kutipan buku tersebut mampu menjembatani penulis untuk menuliskan pendapatnya lebih dalam tentang suatu masalah.
Buku nonfiksi ini sangat worth it untuk dibaca, bahkan bagi orang yang sudah menemukan belahan jiwa (soulmate) sekalipun.
Kamu akan mendapatkan insight baru tentang cinta yang akan membawamu memahami bahwa cinta dan kasih sayang lebih indah dari yang kita bayangkan selama ini.
Buku Conversations on Love ini sangat cocok untuk pembaca yang ingin menemukan insight tentang bagaimana caranya agar kamu bisa berjalan seiring dengan pasangan, dan memahaminya lebih dari yang selama ini kami pahami.
Yang menarik dari buku Conversations on Love ini adalah bagaimana cara penulis menjabarkan tentang definisi cinta di usia dewasa ketika ekspektasi seseorang tentang hubungan cinta terasa lebih realistis.
Sayangnya, bagi perempuan, mereka lebih sering jatuh cinta di alam fantasi. Sehingga terjebak dalam rasa sedih dan kecewa yang mendalam, jika perasaan cinta itu tak sesuai harapan.
Di dalam pikirannya sendiri, perempuan menjadikan cinta sebagai bentuk hubungan yang sangat serius. Komitmen dibutuhkan oleh dua orang yang saling jatuh cinta.
Tanpa komitmen, seseorang akan dianggap berada di persimpangan. Tak berani mengambil risiko atas perasaannya sendiri. Itu sebabnya laki-laki yang tak bisa menunjukkan komitmen akan membuat perempuan mencecarnya dengan pertanyaan itu terus menerus.
Cinta di usia dewasa jadi lebih realistis, namun tetap berbunga-bunga dan memiliki ekspektasi yang lebih. Misalnya saja keinginan untuk dimanjakan pasangan, makan romantis, pergi dating bersama kekasih, movie date, dll.
Ketika ekspektasi perempuan dalam sebuah hubungan tidak terpenuhi, hubungan itu pun perlahan menjadi hambar. Padahal yang sebenarnya diperlukan adalah kemampuan untuk saling mendengar, memahami dan saling mengerti keinginan satu sama lain.
Buku nonfiksi ini ditulis dengan metode story telling sehingga pembaca akan lebih mudah memahami setiap kasus per kasus dalam babnya. Untuk setiap masalah cinta, sebenarnya yang dibutuhkan adalah dua orang yang saling memperjuangkan satu sama lain.
Jika kamu adalah salah satu orang yang ingin memperbaiki hubungan cintamu, buku Conversations on Love ini akan membawamu menjelajahi kehidupan cinta dengan menempatkan porsi logika dan perasaan dengan lebih seimbang. Saatnya untuk membawa relationshipmu menjadi lebih sehat dan harmonis bersama pasanganmu.
Banyak kutipan-kutipan buku yang akan membuatmu melihat dunia relationship dan percintaan dengan lebih menyenangkan dan menghangatkan hati.
Overall, rating buku : 5 🌟
Biodata Buku :
Judul Buku : Conversations on Love
Penulis : Natasha Lunn
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2024
Tebal : 372 Halaman
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^