Judul :
Cewek-cewek Tulalit : Traveling Gokil
Pengarang :
Iwok Abqary
Penerbit :
Nourabooks
Terbit : September
2012
Tebal : 256
halaman
ISBN :
978-602-9498-27-1
Rating :
3,5/5
Deedee dan Meme, duo cewek tulalit
yang tinggal di Pondok Barokah dapet hadiah yang bikin geger satu pondok.
Mereka dapet hadiah jalan-jalan ke Malaysia dibayarin sama Cengirdent karena
Meme memang undiaaan!. Yihaaa! Sebagai
pecinta gratisan, ternyata ga sia-sia pengorbanan Meme selama ini. Apalagi dia
emang hobi mengoleksi setiap barang yang bonus hadiah, kayak ini misalnya :
beli 10 sabun buah dapet 1 gelas cantik, beli deodoran dapet jepit jemuran atau
beli bedak bayi dapet minyak telon. Meski ga butuh, tapi kalo sudah berbau gratisan,
Meme pengen beli semua barang itu meski akhirnya tetep aja ga kepake. Huhu
Sayangnya waktu Deedee dan Meme naik
pesawat dengan maskapai Burung Hantu Airways,
ada kejadian yang nyebelin. Deedee dan Meme harus nahan mabok udara karena
penerbangan ini penerbangan percobaan. Si Burung Hantu terbangnya
ajrut-ajrutan. Alamak, maskapainya aja baru beroperasi seminggu! Di pesawat,
Deedee dan Meme yang norak karena baru kali ini naik pesawat ke luar negeri,
malah diminta sama pramugari buat minum obat anti mabuk. Maksudnya, biar di
penerbangan bisa tidur pules. Hasilnya, pas udah nyampe di Malaysia, Deedee dan
Meme masih ngrasain ngantuk.
Mas Wawan yang jadi tour guide mereka selama di Malaysia,
ngangkutin semua barang Deedee dan Meme, termasuk tas berisi hp mereka berdua.
Eh, kejadian menyebalkan muncul lagi. Mas Wawan ilang! Deedee dan Meme pun ngejar
seseorang yang postur tubuhnya mirip Mas Wawan. Ga taunya mereka salah orang.
Lalu, di mana Mas Wawan yang aslinya dong? Gimana juga nasib rencana traveling Deedee dan Meme?
Pas nyadar kalo Mas Wawan versi KW
itu ternyata bukan yang mereka cari, dua gadis itu lemes. Gimana caranya nemuin
Mas Wawan? Hp ga ada, nomor telp ga punya. Alamat hotel apalagi, semua dipegang
sama Mas Wawan. Lagian, ini di Malaysia, bukannya Bandung, yang kalo nyasar
bisa nelpon biar dijemput. Nah, cowok yang dikuntit mereka itu ternyata bernama
Roslan. Sound familiar with this name?
Yups, mirip-miriplah namanya sama Kak Rosnya Upin Ipin. Eh, ganteng dan baik
pula, bikin mereka naksir.
Roslan nawarin Deedee dan Meme buat
ke rumahnya sambil nanti cari info tentang Mas Wawan. Di rumah Roslan yang
ternyata penginapan buat pelancong itu, mereka kenalan dengan Makcik Ramlah yang baik hati,
ibu Roslan. Sayangnya, ada yang disembunyikan Roslan dari emaknya dan malah
minta Deedee dan Meme buat bantu dia menyelesaikan urusan Roslan. Urusan apa
itu? Baca aja buku ini. ;)
***
Novel komedi bertema traveling ini ditulis oleh Iwok Abqary.
Novel yang merupakan sekuel dari novel sebelumnya yaitu novel Cewek-cewek
Tulalit ini, meski terbilang tebal namun cukup membuat pembaca terhibur dengan
guyonan khas ala Deedee dan Meme yang sama-sama tulalit. Ide ceritanya membidik
fenomena yang terjadi di masyarakat. Ya, masyarakat kita memang sering banget
dapet tawaran undian berhadiah yang diadain oleh perusahaan. Mulai dari perusahaan
abal-abal sampai yang perusahaan beneran. Juga masyarakat kita yang suka traveling setelah demam traveling booming karena efek adanya tiket murah yang dipromosikan beberapa
maskapai.
Berbekal fenomena itu, penulis
memberi angin segar bagi perjalanan duo tulalit, biar ga terasa monoton, mereka
berdua diceritakan jalan-jalan ke Malaysia. Meski endingnya tetep aja, saya belum merasakan banget aroma Malaysia ya?
Hanya ada deskripsi bandara Malaysia di bagian LCCT(Low Cost Carrier Terminal) tempat Deedee dan Meme kesasar,
gambaran minuman khas Malaysia yang ternyata ga jauh beda sama Indonesia,
seperti teh O(teh manis), air batu campur(es campur) dan gambaran seragam polisi
Malaysia di sana.
Beberapa kali penulis penyebut nama
tempat yang didatangi oleh Deedee dan Meme seperti Menara Petronas, Beryl’s
Chocolate Kingdom, Bukit Bintang dan Petaling Street. Sayangnya saya baru
ngerasa gregetnya setelah adegan kedua gadis itu diajakin Roslan makan di café di
Bukit Bintang. Apa karena di tempat lainnya kurang dieksplore ya? Saya juga
merasa karakter Roslan dan Makcik Ramlah tidak cukup bisa mengimbangi
kekonyolan duo tulalit itu. Mungkin karena yang saya rasakan gambaran Roslan
yang sensitif dan serius, jadi susah diajak becanda. Beda dengan geng Pondok
Barokah yang sama-sama gokil dengan gaya masing-masing, yang bisa mengimbangi
kekonyolan Deedee dan Meme.
Novel komedi ini dikemas dengan unik
yaitu menambahkan notes di bagian
bawah halaman, jika ada guyonan atau istilah yang butuh penjelasan. Juga ada halaman
khusus ilustrasi berisi sketsa adegan sehingga pembaca bisa membayangkan wajah
Deedee dan Meme. Menurut saya, ilustrasinya sudah ekspresif sesuai dengan isi
cerita, sehingga bisa melengkapi gambaran adegan yang dinarasikan di novel. Ada
juga dialog dalam bahasa Melayu antara Makcik dan Roslan yang membuat pembaca merasa
ada di Malaysia. Dan pembaca akan disuguhi hikmah yang akan didapat setelah
berkenalan dengan Makcik. Overall,
3,5 bintang untuk novel ini. Ditunggu karya berikutnya, Kang Iwok. ;)
gokil kayaknya ya. mbak dapet buku utk diresensi gratis trus ya? apa beli? byk bgt dong bukunya ya
BalasHapusIya, dikasih sama penulisnya, kak. Hehe. Alhamdulillah :D
Hapushahahaa... sepertinya seru nih, dan.. aku belom punyaaaa!
BalasHapusAku punya bukunya, seru ceritanya
BalasHapusRepot tapi dirangkum buat tugas
Ä°ntinya gak jelas