Judul Buku : Lumbung Padi Negeri Candi
Penulis : Evi Z. Indriani
Terbit : Oktober 2013
Penerbit : Tiga Ananda (Imprint Tiga Serangkai)
Tebal : 64 halaman
ISBN : 978-602-257-370-8
Harga : Rp. 22.000
Resensi Buku
:
Suatu hari, Edinta
harus kembali ke Negeri Candi, kali ini untuk membantu Omer dan Japang mempertahankan
lumbung padi negeri itu. Edinta terbang bersama kuda lumping bernama Japang, si
jaran kepang yang ia temukan di gudang rumahnya dengan memakai Omer si Kasuomer
di atas kepalanya.
Edinta melihat sarang burung Namdur |
Sampai di Negeri
Candi, Edinta berkenalan dengan seekor burung bernama Namdur, burung yang dikenal dengan
julukan si Arsitek Termashyur.
“Aku burung namdur, ahli arsitektur!
Beritakan isi menaraku pada namdur tercantik yang kurindu, juga seluruh namdur
di segenap penjuru!” (hlm. 21)
Namdur memang burung
yang jago menghias rumahnya menjadi indah. Ini dilakukan agar bisa mendapat
pasangan. Rumah namdur dihiasi buku-buku kesayangannya.
Tikrak menari dengan Edinta |
Saat sampai di
rumah panggung tempat Japang tinggal, datang Tikrak yang mengajak Edinta
bermain dan melihat bukit aksara dari atas dengan balon udara. Tikrak adalah
seorang gadis kecil yang cantik dan suka berjingkrak-jingkrak, tapi Japang
bilang Tikrak tidak bisa dipercaya ucapannya dan Edinta harus hati-hati.
Tikrak mengatakan
bahwa padi yang disimpan di lumbung padi selama ratusan tahun mengandung racun.
Tikrak minta penduduk menyerahkan padi itu diberikan padanya agar bisa
digunakan di negerinya. Sebagai penjaga lumbung padi negeri Candi, Japang tahu
Tikrak menyebarkan mitos yang tak benar tentang lumbung padi nenek moyang
mereka. Padi-padi akan tetap aman selama disimpan menggunakan cara leluhur
mereka. Jadi mereka mencari cara agar Tikrak segera pulang ke negerinya.
Bagaimana cara
mereka menggagalkan misi Tikrak mengambil padi-padi negeri Candi? Yuk, baca
kisah Edinta dalam buku kedua ini. ;)
Lumbung padi negeri candi |
***
Melalui buku ini, penulis
mengenalkan anak-anak pada dunia fantasi yang mengasyikkan. Mulai dari berkenalan
dengan burung namdur yang habitatnya ada di Papua, lalu mengajak anak untuk
makin cinta dengan buku seperti yang dilakukan burung namdur, si Arsitek
Termasyhur.
Anak-anak juga bisa mengenal
kesenian kuda lumping dari karakter tokoh Japang si Jaran Kepang dan Omer si
Kasuomer. Dan mengenal apa itu celurut, celurut berbeda dengan tikus. Justru
tikus takut dengan bau yang dimunculkan celurut. Inilah yang membuat buku ini
menarik untuk dibaca anak-anak. Pengenalan hewan dan alam makin membuat
petualangan bersama Edinta jadi mengasyikkan.
Unsur lokalitas seperti padi dan lumbung padi mengingatkan kita akan sebuah kejayaan Indonesia tempo dulu yang pernah menjadi lumbung padi Asia Tenggara. Bagi anak-anak, ini membuat mereka mengerti bahwa negerinya kaya akan potensi alam. Novel ini ditambah ilustrasi yang apik menambah visualisasi adegan yang telah dituliskan penulis. Nah, siap berpetualang bersama Edinta?. ;)
wah kerenn ...pengen baca nih jadinya. kira2 anak umur 5-6 tahun udah mudeng belum say? pengen beliin buat Nadia nih ;)
BalasHapusmudeng kalo diceritain ama emaknya, mba :D ini buat anak umur 10-12 tahunan.
HapusMenarik ya Ila. Sekarang banyak buku cerita anak yang mengenalkan kekayaan Indonesia. Jaman saya kecil yang banyak itu buku cerita terjemahan dari luar :)
BalasHapusIya, bun. Kalo dulu suka sama tulisan Enid Blyton hehe :D
HapusCocok buat adek saya :))
BalasHapusHihi, iya. Ayo berburu bukunya, kak ;)
Hapuswah bukunya bagus yah.. mengenalkan anak2 betapa kayanya Indonesia.. ^_^
BalasHapusIya, mba Thia. Cocok buat Vania nih, mba. ;)
Hapus