Judul Buku : 100 yang terlaknat
Penulis : Salman Nashif Ad-Dahduh
Penerjemah : Amir Ghozali
Terbit : 2008
Penerbit : Wacana Ilmiah Press (WIP)
Tebal : xii + 244 halaman
ISBN : 978-979-1135-29-0
“Dulu aku biasa bertanya kepada
Rasulullah tentang keburukan, karena khawatir jangan-jangan keburukan itu
menimpaku.” (Hudzaifah Ibnul Yaman)
Keburukan sama halnya dengan kebaikan memiliki timbangan yang sama
detailnya di hadapan pengadilan Allah. Begitu pula ketika seseorang melakukan
keburukan, seorang muslim akan diganjar dengan dosa, baik dosa kecil maupun
dosa besar yang tidak bisa diampuni. Setiap muslim layaknya pengumpul
pundi-pundi pahala tentu ingin membuat pundi miliknya menjadi penuh dengan limpahan
kebaikan. Sehingga seorang muslim perlu untuk belajar memahami apa saja dosa
yang dilaknat oleh Allah SWT.
Jika Allah sudah melaknat, maka apalah yang akan manusia peroleh di
kehidupan dunia dan akhirat nanti? Bahkan seujung rezeki pun diatur olehNya,
maka mendekat pada Allah dan menjauhi laranganNya sehingga tidak masuk golongan
orang yang terlaknat adalah sebuah kebaikan yang menghasilkan kebaikan
berikutnya.
Lalu, apa saja yang akan dibahas dalam buku berjudul 100 yang terlaknat
ini?
Dalam buku ini akan dibahas 100 orang yang masuk golongan terlaknat.
Dengan keburukan yang dihasilkannya, ia akan masuk neraka, dan tidak terampuni.
Rahmat Allah hilang dalam dirinya. Pun dengan kehidupannya akan sempit dari
segala hal yang baik dan penuh berkah. Di buku ini ada 16 bab yang ditulis oleh
penulisnya. Tujuannya agar kita lebih waspada dengan keburukan yang barangkali
bisa menimpa kita tanpa kita sadari bahwa itu melanggar aturan Allah.
Beragam golongan dan tindakan yang dilaknat oleh Allah dan RasulNya
diambil dari hadits dan Al Quran. Misalnya saja : Orang yang duduk di tengah halaqah, orang yang melaksanakan riba dan
suap.
“Allah melaknat orang yang duduk di
tengah halaqah.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, dan Hakim)
Rasulullah senantiasa mengarahkan para sahabat yang mendengarkannya untuk
duduk berbaris membentuk lingkaran. Allah menjauhkan rahmatNya dari orang yang
enggan duduk dalam barisan(shof) yang rapat tersebut, namun justru duduk
seorang diri di tengah-tengah majelis dengan congkaknya. Maksudnya, bahwa orang
yang duduk di tengah halaqah karena tindakannya membelakangi sebagian lain yang
duduk dalam lingkaran, sehingga pantas bila ia dilaknat. (halaman 31)
Ada pula bahasan seputar perkawinan yang dibahas dengan rinci. Misalnya :
muhallil dan muhallal lahu. (halaman 181-183)
“Allah melaknat muhallil daan
muhallal lahu.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan lainnya dari Ali, dari Nabi
Muhammad Saw)
Muhallil adalah orang yang menikahi perempuan yang telak
ditalak sebanyak tiga kali oleh lelaki lain, dengan tujuan agar setelah
menggaulinya, ia akan menjatuhkan talak pada wanita itu, untuk menghalalkan
lelaki pertama menikahinya kembali. (halaman 181)
Sedangkan muhallal lahu adalah lelaki yang mentalak tiga terhadap
istrinya. Agar istri yang telah ditalak tiga itu halal untuk dinikahi kembali,
maka sang istri harus menikah dengan lelaki lain. (halaman 183)
Hal ini karena syariat melarang dengan memberikan sebuah pemisalan bagi
muhallil. Muhallil diumpamakan sebagai kambing jantan yang dipinjamkan. Karena
ia meminjamkan dirinya sendiri untuk menggauli wanita yang telah ditalak tiga
kali, demi tercapainya tujuan orang lain(yaitu si lelaki pertama yang mentalak
tiga).
Lalu, hewan bernama kalajengking, yang ternyata juga dilaknat oleh Allah,
sehingga harus dimusnahkan, baik berada di tanah halal maupun tanah haram. (halaman
75)
“Allah melaknat kalajengking. Ia
tidak mau membiarkan orang yang tengah sholat, dan juga orang yang tidak sedang
sholat. Bunuhlah ia, baik di tanah halal maupun di tanah haram.” (HR. Ibnu
Majah)
Di buku ini pula ada pembahasan tentang terlaknatnya orang yang memberi
tanda wajah pada hewan maupun manusia.
“Allah melaknat orang yang mencetak
tanda dengan besi panas di wajah.”(HR. Ath Thabrani)
Ini karena menyalahi hukum yaitu mengubah penciptaan Allah, juga tidak
manusiawi. Sehingga dilarang untuk melakukannya. (halaman 26) Padahal zaman
dulu, akibat peperangan sering membuat rakyat menderita, termasuk aturan
tentang membuat tanda wajah yang
berbentuk cap dari besi yang panas bagi para tawanan perang dan budak.
Menyakitkan kan? Itulah sebabnya Islam yang merupakan agama yang memberi
kedamaian membuat larangan tersebut.
Ada banyak lagi golongan lainnya
yang dilaknat oleh Allah. Ditulis dengan bahasa yang lugas dan sederhana,
dilengkapi dalil dan penjelasan yang singkat membuat buku ini layak untuk menjadi
salah satu bacaanmu. Yuk, kaji isi bukunya sehingga kita bisa tahu siapa saja
mereka. :)
Saya kalau lihat kalajengking juga langsung ta bunuh, hehehe.. serem soalnya kalau kena sengatannya :)
BalasHapushehe, iya, kak. biar ga kena bisanya ya
Hapus