Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] Jabang Tetuko - Tasaro GK

Judul : Jabang Tetuko
Pengarang : Tasaro GK
Ilustrator : Johan Manandin
Penerbit : Grafindo Litera Media
Terbit : Juni 2011
Tebal : 64 hlm.
ISBN : 978-602-84-5849-X
Harga : Rp. 45.000


Bima resah. Bayi yang lahir dari rahim Arimbi, istrinya, memiliki keanehan. Tali pusarnya tidak bisa putus oleh senjata apa pun. Pandawa berduka jadinya. Krisna menyuruh Arjuna semedi di gunung untuk minta petunjuk dewa.

Dunia kahyangan tengah terancam malapetaka. Kaki gunung jamur dipa telah dikepung oleh para raksasa pimpinan Kala Pancona. Ia menginginkan para dewa untuk menyerahkan Dewi Supraba dalam waktu satu pekan. Di istana para dewa, Batara Guru memanggil sang pujangga kahyangan Batara Narada untuk melihat Kaca Trenggana apa yang akan terjadi di masa depan. Diramalkan akan terjadi kekacauan di kahyangan.
“Kala Pracona akan mengerahkan ribuan raksasa untuk menyerang kahyangan. Para dewa tak akan sanggup menghadapi kesaktian raja raksasa itu. Kesaktian Kala Pracona mampu mengalahkan para dewa andalan kahyangan sekaligus. Petir Barata Indra hanyalah cubitan kecil bagi tubuh Kala Pracona. Kobaran api Barata Brahma hanyalah belaian lembut bagi Kala Pracona. Angin besar Batara Bayu pun tak akan memengaruhinya sama sekali.” (hlm. 9)
Barata Dewa memberi jawaban doa Arjuna. Tali pusar si jabang tetuko bisa diputus dengan senjata Kunta Wijayadanu. Setelahnya, bayi itu akan dibawa ke kahyangan untuk dipersiapkan menjadi Ksatria yang akan melawan para raksasa. Batara Narada diutus untuk mengirim senjata itu pada Arjuna. Sayangnya, ternyata Batara Surya melakukan hal licik. Ia membelokkan arah matahari sehingga Batara Narada salah tempat. Batara Narada mengira Karna, anak Batara Surya, adalah Arjuna, sehingga senjata itu diberikan pada orang yang salah.

Karna bertemu dengan Batara Narada
Tak disangka-sangka kelahiran si Jabang Tetuko yang penuh misteri menyimpan masa depan yang menakjubkan. Semua rasa penasaran Bima akan terjawab dalam sebuah pertempuran menyelamatkan kahyangan dari serangan para raksasa. Si Jabang Tetuko akan menemukan takdirnya di kawah candradimuka kahyangan.
“Dulu, engkau bernama Tetuko. Kini engkau adalah Ksatria berotot kawat, bertulang besi, namamu Gatotkaca. Ku anugerahkan caping Basunanda, melindungimu dari badai, hujan, hawa panas, atau dingin. Memberimu kesaktian dewa terbang.” (hlm. 47)
Jabang Tetuko di kawah Candradimuka
            Bagaimana akhir perang dengan para raksasa? Baca saja komik ini. :D

***

       Membaca komik lokal Indonesia yang mengisahkan cerita pewayangan seperti membuka cakrawala saya. Saya jarang berminat dengan kisah pewayangan baik Ramayana, Mahabarata maupun yang lainnya. Tempo hari saya membaca Garudayana, lumayan bikin saya jadi penasaran sama si Gatotkaca. Ternyata di komik ini kisah utamanya tentang Gatotkaca ini.

Jabang Tetuko ternyata adalah istilah untuk bayi bernama Tetuko. Baru saya tahu juga bahwa Karna dan Arjuna begitu mirip dalam hal ketampanan hingga dewa saja salah mengira. Saya pikir tidak begitu mirip karena saat menonton Mahabarata di tv, Karna tidak begitu saya perhatikan. :P Maklumlah, dia kan jahat. xD

            Di sini juga saya baru tahu bahwa senjata para dewa, bahkan selongsong alias warangkanya saja bisa dipakai untuk memotong tali pusar. Berarti baik warangka maupun senjatanya sama hebatnya. Btw, hanya di kisah pewayangan, seorang bayi bisa langsung membesar. Hehe. Padahal kalau di kisah nyata tidak akan mungkin ada. Di sini juga dijelaskan tentang kawah candradimuka. Istilah ini masih dipakai sampai sekarang untuk menggambarkan kerja keras dalam militer. Kalau di pewayangan di kisah Gatotkaca, di sinilah ia digembleng untuk menjadi kesatria karena semua barata turun tangan mengeluarkan semua pusaka andalan.

        Saya makin penasaran dengan silsilah keluarga Gatotkaca yang tidak banyak diceritakan. Padahal di Garudayana ada kisah bahwa Gatotkaca memiliki dua kakak yang sama-sama bertubuh kuat seperti para raksasa. Hanya saja di Jabang Tetuko ini dicukupkan sampai pertempuran antara raksasa dan Gatotkaca. Buku ini dibuat berdasarkan multimedia show kerjasama Grafindo dengan Destiny Film dengan Mirwan Suwarso sebagai director.

Overall, buku ini cocok untuk mengenalkan kisah pewayangan pada anak-anak dengan cara yang mudah dipahami. 4 bintang untuk komik yang filmis ini.;)


 Postingan ini diikutsertakan dalam Comic Reading Challenge

Komentar

  1. maaf buku jabang tetukonya masih ada?boleh minta kontaknya,trms

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah ga ada, kak. coba tanya langsung ke penulisnya aja. di https://www.facebook.com/tasaro.gkdua?fref=nf

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com