Judul Buku : Seberapa Berani Anda Membela Islam?
Penulis : Na’im
Yusuf
Penerbit :
Maghfirah
Terbit : Mei 2016
Tebal : 288 hlm.
ISBN : 978-979-25-2643-1
“Di antara orang-orang
mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada
Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang
menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah janji mereka.” (Q.S. Al
Ahzab ayat 23)
Ar-rajulah (kelaki-lakian atau berani) diambil dari akar
kata ar-rajul, yang bermakna laki-laki. Ar-rajul diidentikkan dengan sifat
kelaki-lakian yang tercermin dalam 45 ayat al Qur’an. Sedangkan Allah
menggambarkan para nabi dan rasul dengan kata rijal untuk membawa risalah
dakwah, dengan segala tantangan dan kesulitan di jalannya. Tak mudah bagi
Rasulullah untuk menyampaikan Al Quran di tengah arus zaman saat itu, bahkan
Rasulullah hingga menghabiskan 22 tahun lebih untuk berdakwah. Didera cacian
dan makian Rasulullah membangun sebuah peradaban yang dimulai dari kota kecil,
Madinah yang lebih mudah menerima ajaran Islam dibandingkan Mekkah.
Ada banyak sahabat yang hidup di zaman Rasulullah, mereka berjuang bersama hingga bisa mencecap manis dan indahnya ukhuwah Islam dalam naungan ajaran
Rasulullah. Rasulullah membangun peradaban tidak hanya dalam satu malam, tapi
dibangun selama bertahun-tahun hingga akhirnya lahirlah para sahabat pembela
Islam yang siap berkorban dengan jiwa dan raganya.
Tak dipungkiri banyak yang memilih jalan keislaman setelah
perenungan panjang misalnya seperti Umar bin Khattab yang membuat ia menjadi si
singa yang pemberani membela Islam hingga wafat. Perangainya yang dulu kasar
saat kafir kini berubah menjadi lebih cinta dengan Al Quran, menjadikan
keberaniannya digunakan dalam hal membela agama Allah agar tetap tegak di muka
bumi. Tak hanya Umar bin Kattab, tapi ada juga sahabat lainnya yang
bahu-membahu belajar memaknai ajaran yang Rasulullah sampaikan, menyebarkannnya
hingga meluas ke seluruh jazirah arab saat itu.
Rasulullah saw bersabda, “Pemimpin
orang-orang yang mati syahid adalah Hamzah dan orang yang menghadap penguasa
yang jahat, lalu dia memerintahkannya (berbuat adil) dan melarangnya (berbuat
buruk), tetapi dia (penguasa itu) membunuhnya.” (HR. Al Hakim)
Sikap berani yang diambil dari kata Ar-rajulah itu bisa
dimaknai lebih mendalam. Sikap berani tidak berdasarkan kesempurnaan tubuh,
kekuatan fisik, ataupun usia seseorang. Melainkan Allah melihat keberanian
seseorang berdasarkan kekuatan jiwa seseorang. Jiwa yang berani ditunjukkan
lewat menampilkan perkara yang mulia, menjauhkan diri dari hal yang hina. (hlm.
7)
Sesungguhnya ada banyak tugas bagi ummat Islam saat ini
untuk mencetak generasi yang tangguh dan berani mengemban amanah untuk selalu
berdakwah demi Islam yang makin berjaya. Karena itulah dibutuhkan orang yang
siap untuk mencetak generasi Rabbani yang makin dibutuhkan oleh zaman saat ini.
Semakin bergegas untuk berbenah, semakin baik karena fitnah akhir zaman membuat Islam tersudutkan
hingga ke ujung.
“Kuat lemahnya sebuah bangsa
diukur dari kemampuannya mencetak laki-laki pemberani.” (hlm. 7)
“Jika ditemukan tipe laki-laki
pemberani dalam sebuah bangsa, dia dapat menghidupkan bangsa dari kematian dan
membangunkan dari tidurnya. Keberadaannya sepadan denga seribu orang, bahkan
lebih.” (hlm. 9)
Kini semakin sulit untuk memperlihatkan kemuliaan Islam dengan
banyaknya muslim saat ini yang masih kurang menjaga izzah diri bahkan sikap
berani mati untuk membela Islam hanya tinggal sebuah wacana belaka. Lantas,
ketika Islam dituduh terrorist, menjadi dicaci di banyak tempat, apa yang bisa dilakukan
muslim saat ini?
Yuk, berbenah bersama. Kuasai 13 kriteria keberanian ini,
maka kamu akan menjadi seorang yang berani jiwa dan raga untuk membela agama
yang mulia ini.
1.
Mencintai Masjid
Sa’id bin al-Musayyab – seorang tabi'in- pernah berkata, “Aku
tidak pernah melewatkan shalat berjamaah selama empat puluh tahun.” Dia
menambahkan,”Aku tidak pernah tertinggal takbiratul ihram selama lima puluh
tahun karena itu aku tidak pernah melihat siapa yang ada di shaf (barisan)
paling akhir).” (hlm. 21)
Mencintai masjid akan menumbuhkan sikap berani karena jika
panggilan Allah saja didahulukan, maka panggilan lainnya seperti puasa, zakat,
haji, dll akan dengan mudah dilakukan karena paham bahwa esensi shalat adalah
bergegas ketika mendengar panggilan “Hayya ala falah( mari menuju kemenangan)”.
Kemenangan di dunia dan di akhirat telah dijanjikan bagi mereka yang menepati
janji pada Allah untuk memakmurkan masjid dengan bergegas menunaikan kewajiban lainnya pada Allah tepat waktu.
2.
Menyeru Ke Jalan
Allah
Allah swt berfirman,
“(yaitu) orang-orang yang
menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa
takut dkepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat
perhitungan.” (Al Ahzab ayat 39)
Jika seorang lelaki melihat orang lain dalam kegelapan, maka
dia wajib mengajak pada kebaikan dan mengarahkannya ke jalan yang lurus. Misalnya
saja mengatakan yang benar di depan penguasa yang zalim. (hlm. 26)
3.
Bersungguh-sungguh
dan tanggap
Maksudnya adalah bergegas mengerjakan perintah agama dalam
menjalankan aturan yang ditentukan oleh Al Qur’an. Bergegas dalam pelaksanaan,
misalnya pengharaman khamr, perubahan arah kiblat, perintah memakai hijab. Kuat
dan teguh hati, membiasakan diri dan tekun tanpa berkeluh kesah. Memanfaatkan
semua sarana prasarana yang ada untuk kemajuan Islam. Melawan segala bentuk
rintangan dan halangan (hlm. 49)
4.
Bersikap aktif dan
bertanggung jawab
Aktif yang dimaksud adalah responsif terhadap berbagai macam
kejadian yang terjadi di sekelilingnya, berusaha memberi pengaruh untuk kebaikan
bersama. Dia bertanggung jawab memakmurkan alam dengan mengatur dan
merencanakan setiap hal, memperbaiki dan tidak merusaknya. (hlm. 55)
Kiat menjadi orang yang aktif yaitu dengan memiliki
pengetahuan atau wawasan yang luas, percaya diri, dan berani mencoba dan
mengambil risiko. (hlm. 61) Contoh sikap aktif dan bertanggung jawab adalah
kisah burung hud-hud milik nabi Sulaiman. (hlm. 68) Hud-hud memilih
tanggungjawab itu dan membuat dirinya menjadi burung yang diingat sebagai
pembawa kabar baik.
5.
Bercita-cita yang
tinggi
Sarana yang dapat mempertinggi cita-cita antara lain ilmu,
dzikir, doa, bersahabat dengan orang yang bercita-cita tinggi, selalu mengingat
hari akhir, mempelajari kehidupan orang salaf
tabi’in maupun ahli ibadah, introspeksi, dan tidak cepat merasa puas diri.
(hlm. 83-85)
Hal inilah yang akan membuat kita ingin terus berbenah karena
tidak mau ketinggalan menjadi bagian dari dakwah Islam. Cita-cita tinggi perlu
dicanangkan sejak dini hingga menutup mata agar bisa mencapai firdaus
tertinggi. Tak ada waktu untuk beristirahat karena surgalah tempat kita
beristirahat nanti.
6.
Mulia dan terhormat
Ketika keimanan mengakar, ia akan menumbuhkan sesuatu yang
hebat. Keimanan itu membuat Bilal bin Rabah kekuatan untuk menentang tuannya,
Umayyah bin Khaif dan melawan Abu Jahal bin Hasyim. (hlm 107)
Keimanan yang mulia akan membuat orang taat untuk terus berbuat
kebaikan, menginginkan kebaikan untuk agamanya, menggantungkan kemuliaan pada
akhirat, bukan dunia. Seorang muslim wajib yakini bahwa kemuliaan yang terbaik
adalah milik Allah, selain itu berarti kecil. Sehingga tak muncul sikap
pengecut ketika kemuliaan diinjak oleh penguasa. Menjadi berani dengan membela
Islam adalah kemuliaan yang paling tinggi bagi umat Islam.
7.
Berani di atas kebenaran
Banyak contoh keberanian yang hadir di tengah para sahabat
Rasulullah. Mereka dipenuhi rasa takut
kepada Allah. Tidak ada ruang sedikit pun untuk rasa takut kepada selain-Nya.
Sebab, di atas tanah masih ada tanah.(hlm. 132)
“Umar bin Abdul Aziz pernah berkata, “Setiap hari yang aku
takutkan selain hari kiamat adalah jika Allah tidak menjagaku dari murka-Nya.”
8.
Berani
Imam Hasan al-Banna berkata, “Keberanian adalah kemampuan
mengelola risiko. Dan keberanian yang terbaik adalah memiliki daya tahan besar,
berterusterang dalam kebenaran, kemampuan menyimpan rahasia, mengakui
kesalahan, bersikap objektif terhadap diri sendiri, dan menahan nafsu di saat
marah.” (hlm. 155)
9.
Jihad dan
Pengorbanan
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin
diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka (At Taubah ayat 111)
10.
Teguh di atas
kebenaran
Teguh didalam berbagai masalah antara lain teguh saat menghadapi
tuduhan, menghadapi rayuan, kekejaman orang yang zalim, dan tegar melawan hawa
nafsu. Setiap kali seorang muslim mendekat kepada Allah, maka dia akan menjadi
orang yang paling banyak mendapat rahmat-Nya. (hlm. 196)
11. Sabar dalam membiasakan diri
12. Memenuhi janji dan jujur pada Allah
13.
Tidak mudah putus
asa dan pesimis
Nah
13 kriteria keberanian yang perlu dimiliki oleh muslim ini merupakan intisari buku
yang ditulis Na'im Yusuf ini. Saat ini kitalah yang perlu mengamalkannya agar
kita makin dekat dengan Allah. Membutuhkan waktu yang tak sedikit untuk mencetak
generasi terbaik di zaman ini, generasi yang bertumbuh di tengah derasnya
fitnah akhir zaman. Namun di situlah tantangan kita sekarang. Bergegas
melakukan hal-hal baik agar Allah berkenan dengan kebaikan yang kita lakukan untuk menjaga izzah Islam tetap tegak di muka bumi. Allah,
Rasulullah dan Al Quran tetap perlu kita bela. Seberapa berani kita membela Islam tergantung kualitas garda depan dakwah Islam yang siap berjibaku menjadi generasi terbaik kebanggaan Allah di akhirat nanti. Wallahua’lam
bisshowab.
Dengan membaca resensi ini..
BalasHapusMembuat orang tertarik utk membeli buku
Hanya orang yang spesial yang bisa memenuhi13 kriteria keberanian ini. Kayaknya saya harus berusaha bisa melakukannya, Insya Allah.
BalasHapusmakin penasaran dengan buku ini setelah baca banyak reviewnya
BalasHapuskebetulan banget lagi butuh bacaan jiwa nih, makasih resensinya, yaaa... :)
BalasHapusKomplit nih resensinya. Makasih sharingnya, Mbak ^^
BalasHapusMenarik ya mbak bukunya, kuu sering2 baca buku seperti ini biar ruhnya gak kering TFS :)
BalasHapusJudulnya aja udah menggetarkan hati.
BalasHapusReview yg menarik.
TFS mbak Ila.
insha Allah mau menanamkan ke13 kriteria tersebut ;)
BalasHapussaya belum berani membela seutuhnya agama sendiri. Padahal impiannya bertemu sahabat Rasulullah (dan Rasul tentunya) tapi lha iya kalau mereka mau ketemu ya -_-
BalasHapusTernyata banyak sekali ya macamnya keberanian itu. Tapi ya itu Mbak setan ada di mana-mana. Ada saja godaannha. Apalagi kalau pas down banget. Yang ada ngeluh dan pesimis :(
BalasHapus